"Akhirnya, aku bisa bertemu kamu. Aku kangen banget sama kamu," ucap Viona yang kini sudah bergelayut manja dan meletakkan kepalanya di bahu kekasihnya.
"Kangen sama aku apa sama Rey junior," goda Reynaldi.
Tanpa malu-malu, Viona langsung membuka resleting celana Reynaldi dan mengeluarkan Rey junior dari dalam kain penutup. Membuat Rey mendesah. Tentu saja membuat Viona merasa senang.
"Ay, nanti saja! Lanjut di kosan saja nanti! Kalau aku ingin di sini, bisa gawat," ujar Rey yang masih fokus menyetir.
"Ya sudah main di mobil saja, cari tempat yang sepi," sahut Viona dengan santainya.
"Nakal ya kamu," ucap Reynaldi sambil mencubit hidung kekasihnya. Mungkin inilah yang menjadi alasan Rey tergoda, Viona lebih menggoda. Dia tak malu untuk melakukan hal yang frontal. Sedangkan Nisa lebih terlihat kalem, tak agresif seperti selingkuhannya.
Benar dikatakan banyak orang, selingkuh itu indah. Rasanya lebih indah, selalu dipenuhi perasaan bahagia. Tak seperti menjalani rumah tangga, yang dihadapkan banyak permasalahan hidup. Sama halnya dengan Nisa, mantan suami Viona juga memiliki sifat dingin tak seperti Reynaldi yang bersikap romantis.
Hingga akhirnya Rey melakukan hal gila dalam hidupnya, dirinya menuruti keinginan Viona. Mereka melakukan perbuatan terlarang di dalam mobil. Reynaldi memang selalu bisa membuat Viona melayang ke langit ke tujuh. Memberikan kepuasan yang tak Viona dapatkan dari suami sebelumnya. Namun, mereka tak menyadari kalau perbuatan yang mereka lakukan telah membuat hati seorang wanita tersakiti yaitu istri sah Reynaldi.
"Makasih ya Ay, aku bahagia sekali," ucap Viona dan Reynaldi tampak menganggukkan kepalanya sampai merapikan pakaiannya kembali.
"Seru juga ya, Ay? Tegang juga, memacu adrenalin banget," ucap Viona lagi, membuat Reynaldi tersenyum. Inilah hal tergila yang dia lakukan selama hidupnya, Rey tak pernah melakukan hal ini dengan istrinya. Jangankan seperti ini, Rey ingin mencium Nisa saja. Nisa langsung menolaknya, Nisa merasa risih bermesraan di depan umum.
Mereka tampak bahagia, bermesraan. Seakan dunia milik berdua. Meskipun nantinya sang istri akan marah-marah kepadanya, saat dirinya pulang. Dia tak peduli. Karena perasaan hatinya sedang bahagia.
"Aku pulang dulu ya, I love you," ucap Reynaldi, saat menurunkan Viona di depan gerbang kosannya.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Sepertinya diamnya yang istri, membuat Reynaldi tak perlu menjelaskan kepada istrinya. Tepat pukul 23.00, Reynaldi baru saja sampai di rumah, keadaan rumah sudah sepi. Reynaldi yakin kalau istrinya pasti sudah tidur.
Reynaldi merasa terkejut, saat dirinya melihat satu buah koper berada di dekat meja rias. Reynaldi menengok ke arah istrinya yang sudah terlelap. Reynaldi berjalan menghampiri istrinya, Lagi-lagi dirinya merasa bersalah. Reynaldi berjongkok di dekat ranjang sang istri tidur, sambil mengusap rambut istrinya dengan lembut. Kemudian mencium pucuk kepalanya penuh dengan cinta.
Nisa terbangun, tetapi dia berpura-pura untuk tetap tidur. Berusaha memendam perasaannya, meskipun hatinya terasa sakit. Dadanya terasa sesak. Hatinya menjerit, ingin rasanya dia menangis meluapkan perasaan yang dia rasakan saat ini.
"Maafkan aku, Yang. Aku Sayang kamu," ucap Reynaldi pelan. Namun Nisa masih bisa mendengarnya. Sama halnya dengan Nisa, Reynaldi pun meneteskan air matanya. Dadanya terasa sesak. Namun, dia tak mampu melawan perasaannya. Dia terjebak dalam dua cinta.
Untuknya Reynaldi sudah menjauh darinya, Reynaldi memilih untuk mandi menyegarkan tubuhnya. Kenangan indah bersama Nisa, saat mereka pacaran menari di pikirannya. Tak mudah dia mendapatkan hati istrinya, tetapi justru begitu mudahnya dia membagi cintanya untuk wanita lain. Cintanya pada Viona dulu, memang sama besarnya. Saat Viona hadir kembali, dia seperti mendapatkan kembali cinta yang dulu sempat tak terbalas.
Reynaldi membuka koper secara perlahan, dia ingin tahu isi koper itu. Ketakutan terjadi, itu bukanlah sekadar koper kosong. Koper itu sudah terisi baju istri dan anaknya.
"Kamu mau kemana sebenarnya? Apa semua ini bentuk sebuah protes yang kamu lakukan, karena sikap aku ke kamu selama ini?" Reynaldi bertanya-tanya dalam hatinya.
"Tidak! Aku tak ingin istri dan anak aku pergi. Aku tak ingin rumah tangga aku hancur bersama Nisa. Aku cinta sama dia." Reynaldi bermonolog dengan hatinya.
Hingga akhirnya, Reynaldi merasa tak kuat menahan perasaannya. Reynaldi mencoba membangunkan istrinya secara perlahan, agar sang anak tak ikut terbangun.
"Yang, bangun! Aku ingin bicara sama kamu," bisik Reynaldi lembut di telinga istrinya.
Sebenarnya dia malas untuk membuka mata, tetapi dia ingin tahu apa yang ingin dibicarakan suaminya. Lagi pula dia ingin bicara kepada suaminya, tentang kepergian dirinya ke Yogyakarta. Bagaimanapun status mereka masih suami istri. Berdosa dirinya, jika tak meminta izin suaminya atau pergi diam-diam dari suaminya.
Perlahan Nisa membuka matanya, Reynaldi menarik tangan suaminya dan mengajak istrinya untuk duduk di sofa yang berada di kamarnya. Nisa sudah tampak duduk di sofa, dan Reynaldi bersimpuh di kaki istrinya. Tangannya meraih tangan istrinya dan menggenggamnya. Reynaldi mencium tangan istrinya. Sedangkan Nisa justru menahan perasaannya. Dia menarik napas, meskipun dadanya terasa sesak. Dia berusaha untuk tidak menangis.
"Itu koper untuk apa?" tanya Reynaldi yang kini menatap wajah istrinya.
"Mau pulang ke Yogyakarta," sahut Nisa singkat.
"Aku mohon jangan tinggalkan aku! Aku ingin perbaiki semuanya lagi seperti dulu," pinta Reynaldi penuh iba.
"Izinkan aku pergi dulu, aku butuh waktu menenangkan hati aku. Aku sudah lelah dengan semua ini. Biar kita sama-sama Introspeksi diri dulu. Di saat kita jauh dari pasangan kita, kita menjadi sadar. Kita butuh dia lagi atau tidak," ucap Nisa.
Nisa pun sebenarnya merasa berat melakukan hal ini, tetapi dia butuh ketenangan. Lagi pula dirinya juga sudah lama tak menengok Bundanya di kampung. Terakhir bertemu lebaran tahun kemarin. Terlebih dirinya mendapat kabar dari sang Bunda, kalau sang Bunda sedang sakit. Nisa merasa khawatir, terlebih hanya sang Bunda yang dia miliki saat ini.
"Berapa lama ke Yogya-nya? Nanti kalau aku kangen bagaimana? Sekolahnya Khanza bagaimana?" tanya Reynaldi, wajahnya terlihat memelas.
"Aku besok mau minta izin sama gurunya, belum tahu sampai kapan di sana. Tergantung nanti. Kalau aku malas kembali lagi ke Jakarta, ya tak akan pernah kembali lagi. Lagi pula sudah tak ada lagi yang menunggu di sini," jawab Nisa.
"Jangan gitu dong, kata siapa tak ada yang menunggu? Aku bisa gila, kalau sampai kehilangan kamu," rayu Reynaldi.
"Masa? Bukankah sudah ada yang gantiin posisi aku di hati kamu? Berarti aku sudah tak dibutuhkan lagi, dong?" sindir Nisa.
Reynaldi bangkit dan langsung duduk di sebelah istrinya dan memeluk tubuh istrinya erat.
"Dengar ya! Aku tak pernah mengkhianati kamu! Aku ini cinta banget sama kamu. Sudah ya jangan mikir macam-macam lagi! Ya sudah kalau kamu mau menengok Bunda dulu, tetapi pulang ya jangan lama-lama! Kamu butuh uang berapa untuk ke Yogyakarta? Nanti aku transfer," ucap Reynaldi lembut.
"Berapa ya? 10 juta kali ya," ucap Nisa membuat Reynaldi melongo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 343 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
ya bener tu...minta banyak2 uangnya....ini baru paten
2024-05-29
1
S
Nissa masih memberi kesempatan eh...suamimu sudah celup celup sudah berbagi sama yg lain ya ampun Nissa.
2024-03-29
0
Dwi Setyaningrum
knp ga bilang butuh semua yg ada di Atmmu Rey gt nis hehehe
2024-01-07
0