Tali perjanjian

"Apa kita harus membuat nya sadar ya?" ucap Maung api seraya mendekati Rian. Kini ketiga Jin itu menatap lekat ke wajah Rian. Bahkan Maung api dan Mayang birahi begitu dekat dengan wajahnya.Ketika tubuh Rian menunjukkan tanda-tanda akan tersadar dari pingsannya.

Tubuh Rian bergerak, kemudian mengerjapkan matanya. Sementara mata Mayang birahi dan Maung api melebar senang. Mereka berencana akan mengenalkan dirinya pada tuanya.

"Se se setaaan" teriak Rian terkejut.

Baru saja tiga Jin itu merasa senang untuk memperkenalkan dirinya pada tuanya yang baru. Rian sudah pingsan duluan. Dia terkejut ketika melihat Maung api dan Mayang birahi dengan mata lebar begitu dekat dengan wajahnya.

"Pingsan lagi?" pekik ketiga Jin itu menunjukkan wajah masam.

"Kenapa Tuan kita jantungnya lemah sekali si? " gerutu Maung api.

"Aku rasa bukan lemah, ini hal yang wajar. Kalian saja yang bodoh. Dia belum mengenal kalian tapi kalian begitu dekat dengan wajahnya saat dia membuka mata. Ya dia terkejut lah. Pingsan lagi deh" tukas Tomang seraya tertunduk lemas.

Jin bertubuh raksasa itu terdiam, tak habis pikir memikirkan tuanya yang takut pada budaknya sendiri. Tapi tiba-tiba dia tersadar dengan sesuatu untuk mengenalkan diri pada tuanya yang lemah itu.

"Hei... . Bagaimana kalau kita pergi masuk, ke dalam alam bawah sadar tuan saja? Dia tidak mungkin pingsan lagi di alam pingsan nya kan? seru Tomang mengenalkan idenya, yang dia pikir sangat brilian.

" Eh... . Betul juga apa yang kau katakan itu,Tomang. Biasanya otakmu yang paling kecil, meski tubuhmu yang paling besar. Ayo, tunggu apa lagi. Kita pergi ke alam mimpi tuan Rian, sekarang juga" seru Mayang.

Begitu Mayang birahi selesai berucap, ketiga tubuh Jin itu langsung menghilang. Dan tak lama berselang setelah itu, di kejauhan terlihat cahaya lampu motor mendekat.

"Ada apa ini?" Gumam pak Haji Karsa menerangi daerah sekitar dengan lampu motornya. Kemudian dia memarkirkan motornya dalam keadaan masih hidup, lalu berjalan ke tubuh yang sudah bergelimpangan untuk memeriksa keadaan mereka. "Mereka pingsan" gumamnya. Matanya teralihkan pada tiga motor yang sudah remuk redam tidak jauh darinya. "Mereka pasti berkelahi. Tapi bagaimana bisa, pingsan semuanya? Aku harus mencari pertolongan untuk membawa mereka semua"

Sementara itu di suatu tempat di alam lain. Rian kebingungan mendengar penuturan tiga Jin di hadapan nya. Maung api dan Tomang merubah bentuk tubuhnya menjadi kecil, hingga Rian tidak perlu mendongak untuk menatap mereka.

"Sejak kapan kalian mengikuti tubuhku?" tanya Rian penasaran.

"Sejak Tuan masih berumur 10 tahun. Saat itu tubuh Tuan sangat lemah. Jadi nek Timah memindahkan sarang kami ke tubuh Tuan, sebelumnya kami bersarang di tubuh nek Timah" ungkap Mayang birahi.

Dahi Rian berkerut mendengar ungkapan Mayang. Dia masih bingung dan penasaran, bagaimana tiga Jin itu bisa bersarang di tubuh neneknya dan kini berpindah padanya.

"Tuan... . Kami adalah Jin yang terikat perjanjian oleh leluhur mu sejak ratusan tahun yang lalu. Kami berpindah di setiap keturunannya.Tapi kami hanya bisa mengikuti satu keturunannya saja, dan kami tidak bisa di pindahkan ke tubuh yang bukan keluarganya" ungkap Maung api.

"Lalu... .Bagaimana kalau kami lupa atau tak sempat memindahkan kalian di saat kami sudah mati?" tanya Rian.

"Kami akan pindah sendiri, ke tubuh anak ataupun cucu Tuan" ungkap Tomang.

"Bagaimana kalau aku tidak punya keturunan, hal seperti itu bisa saja terjadi kan?

" Jika seperti itu kejadiannya, maka tali perjanjian itu akan terputus. Semuanya telah berakhir " ungkap Mayang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***