Setelah menunggu beberapa hari, Sofi akhirnya memberi kabar jika Liam di terima bekerja di perusahaan Alstar.
Mendengar nama Alstar, perasaan Liam mulai tidak enak, namun ia segera menepisnya, karena dia butuh pekerjaan itu.
Bonus uang yang diberikan sistem sebagai imbalan dari uang lima puluh ribu yang dia ikhlaskan untuk penjual balon itu, akan dia gunakan jika keadaan terdesak saja.
*
*
*
Liam pun mulai bekerja setiap hari berangkat pagi dan pulang saat jam kerja usai. Liam selalu berangkat bersama dengan Sofi setiap hari.
Setelah bekerja Beberapa Minggu, Masalah demi masalah mulai muncul menghampiri Liam dari orang-orang yang ingin menyingkirkan Liam dari perusahaan. Walaupun pekerjaan Liam hanyalah seorang petugas kemanan yang sering mondar-mandir di lobby. Liam punya satu rahasia yang membuat beberapa pejabat penting perusahaan merasa terancam. Jika Liam buka suara, maka mereka akan tamat.
"Liam kemarilah!" Panggil pak Anton yang merupakan manager pemasaran yang saat ini posisinya sedang terancam karena Liam.
Liam bergegas menghampiri pak Anton yang nampak sedang cemas.
"Ada apa pak?" tanya Liam.
"Ini, ambil uang ini dan kamu berhenti bekerja." Anton memberikan segepok uang untuk menyogok Liam agar mau keluar dari pekerjaannya.
"Maaf pak, saya tidak butuh uang sogokan dari bapak, karena saya masih bisa mencari uang dengan cara bekerja." jawab Liam dengan tenang.
"Alah, jadi orang jangan belagu kamu, kamu pasti butuh ini kan. Orang miskin kaya kamu itu terlalu munafik jika tidak mau mengambilnya. Cepat ambil uang ini dan segera berhenti dari pekerjaan ini." Anton tetap menyodorkan Amplop yang berisi uang.
"Sudah saya katakan, saya tidak akan keluar dari pekerjaan ini. Terimakasih atas sogokannya tapi say tidak bisa terima, lebih baik uang bapak ini bapak bagi-bagi kepada orang yang lebih membutuhkan itu lebih baik. Oya... hampir lupa dengan maksud bapak, tenang saja pak, saya tidak akan mengatakan apapun pada siapapun, asalkan bapak tidak mengulanginya lagi. Ini bukan perusahaan bapak, Jadi jangan buat rugi orang lain."
Pak Anton menarik kerah baju Liam dengan kuat, " Jika kamu berani buka mulut, aku pastikan kamu akan menyesal." Ancam Anton lalu melepas kerah Liam dengan kasar, Anton pun segera meninggalkan Anton, sebelum orang lain melihatnya.
Liam hanya geleng kepala, merasa heran dengan orang-orang berkuasa yang menggunakan berbagai cara curang untuk mendapatkan apa yang di inginkannya. Liam tak perduli dengan hal itu, yang terpenting dia masih bisa bekerja dan menghasilkan uang itu sudah lebih dari cukup.
Liam pun kembali bekerja, karena hari ini bos besar perusahaan akan datang ke kantor. Dan tak lama kemudian, beberapa mobil mewah berhenti tepat di depan perusahaan dan keluarlah sosok yang sangat ia benci yaitu Alstar, ayah kandung Liam bersama dengan Yuan.
Tanpa sengaja, Yuan melihat Liam di antara para security yang tengah berjajar dan belum sempat mengenakan masker.
'Bukankah itu tuan Liam. Ternyata dia bekerja di kantor ayahnya sendiri. Apa tuan muda tidak tau sebelumnya jika perusahaan ini milik ayahnya. Ah, aku rasa tidak. Jika tuan Liam Taku, aku yakin dia tidak akan bekerja di sini.' Gumam Yuan lalu tersenyum ke arah Liam.
Dan saat itu liam baru sadar jika perusahaan tempatnya bekerja adalah milik ayahnya. Jika tau dari awal, mungkin Liam akan mencari pekerjaan yang lain.
'Ternyata dugaan ku benar, jika perusahaan ini miliknya. Kenapa aku bisa terjebak di perusahaan milik orang yang aku benci. Dia tidak boleh tau aku bekerja di sini.' Gumam Liam.
Namun Liam tetap malakukan pekerjaannya, walaupun harus menutupi wajahnya dengan masker untuk menyambut dan juga menjaga keamanan selama bos besar di berada di kantor.
Setelah Alstar masuk, Liam bergegas menuju wastafel yang ada di toilet untuk membasuh wajahnya dari terasa tegang.
Liam menatap wajahnya di cermin, dan hatinya menertawakan dirinya sendiri yang ternyata memiliki seorang ayah yang merupakan bos besar, tapi dirinya malah hanya menjadi petugas keamanan di kantor ayahnya dan lebih buruknya lagi, dirinya di rendahkan oleh karyawan kantor.
'Kenapa, aku tidak bisa pergi menjauh darinya, seberapa kerasnya aku berusaha, dia selalu saja muncul di hadapanku. Apa memang sudah takdirnya jika orang yang kita benci akan selalu ada di sekitar kita?' tanya Liam dalam hati.
[Ting]
[Sistem datang memberi Misi]
"Kenapa kamu muncul disaat yang tidak tepat Oci, Aku sedang tidak ingin mengerjakan misi yang kamu berikan. Apa kamu tidak tau perasaanku sedang tidak baik-baik saja." Jawab Liam dengan kesal.
[Ting]
[Misi kelulusan. Liam Melakukan satu permohonan.
Jika Liam berhasil menyelesaikan misi akan mendapatkan bonus tambahan dan kenaikan level.]
"Kenapa misi yang diberikan selalu saja menyuruhku untuk berfikir sendiri. Kenapa tidak melakukan ini atau itu langsung pada intinya, tanpa aku harus memutar otak untuk mengetahui misi sebenarnya." protes Liam
[Ting]
[ Hologram di aktifkan]
Tiba-tiba layar hologram muncul di depan laptop liam, membuatnya terkejut, karena berada di temani umum, bukan di rumah.
[Jika Liam berhasil menjalankan misi, skill, kekuatan, Ketampanan akan bertambah dan juga Toko akan terbuka untuk pembelian amplop tabir masa lalu yang pertama. Apakah Liam tidak tertarik? Jika misi gagal Liam harus mengulang dari awal untuk mengumpulkan poin dan kesempatan untuk membuka amplop akan kembali terkunci.]
"Apakah aku akan berhasil melakukan ini. Baiklah aku kan mencobanya." Jawab Liam menyetujuinya.
[Misi Di mulai.]
Liam pun keluar dari toilet dan tiba-tiba saja seorang wanita menghampiri dan menghambur kepelukan Liam. Ya itu Sofi, yang sedang menangis kerena ia di pecat dari perusahaan tempatnya bekerja selama beberapa tahun.
"Kamu kenapa Sofi?" tanya Liam seraya menenangkannya.
"Aku dan beberapa karyawan di pecat. Pak Anton dan pak Riza menuduh tim ku melakukan penggelapan barang, padahal aku dan dan timku tidak pernah melakukan itu dan tidak ada bukti kuat. Kami di jebak Liam, hiks... hiks..." Sofi sangat kecewa dengan keputusan perusahaan yang memecat timnya padahal mereka sudah bekerja keras untuk perusahaan.
Setelah cukup puas melampiaskan kekecewaannya. Sofi pun pergi untuk membersihkan barang-barang pribadinya yang masih ada di meja kantor.
"Kamu keterlaluan Anton, kenapa kamu semakin licik untuk mempertahankan posisimu itu." ucap Liam dengan geram.
Tak ada yang bisa Liam lakukan untuk membantu Sofi. Liam percaya bahwa Sofi tidak akan melakukan kecurangan seperti yang di tuduhkan. Jalan satu-satunya yang Liam miliki hanya menemui Alstar. Karena hanya dia yang memiliki kuasa besar untuk mengembalikan posisi Sofi.
"Tak ada jalan lain. Aku harus membantu mbak Sofi tetap bertahan di perusahaan agar tidak jadi di pecat, aku akan terima konsekuensinya jika aku nanti yang jadinya di pecat."
To be continued ☺️☺️☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments