Sebelum mengambil keputusan untuk menerima tawaran ayahnya. Liam pun ingin melihat masa lalu ibunya kenapa meninggalkan dirinya di saat masih balita, apakah memang benar jika sang ibu tidak menginginkan kehadirannya.
"Tukar" ucap Liam menukarkan poin yang ia miliki dengan amplop yang ada di dalam toko pertukaran.
[ Pemilik melakukan pertukaran, Amplop tabir masa lalu akan terbuka dalam waktu 9, 8, 7,... 3,2, 1]
Tiba-tiba cahaya putih yang menyilaukan memenuhi ruangan kamar. Liam pun berusaha melindungi matanya dengan tangan dan memejamkan mata, namun saat ia rasa cahaya itu menghilang, Liam segera membuka mata dan mendapati dirinya berada di bangsal rumah sakit dimana di depan matanya sepasang suami istri tengah bertengkar.
"Apa ini ? Aku ada dimana?" gumam Liam dalam. kebingungan namun segera memastikan jika pria yang tengah bertengkar itu adalah ayahnya dan wanita yang tengah berbaring di brankar Liam yang adalah ibunya. Karena Liam tak pernah melihat ibunya sebelumnya.
"Apa kah dia ibuku? Itu artinya wanita yang aku lihat sebelumnya adalah ibuku, dan wanita yang aku tabrak waktu itu dia adalah-" gumam Liam menerka.
💮 Percakapan antara Alstar dan Amanda 💮
"Bawa pergi bayi itu, aku tidak ingin merawatnya. Aku sudah melahirkan dia, dan sekarang urus surat perceraian kita. Aku tidak ingin hidup melarat denganmu. Kau sama sekali tidak bisa memenuhi semua kebutuhanku sesuai janjiku. Biarkan aku pergi aku akan kembali memulai karirku di kota agar aku bisa hidup lebih layak lagi dari sekarang ini." Ucap Amanda seraya memalingkan wajahnya.
"Amanda, tidak kamu kasihan dengan anak yang baru kamu lahirkan, dia masih membutuhkan kamu. Jika kamu ingin kehidupan yang layak aku masih bisa berjuang. Rawat anak kita biarkan aku saja yang merantau mencari uang untuk biaya hidup kamu dan Liam." Bujuk Al,
"Jangan pernah membujukku lagi mas, Keputusanku sudah bulat. Lebih baik bawa pergi bayi itu. Jika kamu mampu berikan dia sufor jika tidak berikan saja pada orang lain atau tinggalkan di panti asuhan, yang penting aku sudah melahirkan anak yang seharusnya tidak lahir dari rahimku." tolaknya.
"Baiklah jika itu adalah keputusanmu, jangan pernah menyesal jika kamu tak akan pernah bertemu dengannya sekaligus seribu kali kamu memohon, tak akan pernah kamu bisa melihatnya lagi. "Dengan rasa marah, Alstar pun mengangkat Liam kecil dari box ranjang dan membawanya pergi tanpa menoleh lagi."
Saat Alstar pergi, Liam masih memperhatikan Amanda yang terisak-isak dalam tangisnya. Mengiringi keputusannya untuk membuang Liam.
Liam melangkah menghampiri Amanda, walaupun Liam hanya bisa mendekati tapi tak bisa menyentuhnya.
"Ternyata apa yang dikatakan kakek benar, jika kamu tak pernah menginginkan kelahiran ku, bahkan kamu tega membuang ku tanpa penyesalan. Jika sejak dulu aku percaya pada kakek mungkin aku tak akan membenci ayah sebegitu dalam, tapi bagaimana aku bisa memaafkannya, Rasa benci itu telah mendarah daging dalam hidupku dan kamu Apakah masih pantas, mendapatkan gelar ibu? Jangankan menyayangi menoleh untuk melihatku pun kamu tak mau. Hatimu sangat jahat, sikapmu lebih dari bintang. Setelah ini aku tak akan pernah mencari atau menyebutmu ibu." Liam pun melampiaskan
kemarahannya di depan ibunya yang masih terisak dalam tangisnya.
Tiba-tiba seperti ada dorongan yang membuat Liam terpental hingga membuatnya berpindah ketempat yang tak asing bagi Liam.
Terdengar suara tangisan anak yang memohon bela kasih. Liam segera mencari sumber suara tersebut.
"Hentikan." teriak Liam. Namun sekuat apapun Liam teriak , Ta akan ada yang bisa melihat Liam.
💮💮 Amarah Bromo pada Liam 💮💮
"Ampun kek, Ampun sakit." Pekik Liam memohon saat berulang kali kakinya di pukul dengan menggunakan rotan.
"Anak pembawa sial. Kamu itu sudah tidak di inginkan orang tuamu. Kenapa masih saja membuat masalah, kalau kalau saja kakek tidak kasihan padamu. Kamu sudah kakek buang ke hutan. Jangan lah membuat kakek sengsara lagi Liam. Kakek capek mendidik kamu yang tidak paham-paham. Asal kamu tau, hidup ini keras jika kamu tidak beradaptasi dan terus mengembangkan sikap pecundang mu, itu artinya kamu akan siap tersisih, lebih baik kamu bunuh diri saja daripada kakek capek-capek membesarkan kamu tapi hanya bisa jadi pecundang." Ucap Bromo, yang sudah lelah menasehati Liam.
Liam yang berusia sepuluh tahun itu pun hanya bisa menangis seunggukan. Pulang ingin mengadu malah di tambah amukan yang membuat Liam merasa hidupnya tidak adil baginya.
Liam yang menyaksikan ulang kejadian masa kecilnya, dan merasa menyesal tidak mendengarkan kata-kata kakeknya yang semuanya itu benar. Walaupun mulutnya sangat jahat, tapi Liam baru sadar kalau kakeknya sebenarnya sayang padanya.
"Kamu benar kek, aku hanyalah pecundang yang tak berani melawan walaupun benar. Aku memang lemah, tak berani membalas walaupun ada kesempatan. Tapi setelah ini aku akan merubah semuanya, akan aku buktikan kalau aku bisa bangkit untuk tidak menjadi seorang pecundang yang ditertawakan dan ditindas.
Setelah tabir masa lalunya terbuka, Liam pun kembali sadar saat ketukan pintu mengusik pendengarannya.
"Tuan muda sudah waktunya, tuan bangun dan bersiap. Hari ini ayah tuan muda akan membawa anda ke kantor." Ucap Yuan dari balik pintu. Liam yang mendengar hanya menghela nafas. Satu kali melangkah semua takdirnya akan berubah.
To Be Continued ☺️ ☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments