Seperti anak berandalan, Rian Dutar Seno dan Maco melangkah menyusuri jalan yang ramai tanpa rasa takut sedikitpun di hatinya. Padahal terlalu banyak berandalan lain yang lebih banyak jumlah orangnya, mencari kesempatan untuk mengambil barang-barang berharga pada mangsanya.
Sayangnya Rian dan tiga sahabatnya bukanlah pemuda yang lemah. Mereka yang jago berkelahi melawan setiap berandalan lain yang berani datang mencari-cari masalah. Bahkan mereka tak segan-segan untuk memberi pelajaran pada komplotan pemalak itu hingga jera, agar tak berani lagi melakukan hal seperti itu pada orang lain.
"Aku pikir negara maju seperti ini tak ada pemalak, rupanya banyak juga" ucap Seno.
"Ya Pasti adalah. Namanya juga dunia, di mana-mana pun pasti sama kan? Dunia Jin aja yang mungkin enggak" balas Dutar.
"Apa kalian gak perhatikan? Para pemalak itu bukan orang tempatan saja. Banyak di antaranya orang pendatang dari negara lain seperti kita. Mungkin aslinya mereka datang sebagai pekerja. Tapi karna sudah lama tinggal di sini jadi merasa terbiasa, terbiasa memalak maksudku, kebiasaan dari sananya. Bisa jadikan? Lagi pula kebanyakan dari mereka datang dari negara kita. Tau sendiri kan anak-anak muda di tempat kita gimana" ucap Maco.
"Woi, Ri. udah berjam kita jalan kok belum sampek? Kaki ku udah pegel ni, istirahat sebentar yok" ucap Seno langsung duduk ber selonjor di trotoar pinggir jalan tak mempedulikan pejalan kaki lain melewati nya. Memang malam itu keadaan cukup ramai, bahkan jalan di hadapan Seno terlihat macet akibat banyaknya kendaraan roda 4.
Rian yang berjalan paling depan sambil fokus melihat google map di HP segera menghentikan langkah, lalu menoleh kebelakang. "Menurut mbah gogel kita akan sampai setelah berjalan 1 kilometer lagi" ucap Rian berbalik lalu melangkah dan duduk berjejer dengan tiga sahabatnya yang sudah ber selonjor kaki persis seperti pengemis.
"kalo ada mangkok pas kali ini Woi! Tinggal kasi pancingan 5 Ringgit tarok di depan" kelakar Maco.
"Iya, ya? terus kaki di tekuk pura-pura merem tangan di angkat kek baca-baca gitu" timpal Dutar kelakar.
"Ho'oh, terus sama Tuhan kakimu di cacat tin beneran matamu di picek kin. Mampus, lo!" ucap Rian.
"Woi! Kau do'ain aku ya?"
"Enggak! Cuma perbuatan yang akan kau buat bisa di kabulkan sama Tuhan"
"Oh, kalau begitu ku tarik balik ucapanku tadi. Aku gak mau picek dan cacat beneran" balas Dutar membuat tiga sahabatnya terkikik geli.
"Mobil di depan ini cantik sekali ya? kapan kita bisa beli mobil seperti ini"
"Mimpi!! Itu mobil mahal, Co. Berpuluh tahun kita kerja bangunan mengumpul Ringgit, namun gak bakal kebeli itu mobil"
"Memangnya harganya berapa?"
"Gak tau. Coba lihat nama mobilnya apa" ucap Rian.
Rasa ingin tau membuat Maco mengikuti apa yang di katakan Rian. Dia berdiri melangkah ke depan mobil mengintip tulisan yang tertera lalu kembali lagi duduk berjejer di trotoar.
"Tulisannya Bugatti ,Bro"
"Ok... . Biar ku tanya mbah gogel dulu" ucap Rian seraya mengetik di HPnya. Sementara Dutar Seno dan Maco mendongak ke layar HP di tangan Rian dengan wajah penasaran.
"Nah ini dia" ucap Rian menunjukkan gambar dan harga mobil Bugatti di layar HP.
"Wih! mahalnya" ucap Maco melotot melihat harga Bugatti yang di tunjukkan mbah gogel di layar HP. Bahkan Rian Dutar dan Seno ikut terperangah karenanya. "Kalau seperti ini Ri, jangankan puluhan tahun. Sampai matipun kita kerja bangunan dengan di bantu tuyul ngumpulin uang, gak bakal kebeli itu mobil. Peeh... . Dasar nasib" ucap Maco nelangsa.
"Gak usah bawa-bawa nama tuyul, kedengaran sama dia di tabokin congor mu sampe jedir baru tau rasa. Itu namanya melanggar hak asasi pertuyulan, bego? Kau sudah menghinanya! "
"Oh, maaf" ucap Maco ketakutan. Tapi tiga saat kemudian dia jadi bingung begitu juga tiga sahabatnya yang bingung melihatnya. "Woi, memang nya ada hak asasi pertuyulan?" lanjutnya.
"Ya enggaklah, goblok. Aku cuma nyarkas, kenapa kau percaya? Hadeh, ingin rasanya ku cekik lehermu itu" ucap Rian geregetan kepada Maco.
"Itu salah mu setan! Kenapa tadi gak bilang kalau sarkas"
"Tin Tin"
Saat dua sahabat itu lagi berdebat. Bugatti yang menjadi awal masalah menyalakan klakson sambil menurunkan kaca, kemudian terlihat lah gadis cantik sembari menjulurkan lidah kearah mereka sebelum kembali menutup kaca. Lalu beranjak pergi dari hadapan mereka.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
Ternyata musuh bebuyutan 😂
2022-12-29
0
mochamad ribut
up
2022-12-27
1
mochamad ribut
lanjutkan lah
2022-12-27
1