Bab 4

Liam memberanikan diri pergi keruang kerja ayahnya itu artinya Alstar akan tau jika Liam bekerja di perusahaannya.

Dengan menarik nafas dalam-dalam, Liam memberanikan dirinya mengetuk pintu ruang Presdir yang tidak bisa sembarangan orang masuk dan saat itu Alstar sedang memanggil beberapa pejabat penting perusahaan.

Mendengar ketukan pintu, seorang orang yang ada di dalam menoleh ke arah pintu dan bertanya-tanya. Yuan segera membukakan pintu dan mendapati Liam tengah berdiri di ambang pintu dengan merunduk.

"Tuan." ucap Yuan pelan.

Anton yang melihat dan selalu was-was pada Liam, segera menghampiri dan mendorong tubuh Liam hingga Liam mundur beberapa langkah.

"Apa yang kamu lakukan di sini. Kamu hanya seorang petugas kemanan, tidak pantas menginjakkan kaki di ruang Presdir." ucap Anton dengan kasar.

"Rapat kita tunda. Silahkan kalian keluar semua dan kamu masuklah." Perintah Alstar membuat Anton terperangah namun tak bisa membantah.

Satu persatu mereka pun pergi dan akhirnya Anton juga pergi walaupun sempat memberi ancaman pada Liam.

Setelah di rasa semuanya keluar, yuan pun mempersilahkan Liam masuk. Segera saja Liam masuk, namun ia langsung bersimpuh di depan di depan Alstar.

"Tuan apa yang tuan lakukan." tegur Yuan yang terkejut dengan Liam.

"Apa yang kamu lakukan Liam bangun lah, aku tidak mau melihatmu bersimpuh seperti itu. Katakan apa yang kamu inginkan?" tutur Alstar.

Liam pun bangkit berdiri, "Aku kemari ingin memohon satu hal pada anda. Aku siap jika harus di pecat saat ini juga. Aku mohon tolong pekerjaan Mbak Sofi kembali dia tidak bersalah, aku yakin Mbak Sofi tidak melakukan penggelapan barang, dia di jebak. Jadi tolong berikan satu kali kesempatan untuk Mbak Sofi dan timnya agar bisa membuktikan kalau mereka memang tidak bersalah."

"Tuan muda, kenapa anda begitu kekeh membela mereka yang jelas-jelas terbukti bersalah dan pemecatan mereka itu salah satu bentuk hukuman yang pantas mereka terima," jawab Yuan, Alstar segera menghentikan Yuan untuk tidak bicara lagi.

"Apa jika aku memberikan kesempatan padanya, kamu mau pulang dan kembali bersama ayah?" tanya Alstar dengan tenang, dan lebih mementingkan putranya.

"Aku masih punya waktu satu bulan kan dan selama waktu itu belum habis izinkan aku melakukan sesuatu yang aku inginkan dan jika masih di izinkan dan tidak dipecat aku akan tetap bekerja di sini."

"Apa kamu akan tetap menjadi seorang Scurity seperti ini, yang selalu di rendahkan mereka. Tidak itu tidak boleh terjadi Liam, kamu adalah putraku satu-satunya jadi tidak ada yang boleh menghinamu. Pulanglah dan aku akan memberikan posisi yang tinggi di perusahaan jika kamu tidak mau tetap diam di rumah." bujuk Alstar yang masih berupaya untuk mendekati Liam yang terlanjur membenci dirinya. Namun Liam hanya menggelengkan kepalanya.

Alstar hanya bisa menghela nafas, karena lagi-lagi gagal membujuk.

"Baiklah, lakukan apa yang kamu suka untuk saat ini. Jika kamu masih ingin menjadi petugas keamanan silahkan lanjutkan dan ayah juga akan memberi kesempatan pada mereka. Apa sekarang kamu puas." jelas Alstar membuat Liam bisa bernafas lega, kerena Sofi tidak jadi di pecat.

Setelah berhasil membujuk Alstar, Liam pun segera meninggalkan ruang Presdir dengan lega.

"Tuan-"

"Jangan katakan apapun, aku tau apa yang akan kamu katakan. Biarkan dia melakukan apapun yang dia mau. Aku memang ayahnya, tapi aku tidak bisa menekannya. Dia masih mau mengakui aku sebagai ayah saja itu rasanya sudah sangat bahagia. Hanya butuh waktu saja untuk Liam, aku yakin suatu hari nanti dia akan paham jika aku sangat menyayanginya." ucap Alstar. Yuan hanya bisa mengangguk dengan keputusan Yuan.

"Cabut surat PHK yang di berikan kepada Sofi dan naikkan jabatannya. Dan satu hal lagi. Minta pak Bimo untuk menyelidiki kasus ini jangan sampai perusahaan mengalami kerugian dan masalah ini juga jangan sampai bocor ke publik." perintah Alstar.

"Baik pak, saya akan menyampaikan pada yang bersangkutan." Jawab Yuan dan segera pergi untuk menyampaikan laporan yang di perintahkan Alstar.

****

Setelah keluar dari ruangan Presdir, Anton sudah menunggu Liam di dalam lift. Saat Liam masuk tubuh Liam langsung di dorong ke dinding lift dan lagi-lagi kerah baju Liam di tariknya.

"Untuk apa kamu menemui Presdir. Apa kamu ingin menyerahkan bukti yang kamu miliki untuk memecat ku. Awas sampai tebakanku benar. Sampai ke ujung dunia aku akan terus mengusik mu." ancam Anton yang benar-benar membenci Liam, saat Liam tak sengaja memergoki tindakan curang Anton dan sekarang malah melimpahkan kesalahannya pada Sofi dan tim.

Leher Liam terasa tercekik saat Anton mencengkeram kerahnya begitu kuat. Liam berusaha untuk melepaskan diri dan ia pun meninju Anton hingga tersungkur.

"Sudah aku katakan kalau aku tidak akan bicara kepada siapapun. Aku rasa kejahatan bapak jauh lebih besar dari yang aku tau. Untuk saat ini saya masih diam. Tapi jangan salahkan kalau aku akan. mengatakan semuanya jika bapak terus mengusik. Ingat pak seberapa keras bapak menyembunyikan kesalahan bapak, suatu hari nanti pasti akan terkuak." tegas Liam dan kembali merapikan pakaiannya sebelum lift terbuka.

Saat lift terbuka beberapa karyawan tercengang melihat pak Anton yang merupakan manager pemasaran senang terduduk di lantai lift dan memegang pipinya. Sedangkan Liam langsung pergi begitu saja tanpa menoleh ke arah Anton yang seperti tikus masuk ke dalam got karena merasa malu di perhatikan oleh karyawan yang ingin menggunakan lift.

"Bapak tidak papa? " tegur salah satu karyawan.

Anton bergegas bangkit, "Apa kalian lihat-lihat. Minggir jangan halangi jalanku." bentak Anton yang terlanjur malu.

Mereka pun saling berbisik dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi antara pak Anton dan Liam.

Liam pun kembali duduk di lobby, sambil memperhatikan tamu yang keluar-masuk dari lobby. Sesekali Liam masih memikirkan aksinya yang tiba-tiba berani meninju Pak Anton. Padahal Liam adalah seorang pecundang, yang selalu takut saat di bawah ancaman, atau memilih lari setiap menghadapi masalah. Tapi kali ini seperti ada sebuah kekuatan yang masuk ke dalam tubuhnya hingga ia berani melawan bahkan di saat tertindas.

'Apa sebenarnya yang terjadi dalam diriku. Kenapa setelah aku mendapatkan sistem, sebuah perubahan besar terus menghampiri. Apakah ini salah satu keuntungan mendapatkan sistem.' gumam Liam di tengah pekerjaannya.

[Ting]

[ Sistem terpanggil]

Liam terkejut, di tengah keramaian kantor, sistem dalam dirinya tiba-tiba muncul, dan Liam pun bingung untuk menjawabnya, takut dibilang gila karena bicara sendiri.

Liam pun akhirnya memilih pergi ke toilet dan berlari secepat kilat, seperti sedang kebelet ingin buang air, bahkan ia pun tak menggubris saat yang lain menegurnya.

to be continued ☺️☺️☺️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!