Bab 16

Keesokan paginya saat Liam sarapan sebelum pergi ke kantor. Yuan datang membawa seorang pria yang akan menjadi asisten pribadinya Liam.

"Tuan muda, Asisten baru anda sudah datang." ucap Yuan..

Seketika Liam tersedak saat melihat pria yang bersama Liam adalah orang yang Liam kenal.

Arga pria yang selalu merundung dirinya, bahkan beberapa kali Liam menerima bogem mentah darinya. Entah kenapa seolah keinginan Liam saat itu terwujud. Liam pernah bersumpah akan membuat Arga berlutut di kakinya dan kali ini keinginan benar-benar menjadi nyata.

"Liam, dia Arga. Orang tuanya meminta tolong kepada papa untuk memberi pekerjaan untuk nya dan kebetulan kamu butuh asisten, makanya papa jadikan dia asisten kamu." jelas Alstar.

"Bukankah dia orang kaya? kenapa dia harus memberi pekerjaan padanya. Apa lagi dia orang yang terlalu sombong?" tanya Liam yang masih kesal dengan Arga.

"Tuan, saya benar-benar minta maaf atas perbuatan saya di masa lalu, tolong terima saya bekerja, saya akan menjadi bawahan yang setiap." ucap Agra memohon lalu bersimpuh di kaki Liam, sama seperti keinginannya saat itu.

"Aku hanya memberimu satu kali kesempatan, jika kamu menyia-nyiakan kesempatan yang aku berikan, maka sampai kapan pun tidak ada kesempatan selanjutnya. Ingat Arga, roda pasti berputar. Dulu kamu berada di atas dan menindas ku dan sekarang aku yang berada di atas, tapi aku tidak akan membalas perbuatan yang sama denganmu." ucap Liam dengan tegas dan Arga hanya bisa menunduk.

Liam pun melemparkan kunci mobil ke pada Arga untuk membawanya pergi ke kantor.

Alstar dan Yuan terkejut dengan perubahan Liam yang terlalu singkat.

"Tuan, apa tuan merasakan perubahan tuan muda Liam? Baru kali ini aku melihat tuan muda Liam bersikap tegas. Padahal dulu saat aku mengurusnya, tuan muda seperti seorang anak laki-laki yang tidak punya tujuan hidup, penakut dan suka memberontak. Tapi kali ini saya melihat jiwa pemimpin dalam dirinya melebihi usianya saat ini," ucap Yuan pada Alstar.

"Aku juga merasakan hal yang sama. Sepertinya dia sudah belajar selama tinggal di luar, dan tau kalau menjadi laki-laki lemah itu hanya akan membuatnya menderita." Alstar pun hanya bisa tersenyum dalam hati, melihat putranya sudah mulai bisa berfikir dewasa.

****

Di perjalanan, Arga begitu tegang, tak berani menatap Liam yang hanya bermain ponsel di kursi belakang.

"Jangan terlalu tegang, aku tak akan membalas perbuatan mu dan aku juga tidak akan memakan mu. Aku sekarang malah kasihan padamu, Dulu kamu sombong dan pria paling aku benci karena kamu sangat jahat dan sekarang, ya kamu bisa menilai dirimu sendiri."

"Maafkan aku tuan, aku benar-benar menyesal atas perbuatan ku yang dulu. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

"Ya iya lah kamu gak akan mengulanginya lagi, secara sekarang kamu sekarang sudah tidak bisa bertindak belagu seperti dulu," Saut Liam dengan kesal, setiap ingat perbuatan Arga.

Sesampainya di kantor Liam pun melakukan kegiatan kantor seperti biasa, Di bantu Arga dan satu sekertaris baru membuat pekerjaan Liam sedikit terbantu.

"Arga tolong, belikan aku makan siang di kantin. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku."Perintah Liam sambil mengeluarkan uang selembar seratus ribu."

"Oya, jangan lupa minumannya." imbuh Liam.

"Bos kok makanannya beli di kantin." Sindir Arga. Membuat Liam langsung menatapnya tajam.

"Bos itu hanya jabatan, memangnya salah bos memakan makanan kantin dan gak ada aturan perusahaan melarang bos makan di kantin. Cepat pergi dan belikan apa yang aku mau. Bikin kesal saja." titah Liam lalu kembali duduk dan fokus bekerja.

Setelah Arga pergi, Liam pun menghembuskan nafas lega, akhirnya bisa melewati misi.

"Oci apa aku sudah berhasil melakukannya?" gumam Liam.

[Misi berhasil, Liam memang sangat pintar beradaptasi, tidak hanya tampan Liam juga cerdas.]

[Selamat penambahan poin sudah selesai, hadiah tambahan juga sudah di kirim. Liam telah melewati level lima dah sebentar lagi sistem akan di upgrade dalam dua puluh empat jam, Oci harap Liam siapkan diri. Mungkin akan sedikit menyakitkan, tepi setelah sistem Misi dan hadiah akan berkembang dua kali lipat dan itu artinya misi semakin sulit dan hadiah pun berlipat, tapi perlu di ingat Liam Tidak hanya misi, dan hadiah tapi hukuman juga akan meningkat. Bersiaplah Liam, jika gagal hukuman menanti.]

"Kenapa aku merasa sangat mengerikan, jika aku bisa memutus hubungan ini, ingin sekali aki memutuskannya."

Setelah berbicara asal tiba-tiba kepala Liam terasa sangat sakit dan sampai mengeluarkan darah dari hidung, membuat Liam meringis kesakitan.

"Aaarrgggghhhh, sakit sekali kepalaku, kenapa ini?"

[ Ini adalah hukuman, karena Liam berniat memutuskan hubungan dengan sistem. Ingat Liam, sistem tau semua kata hati Liam. Rasa sakit di kepala Liam akan sembuh jika Liam berjanji tidak akan memiliki niat untuk memutuskan hubungan. Dan perlu Liam ingat tanpa bantuan dari sistem, nyawa Liam sudah lenyap dari dulu.]

"Baiklah, aku janji tidak akan pernah berniat untuk melakukan itu. Tolong, ini terlalu sakit, dan bisa membuat kepalaku pecah." Ucap Liam sekuat tenaga sambil menahan rasa sakit dan tergeletak di lantai.

"Pak Liam! Apa yang terjadi pak?" Ucap Andin yang tiba-tiba muncul ke ruangan Liam. Ia pun segera membantu Liam untuk duduk dan segera mengambilkan tissue untuk membersikan darah yang mengalir dari hidungnya.

"Terimakasih Andin, datang tepat waktu dan membantuku." ucap Liam seraya membersihkan hidungnya sang menyumbatnya dengan tissue.

"Bapak gak papa? Bapak gak sedang sakit serius kan?" tanya Andin yang benar-benar kuatir dan terlihat jelas dari wajahnya.

"Aku gak papa, Aku memang sering suka seperti ini. Oya ada apa kamu datang keruangan ku?"

"Andin, apa kamu dengar?" tanya Liam lagi, menyadarkan Andin dari lamunannya.

"I-iya pak, maaf hampir lupa. Saya cuma mengantarkan hasil rekap dari gudang. dan semuanya sudah sesuai tinggal bapak periksa ulang dan tandatangani." Andin pun menyerahkan map yang ia bawa kepada Liam.

"Baiklah nanti aku periksa ulang. Sekarang keluarlah aku ingin istirahat dulu." usir Liam.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu." Andin pun segera meninggalkan ruangan Liam. saat sudah berada di luar Andin pun berhenti melangkah, ia memikirkan apa yang terjadi pada Liam,

'Sepertinya pak Liam mempunyai penyakit yang serius, dan sepertinya aku tau itu gejala penyakit apa. Sepertinya aku harus memberikan perhatian lebih, biar pak Liam bisa melihat keberadaan ku dan bisa memberiku tempat di hatinya. Ah kan tidak salah jika aku berharap bisa di cintai pak Liam, dia juga pria tampan dan mapan.' gumam Andin sebelum berlalu sambil tersenyum sendiri.

...To Be Continued ☺️☺️☺️...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!