Liam menghampiri pasangan suami istri yang tengah memunguti dagangannya dengan berlinang air mata.
"Kalian tidak papa?" tanya Liam seraya membantu mereka. Mereka pun menghampiri Liam dan berulang kali mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih nak, jika kamu tidak datang menolong kami, entahlah bagaimana nasib kami " ujar pria tua itu yang berusaha menahan air mata.
"Maaf kalau boleh tau siapa mereka dan kenapa sampai mereka mengusik kalian?" tanya Liam penasaran.
"Mereka preman bayaran yang di suruh menagih hutang kami yang belum bisa kami bayar. Bagaimana kami mau melunasinya nak, setiap bulan bunga hutang kami terus meningkat, kami berhutang lima juta untuk modal usah, kami tapi sekarang kami harus harus membayar bunga yang terus membengkak dan sekarang kamu harus membayar dua puluh juta, bagaimana kami bisa membayarnya nak, sedangkan usaha kami sekarang hancur." Pria itu terduduk meratapi nasibnya sekarang, sang istri pun menghampiri untuk menguatkan.
[Dua ratus lima puluh meter ada mesin ATM]
Mendapat petunjuk dari sistem, Liam pun bergegas pergi mencari mesin ATM untuk menarik uang tunai yang dia miliki.
Tak lama Liam kembali dengan Mambawa uang yang dia miliki.
"Pak, ini uang tabungan yang aku miliki. Semuanya ada tiga puluh juta. Gunakan uang ini untuk melunasi hutang bapak dan sisanya gunakan untuk modal usaha. Satu pesan saya pak. Setelah ini jangan lagi mencari pinjaman dengan rentenir." ucap lain lalu menyerahkan uang tabungan kepada pria tua itu dengan ikhlas.
"Terimakasih banyak nak, kebaikanmu tak akan pernah bapak lupakan. Siapa namamu nak? bapak janji akan mengingat pesan mu dan akan mengembalikan uang ini nantinya."
"Panggil saja Liam pak. Gunakan uang ini sebaik-baiknya. Tolong kalau ada akan yatim atau orang yang kelaparan, tolong bagikan sepiring nasi untuk menghilangkan rasa laparnya." Liam pun pergi dengan tersenyum. Hatinya benar-benar bahagia bisa menggunakan uang yang ia dapatkan dari sistem untuk menolong orang lain.
Dengan menggunakan motornya, Liam pun melanjutkan perjalanan untuk berkeliling, mencari hiburan sebelum esok kembali bekerja.
Ternyata dari kejauhan, apa yang dilakukan Liam diawasi Alstar dan juga Yuan. Mereka secara tidak sengaja melihat perkelahian Liam melawan para preman tersebut.
"Sepertinya putraku sebentar lagi akan siap menggantikan posisiku." ucap Alstar dengan bangga.
"Iya tuan, seperti selama meninggalkan rumah banyak pelajaran yang sudah dia dapat. Saya yakin tuan muda Liam bisa menjadi lebih dewasa."Saut Yuan.
Setelah Liam pergi, mereka pun pergi, namun tidak membuntuti Liam, karena jalur yang mereka lewati berbeda.
****
Saat sedang menikmati es kelapa di pinggir jalan, ponsel Liam bergetar dan itu panggilan dari Alstar. Dengan malasnya Liam pun mengangkatnya.
"Iya ada apa?" tanya Liam dengan kaku.
"..."
"Baiklah aku akan segera kesana." jawab singkat Liam, dan langsung mematikannya. Dengan menarik nafas berat. Liam pun bergegas bangkit berdiri untuk membayar minumannya dan segera menemui ayahnya yang sudah menunggu.
Saat hendak menuju motor yang terparkir di seberang jalan. Tanpa sengaja Liam bertabrakan dengan seorang wanita paruh baya.
"Maaf, maaf Bu, saya tidak sengaja." Dengan segera Liam membantu ibu tersebut mengumpulkan buah-buahan yang berhamburan akibat kantong plastik yang dibawa wanita itu terjatuh.
"Iya gak papa nak, ibu tadi juga buru-buru sampai tidak melihat ada kamu," jawab wanita itu sambil terus menunggu buah-buahan tersebut.
Liam yang hendak memberikan buah tersebut, tangannya terhenti saat mendapati wanita yang ia tabrak wajahnya sangat mirip dengan yang ia liat dalam dimensi lain, yang tengah memperhatikan ayahnya.
'Wanita ini, kenapa dia sangat mirip-' gumam Liam, namun lamunannya segera buyar saat wanita itu meminta buah yang ada di tangannya.
"Nak, bisakah kau berikan buahnya." tegurnya.
"Oh, iya. Maaf. Ini Bu buahnya. Sekali lagi saya minta maaf."
"Iya gak papa," jawaban seraya berlalu meninggalkan Liam.
Liam menoleh ke belakang untuk memasukkan wanita itu, namun sayangnya dia sudah menghilang.
Liam pun segera melanjutkan langkahnya menghampiri motor miliknya dan segera pergi ke rumah Alstar yang sudah menunggu dirinya.
Sesampainya di gerbang mansion, Liam pun sudah di sambut penjaga dan segera saja Liam memarkirkan motornya di halaman rumah.
"Selamat malam tuan muda Liam, Ayah tuan sudah menunggu." Sapa Yuan dan segera mengantarkan Liam menemui ayahnya yang sudah menunggu di meja makan.
"Akhirnya kamu menepati janji. Duduklah ayah sudah minta pelayanan untuk memasakan makanan kesukaanmu." Alstar pun mengajak Liam makan malam berdua. Liam tak menolak, ia menepati janjinya jika ia tak akan menolak saat ayahnya meminta dirinya datang.
Dengan lahap, Liam menikmati makan malam, yang kebetulan dia sedang kelaparan karena belum makan. Alstar sesekali melirik putranya yang makan dengan lahap, ia hanya tersenyum senang melihat anaknya sudah tidak memberontak atau menjauhi dirinya lagi.
"Liam, ayah meminta kamu pulang, karena ayah ingin kamu tahu satu hal, jika ayah sudah menyiapkan posisi yang akan kamu jabat di perusahaan setelah kamu kembali, dan ayah juga akan mengenalkan kamu dengan anak teman ayah. Ayah tidak menjodohkan ayah hanya ingin mengenalkan jika kamu tidak suka kamu tinggal bilang saja, ayah akan menolaknya. Asal kamu tau Liam, kamu saat ini adalah aset berharga ayah, semua keputusanmu akan mempengaruhi segalanya. " Jelas Alstar.
"Aku tidak mau terikat."
"Tapi kamu sudah janji dengan ayah. Itu artinya kamu tidak bisa menolak lagi. Ayah beri waktu kamu satu Minggu untuk mengajukan surat pengunduran diri." Titah Alstar dengan tegas.
To Be Continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments