Berhari-hari Liam berusaha mencari pekerjaan, namun tak satu lamaran pun yang di terima. Liam lagi-lagi hampir putus asa, tak tau lagi kemana harus mencari pekerjaan untuk menyambung hidup.
"Kamu kenapa Liam? melamun sendirian di situ?" tanya Sofi yang baru keluar dari kostnya dan mendapati Liam sedang duduk di teras.
"Eh, mbak Sofi. Enggak papa mbak, lagi bingung nyari kerjaan." Jawab Liam sambil membenarkan posisi duduknya.
"Emang belum dapat kerjaan? tanya Sofi lagi dan berjalan menghampiri Liam. Sofi pun duduk di sebelah Liam.
"Belum mbak, ternyata nyari pekerjaan itu susah, Apalagi cuma lulusan SMA."
"Ya, sekarang ini banyak perusahaan yang hanya menerima Lulusan sarjana, tapi yang sarjana saja masih banyak yang nganggur. Oiya. Aku hampir lupa. Di perusahaan tempat aku bekerja sedang butuh pegawai keamanan. Kalau kamu mau, aku bisa bantu kamu masuk disana."
"Yang benar mbak. Kerja apa saja gak Masalah mbak yang penting aku bisa bekerja." Jawab Liam dengan girang.
"Kalau begitu, siapkan berkas lamaran kerjanya, besok pagi biar aku bawa sekalian berangkat. Nanti kalau sudah di terima aku pasti kabari."
"Terimakasih banyak mbak sudah mau membantuku, aku janji nanti kalau di terima bekerja di sana. Aku bakal traktir Mbak Sofi."
"Ada yang ngomongin traktiran nie." Saut Alia ikut nimbrung.
"Eh mbak Alia. Iya aku janji sama mbak Sofi mau traktir, kalau nanti keterima kerja di perusahaannya mbak Sofi bekerja." Jelas Liam yang di hampiri dua wanita yang usianya terpaut beberapa tahun dengannya.
"Oohhh. Oya aku tadi aku keluar mau tanya sama kamu. Besok kamu pergi kemana?" tanya Alia pada Liam.
"Aku gak kemana-mana kok mbak. Kenapa emangnya?"
"Tolong besok jemput 'kan Aris di sekolah, mbak Ada acara besok jadi gak sempat jemput." pinta Alia.
"Oh, ia mbak. Biar besok saya jemput." Setelah mendapatkan jawaban Liam, Alia pun segera kembali masuk. Begitu juga dengan Sofi, juga segera kembali kedalam rumah kost.
****
Keesokan harinya, Liam menunggu Aris di luar gerbang sekolah. Saat sedang sendirian memperhatikan orang-orang yang lalu-lalang.
[Ting]
[Misi Di aktifkan]
[Misi level 3. Berhasil + 300.000 poin akan ditambahkan, jika gagal pengurangan poin -500.000. Poin yang dimiliki saat ini adalah +500.000.]
[Misi, Menolong orang yang sedang membutuhkan uang, dan berikan nominal yang dimiliki yang paling besar]
[Penjelasan Selesai]
"Apa, Siapa yang harus aku tolong? Dan aku hanya punya uang lima puluh ribu yang tersisa dan itu akan aku gunakan untuk bayar angkot"Jawab Liam
[Ini adalah Misi, Jika Liam gagal, poin yang Liam miliki akan di kurangi.]
"Astaga, ya baiklah. Aku masih bisa jalan kaki nanti, dan Aris masih bisa aku gendong dan sekarang masalahnya siapa yang butuh bantuan?" Ucap Liam seorang diri. Beberapa orang yang memperhatikan Liam nampak heran dengan Liam.
[Ting.]
[Tuan punya mata, punya telinga, punya Otak dan juga punya kaki. Gunakan untuk mencarinya, jika Oci yang memberitahu itu bukan misi namanya tuan Liam. Ha...Ha...]
"Yah, malah di kacangin. Kalau aku bisa mengeluarkan kamu dari pikiranku, Sudah aku tarik paksa kamu." Ucap Liam kesal
[Ting]
[Sistem Oci tidak mudah disingkirkan dari pikiran. Yang perlu di singkirkan dari otak tuan itu rasa benci dan kebiasaan ingin bunuh diri
Ha... ha...]
"Apa? Kamu menasehati atau menyindir. Dasar sistem sensitif."
"Om Liam..." Panggil Aris yang baru keluar dari sekolah dan berlari menghampiri.
"Halo Aris, hari ini om yang jemput, atas perintah mama kamu."
"Iya Om. Mama sudah bilang tadi pagi. Ayo om kita pulang." Ajak Aris. Namun Liam masih teringat dengan misi yang belum ia selesaikan.
"Aris mau gak, kalau kita pulangnya jalan kaki. Om mau jalan kaki, sambil lihat-lihat mobil-mobil yang lewat." Ajak Liam.
"Tapi Om, kan jauh kalau harus jalan kaki. Aris nanti capek."
"Biar Om yang gendong Aris tapi syaratnya Aris sambil bernyanyi." Ajak Liam dan Aris pun menyetujuinya.
Liam akhirnya harus menggendong Aris yang memiliki berat badan berlebih, sambil mencari-cari orang yang membutuhkan pertolongan darinya.
Setelah berjalan cukup lama, Aris tiba-tiba menunjuk ke arah penjual balon.
"Om, aku mau balon." pinta Liam, membuat Liam semakin bingung. Jika Liam belikan balon uang akan berkurang dan misi gagal, tapi jika tidak di belikan, Artinya Liam mengingkari janji dengan Alia mamanya Aris.
Dengan terpaksa Liam pun membawa Aris ke penjual balon untuk membeli balon.
"Berapa pak balonnya?" tanya Liam sambil memilih salah satu balon untuk Aris.
"Sepuluh ribu nak." Jawabnya. Sekilas Liam memperhatikan pria tua tersebut jarang sekali berkedip dan Liam pun mencoba memastikan jika tebakannya salah.
Liam memberikan uangnya namun pria tua itu tidak merespon.
"Maaf pak, apa bapak tidak bisa lihat?" tanya Liam yang penasaran, namun pria itu hanya terkekeh.
"Iya nak. Bapak buta."
"Kalau bapak gak bisa lihat, bagaimana bapak bisa berjualan? nanti kalau di tipu pembeli bagaimana?"
Pria tua itu kembali terkekeh, " Itu artinya belum rezeki bapak. Walaupun bapak gak bisa lihat dan sering di tipu pembeli, bapak gak merasa rugi, karena nanti pasti akan ada gantinya yang jauh lebih besar dari yang hilang." Jawab pria tua itu membuat Liam sadar. Jika apa yang dia takutkan selama ini malah membuatnya semakin tercekik dengan masalah, Mungkin dengan memilih ikhlas dan menjalaninya, akan ada kehidupan yang lebih indah di kemudian hari.
Liam pun memberikan uang yang ada dia miliki satu-satunya itu kepada bapak tua itu.
"Ini pak."
"Kembali berapa nak?"
"Gak pak. Itu uangnya pas." Liam pun pergi meninggalkan Pria tua itu dengan tersenyum, begitu juga dengan Aris yang mendapatkan satu balon untuknya.
Liam pun melanjutkan perjalanan hingga sampai ke kost dengan Aris yang tertidur di punggungnya dan segera mengembalikannya kepada mamanya.
"Terimakasih Liam, sudah mau mbak repotkan."
"Sama-sama mbak. Maaf pulangnya agak lambat, soalnya tadi jalan kaki"
"Apa, jalan kaki? Ya ampun Liam. Mbak minta maaf banget ya gara-gara aku sampai kamu rela jalan kaki dan mengendong aris yang berat ini."
"Gak papa mbak, kalau gitu aku ke dalam Dulu ya mbak mau istirahat."
Liam pun masuk kedalam rumah.
[Ting]
[Misi selesai. Host mendapatkan tambahan poin +300.000. Host berhasil belajar ikhlas, tambahan poin +
300.000, Bersikap rendah diri di depan orang lain tambahan poin +300.000. Total +900.000 poin akan di akumulasi dan sekarang poin yang dimiliki host + 1400.000. Masih membutuhkan +8.600.000 poin lagi.]
[Ting]
[Hadiah tambahan di kirimkan, silahkan di cek.]
Tak lama ponsel Liam pun mendapatkan notifikasi pesan dari bank ABC saldo bertambah lima juta.
Liam mengucek matanya berkali-kali, dan berulang kali membaca dan isinya tetap sama jika dirinya mendapatkan tambahan saldo lima juta.
To Be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Dikaa
Sistemnya lawak
2022-12-15
0
Royhan Yadi
harunya 1.400.000 poin
2022-12-14
1
Royhan Yadi
thor nolnya kurang satu
2022-12-14
0