Titi panjang

"Gak mungkin kucing itu bisa sengok. Pasti kalian melakukan sesuatu padanya kan? Kalian ini sudah gila ya? Awas kalau sampai sesuatu terjadi padanya, aku pasti akan adukan kalian pada Riani. Biar kalian di amuk sama dia satu hari satu malam" tukas Rian sembari menggerakkan tubuhnya duduk di atas ranjang tidurnya. Dia sudah menebak tiga temannya itu pasti sudah melakukan sesuatu pada kucingnya.

"Salah makan obat dalam mimpi atau gimana si kau ini? Sadar-sadar langsung ngamuk. Nah, ini pakai. Biar otak mu tenang! Oya, gak usah pala ngadu sama adikmu yang galak itu. Nanti kami gak di terimanya lagi datang kesini" ucap Dutar seraya menyodorkan gulungan rokok di tangannya.

"Salam mu'alaikum"

Tengah asik empat pemuda itu ber Hasulinasi tingkat tinggi di dalam kamar. Terdengar suara yang sudah tidak asing lagi di telinga mereka mengucapkan salam dari luar.

"Itu suara Nania. Cepat buang rokok kalian, jangan sampai meninggalkan jejak" Ke empat pemuda itu keluar dari kamar berjalan menuju pintu menyambut Nania yang sedang berdiri di sana bersama Najwa dan Akira, sebelumnya mereka sudah membuang rokok beracun di tangannya keluar jendela.

"Ayo Nan, Naj, Akira. Silakan masuk kedalam" ucap Rian mempersilahkan Nania Najwa dan Akira masuk kedalam rumah.

" Eh... . Kau sudah sadar ya!?Aku pikir masih pingsan. Orang tuamu ada?"

"Tidak"

"Adik mu?"

"Tidak, mereka semua pergi ke kebun. Memangnya kenapa?" tanya Rian sedikit heran.

"Kalau begitu kami duduk di sini saja, tidak baik kami masuk kedalam kalau orang tua atau adikmu tidak ada. Masalah nya kami bertiga ini perempuan, jadi tidak manis di pandangan orang" ucap Nania.

"Kalian bertiga sudah manis, Nan! " kata Seno coba menggodanya.

"Itu beda cerita, bambank" balas Nania sembari tersenyum manis ngalahin gula. Kemudian dia menoleh kesamping dalam teras rumah Rian.

Dia melangkah menarik salah satu kursi yang sudah sedia ada, lalu meletakkan bungkusan plastik berisi jajanan yang tadi di belinya saat di jalan ke atas meja. Kemudian duduk manis di atas kursi sembari meletakkan sebelah kakinya keatas kaki satunya. Wau! Nania terlihat sangat cantik dan menggoda dengan gaya duduk seperti itu. Najwa, Akira bahkan Rian dan tiga sahabatnya, akhirnya mereka semua ikut duduk bersama di sana.

"Apa ini Nan? " ucap Maco seraya membuka bungkusan plastik di atas meja. "Aku makan ya Nan?" lanjut Maco setelah melihat jajanan di dalamnya.

"Ya makan, memang di beli untuk di makan"

Tanpa sungkan-sungkan, Maco menggasak jajanan itu seperti orang kelaparan. Mungkin efek dari menghisap asap marijuana yang menyebabkan dia makan seperti kesetanan.

Dutar Seno dan Rian sebenarnya mengalami hal yang sama seperti Maco. Tapi mereka malu untuk makan se rakus Maco, di depan tiga gadis. Jadi mereka terpaksa menahannya.

"Apa kalian sedang sakit?" ucap Najwa pada empat pemuda tampan di depannya. Dia memperhatikan mata mereka yang merah dan sayu seperti orang kurang tidur.

"Enggak Naj, kami sehat gak sakit. Memangnya kenapa Naj?" ucap Dutar. Dia tidak sadar kalau matanya sudah berubah merah efek menghisap rokok bercampur gan**.

"Oh... . Aku pikir kalian sakit. Aku lihat mata kalian seperti orang kurang tidur"

"Hehe, mungkin ini efek dari kejadian tadi malam Naj. Kami jadi susah tidur, jadi ya seperti ini hasil nya" kilah Dutar yang cepat tersadar akan matanya, gak mungkin dia ngaku kalau mereka habis makai narkoba kan?

Dahi Najwa mengerucut memikirkan kebenaran dari kata Dutar. Setelah di pikir-pikir ada benarnya juga yang telah di katakan nya. Tapi kenapa Rian matanya merah juga? padahal dia tak sadar hingga ke pagi. Tapi, ah sudahlah. Malas ambil pusing memikirkan nya.

"Hei, apa kalian punya keperluan sore ini?" ucap Akira seraya melirik empat pemuda di depannya. "Kalau tidak ada. Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan ke Titi panjang kota Tanjung Balai? Biasanya minggu sore gini di sana lumayan ramai. Sekalian tuh, inreyen motor baru kalian. Bagaimana, setuju kan?" cicit Akira sedikit memaksa seraya melirik tiga motor yang terparkir di depan rumah.

"Oke kami setuju" sahut Maco dengan cepat tanpa bertanya dulu pada tiga temannya. Karena dia tau tiga temannya itu pasti akan ikut pergi kalau salah satu dari mereka pergi.

Pada saat yang sama ayah dan ibu Rian beserta adiknya telah pulang dari membersihkan kebun yang tak begitu jauh dari rumahnya. Riani yang sudah kenal dan akrab dengan Nania Najwa dan Akira bahkan lebih akrab dari abangnya mengenal mereka, langsung berteriak senang memanggil satu-satu nama mereka.

"Hai, Kak Nania, Kak Najwa, Kak Akira. Sudah lama di sini?"

"Belum begitu lama. Eh, Riani. Ayo ikut kita pergi jalan-jalan ke Titi panjang." ucap Nania.

"Sekarang?"

"Ya, ialah. Masa tahun depan!?"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Samosier Toba

Samosier Toba

teruskan

2022-12-15

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2022-12-14

0

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!