Bab 15

Liam pun akhirnya bisa bernafas lega saat Jessica mengatakan iya kepada papanya dan itu artinya misi Liam kali ini berhasil.

Tak hanya itu, setiap kata yang keluar dari mulut Liam seorang membius siapapun untuk mengatakan iya, Termasuk Rudi.

Setelah memastikan Jessica diterima kembali oleh keluarganya, Liam pun segera pamit pulang dan berjanji akan berkunjung kembali.

Liam pulang dengan menggunakan taksi yang ternyata masih menunggunya.

"Mau kemana lagi tuan?" tanya sopir taksi tersebut.

"Pulang pak. Oya kenapa bapak masih menunggu saya? Dan berapa ongkos yang harus saya bayar pak?" tanya Liam yang berfikir bayaran taksinya pasti mahal.

"Apa bapak lupa? bapak sudah membayar ongkosnya di awal, dan menyewa taksi ini sampai bapak pulang." jelas Sopir membuat Liam hanya bisa melongo, karena tak merasa melakukannya.

Liam pun meminta di antarkan pulang, karena sudah sangat lelah.

"Astaga, dalam sehari aku sudah punya pacar, dan kenapa mulutku ini tidak bisa di ajak kompromi, main nyeplos aja kalau bicara, kalau kaya gini terus bisa-bisa banyak dikejar-kejar cewek." Gumam Liam.

Liam pun sampai di rumah, dan taksi yang ditumpanginya pun segera pergi.

Sesampainya di rumah Liam pun masih harus berhadapan dengan ayahnya atas yah yang sudah ia lakukan di kantor.

"Liam, darimana saja kamu? dan kenapa kamu membuat ulah di kantor, dengan memukuli pak Anton?" Tanya Al mencecar putranya.

Liam hanya menggaruk kepalanya, Tak tau harus menjawab apa.

"Lain kali jangan di ulangi, Jaga wibawa mu dan jangan bersikap kekanak- Kanakan. Dan satu lagi. Ayah sudah siapkan kamu asisten pribadi yang akan membantumu dan ayah juga sudah siapkan sekertaris baru untukmu." Jelas Alstar. Liam pun hanya mengangguk tak melakukan Penolakan apapun.

"Aku ingin istirahat dulu. Jika ada yang ingin dibicarakan, bisa kita bicarakan besok kan?"

"Istirahatlah, kita lanjutkan besok saja."

Liam pun segera kembali ke kamar dan segera mengempiskan tubuhnya di kasur yang empuk miliknya.

"Sistem Oci, apa kamu bisa mendengar ku bicara?" panggil Liam.

[Ting]

[ Oci selalu ada. Ada apa Liam memanggil?]

"Kenapa kamu membawaku, pada Jessica yang jelas-jelas tidak aku kenal, dan kenapa misi mu berhubungan dengannya? Apa kah kamu sengaja ingin menjodohkan aku dengannya? Aku tidak mau Oci, Aku tidak suka dengan Jessica tapi kenapa mulutku ini tidak bisa aku kendalikan untuk tidak mengatakan sesuai perintah mu." Protes Liam.

[ Oci Adalah sistem yang terlahir dari permintaan Liam. Apakah Liam ingat dimana Liam berteriak ingin Mendapatkan sesuatu yang bisa menuntun takdir Liam. Dan sekarang Oci menyatu dalam diri Liam untuk mewujudkan jalan takdir hidup Liam. Sistem akan mewujudkan semua yang Liam inginkan. Bertemu ibu, dikelilingi wanita cantik, di hormati, dan ingin kaya. Liam juga ingin punya villa juga kan. Sistem akan mengabulkan semuanya dengan takdir yang sudah Liam inginkan, tapi semuanya tidaklah gratis. Liam harus menyelesaikan semua misi yang diberikan dan misi harus selesai jika tidak maka Liam akan merasakan hukumannya.]

[Hologram di aktifkan, memperbaharui status.]

Sebuah layar hologram muncul di depan Liam.

Nama : Liam Casper

Usia : 19 tahun 11 bulan.

Level : 5

Skill Yang dimiliki : keahlian bela diri, Pesona, kepintaran.

Poin :780.999. 654 poin.

Status misi : selesai

Toko : Terbuka. Silahkan tukarkan poin yang dengan amplop. Waktu berbatas.]

[ Silahkan Liam menukarkan poinnya dan pilih amplop yang di inginkan Liam. Cukup sentuh hologramnya dan Liam akan mendapatkan kannya.]

Liam lagi-lagi di buat bengong, dia mulai ragu-ragu, jika amplop yang di ambilnya akan memperlihatkan masa lalunya yang sudah ingin ia hentikan. Sudah cukup tau tantang ibunya yang membuangnya, Liam tak ingin lagi mengetahuinya lebih dalam yang membuatnya lebih sakit.

Namun Liam juga penasaran dengan amplop yang berwarna merah itu. Liam pun akhirnya memutuskan untuk menukar poinnya dengan amplop tersebut.

Liam menekan tombol pertukaran yang ada di hologram tersebut dan ia segera mundur beberapa langkah takut kejadian -kejadian seperti sebelumnya terulang lagi dan dia terlempar ke masa lalu, bahkan Liam sampai memejamkan matanya karena belum siap.

[ Pertukaran Amplop telah selesai.]

Liam menaikan alisnya sebelah, lalu membuka matanya. Ia pun segera mengedarkan pandangannya saat tak mendapati tanda-tanda pindah dimensi.

Ternyata Liam memang tak berpindah, dan amplop yang di tukarkan nya berubah menjadi undangan yang tergeletak di atas kasur.

"Apa ini? Kenapa ada undangan? Lalu bagaimana dengan amplop yang aku tukarkan tadi?" Liam masih kebingungan sambil membolak-balikkan undangan tersebut.

Tiba-tiba Liam di kejutkan dengan Ayahnya yang masuk tanpa mengetuk.

"Liam! darimana kamu dapat undangan ini? Ayah baru saja mau bilang sesuatu. Tapi nyatanya kamu sudah dapat."

"Maksud ayah? aku juga gak tau darimana aku dapat undangan ini." Jawab Liam bingung.

"Besok datanglah dan bawa undang itu, jika kamu ingin tau sesuatu." jelas Alstar.

"Bagaimana aku bisa datang ayah, aku saja tidak tau ini undangan dari siapa?"

"Itu undangan dari ibunya, yang akan menikahkan putrinya. Saudara tiri mu." Jelas Alstar lalu segera pergi.

"Ibu. Saudara? apa ini semuanya."

Belum mendapatkan jawaban, ponsel Liam pun berdering dan membuat mata Liam terbelalak melihat nama Jessica ada di ponselnya. Liam tak pernah merasa menyimpan nomor wanita yang mendadak jadi pacarnya itu di ponselnya.

📱

"Apa kamu sudah sampai rumah?" tanya Jessica langsung.

"Sudah dan ini mau istirahat. Ada apa menghubungiku dan darimana kamu tau nomorku?"

" Maaf kalau mengganggu. Apa kamu sudah lupa? Kau sendiri yang menyimpan nomormu di ponselku." jelas Jessica membuat Liam hanya bisa menaikkan alisnya sebelah dan tak yakin.

"Aku cuma mau bilang. Papa memintamu untuk menemani aku menghadiri pesta pernikahan anak teman papa. Aku mohon jangan di tolak. Aku tau kamu pasti gak suka dengan kebohongan ini. Tapi itu semua sudah keputusan yang kamu buat untuk menyelamatkan aku. Jadi bagaimana, apa kamu setuju? kalau iya besok jemput aku. "

"Iya baiklah. Dan kebetulan aku juga mendapatkan undangan VIP darinya. Aku kan menjemputmu setelah selesai kerja."

"Baiklah kalau begitu, aku tutup telponnya, cepatlah istirahat. Maaf kalau aku mengganggu." Jessica pun segera mematikan ponselnya dan Liam menatap layar pipih tersebut sambil menggelengkan kepalanya

To be continued ☺️☺️☺️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!