Eleh gombal

Kehidupan selalu berubah mengikuti jalannya. Begitulah perumpamaan untuk Rian dan tiga sahabatnya sejak sepuluh tahun yang lalu. Walaupun masa kecil mereka bermusuhan, tapi setelah besar? Tuhan yang memiliki kuasa untuk membolak-balikkan hati manusia, merubah empat orang ini yang dulunya bermusuhan menjadi sahabat yang setia.

"Kalian silakan duduk dulu di sini. Aku tinggal sebentar kedalam ya? Ingat matanya jangan jelalatan liat dua cewek ini" ketus Nania menatap empat pemuda tampan di hadapannya.

"Ealah, Nan. Kek kami baru kenal aja sama mereka. Kami udah kenal lama, lagi?" balas Maco tak mau kalah.

"Heleh! Kek aku gak liat aja. Saat tadi mata kalian melotot seperti terpana, gitu. Waktu mandangi Akira"

Sontak Maco Dutar Rian dan Seno terkesiap merasa ketauan. Tapi untung saja Nania tak tau apa sebenarnya yang mereka pandang. Kalau saja tau. Habislah empat pemuda itu di ejek sampai malu.

"Memangnya mereka tadi mandangi aku sampek terpana gitu Nan?"

"Ia" balas Nania sambil berlalu masuk kedalam rumahnya. Sedangkan Akira mulai mengarahkan pandangan pada empat pemuda yang duduk di depannya dengan tatapan curiga. Terpana kenapa? Mereka bukan baru kali ini berjumpa denganku. Tapi kenapa? pikir hati Akira sedikit heran.

"Kalian kok bisa terpana gitu mandangi aku, gara-gara apa si?" ucap Akira sambil menelisik dirinya sendiri, siapa tau ada yang salah.

"Ya ampun, jangan sampai Akira Sadar. Jika sampai ketauan, bisa hancur dunia persilatan. Apa kata dunia? Ya Allah, butakan lah mata hati Akira agar dia tak menyadarinya" batin empat pemuda tampan dengan wajah yang mulai merah.

"Gak usah bingung, Kir. Malam ini kau memang agak lebih cantik, beda dari hari-hari sebelumnya. Ya kan, Rian?" ucap Maco seraya menuntut kebenaran kata-katanya pada Rian, untuk mengalihkan perasaan aneh di hati Akira.

"Eh, i iya Kir. Kau memang lebih cantik dari yang biasanya" ucap Rian gelagapan seraya ketakutan menatap Akira. 'Oh Tuhan, jangan sampai dia menyadarinya'

"Eleh, gombal. Memangnya selama ini kau lihat, aku gak cantik?" ucap Akira sembari memberikan tatapan tajam pada Rian.

"Oh... . Selama ini kau memang sudah cantik. Tapi malam ini kau lebih cantik lagi. Sampai ngalahi cantiknya artis-artis di tivi, suer deh" ucap Rian sembari mengangkat jarinya ke atas hingga membentuk huruf V.

"Hugh... . Gombalmu lama-lama makin keterlaluan. Eh, sejak kapan kau pandai ngomong? Biasanya kalau dekat cewek malumu ngalahin Kukang" cicit Akira mengulum senyum sembari menatap Rian di depannya. Sementara Dutar Maco dan Seno bahkan Najwa jadi terkekeh mendengar perumpamaan yang di berikan Akira pada Rian.

Rian sendiri hanya diam saja tanpa berniat mengucapkan kata-kata lagi pada Akira. Wajahnya sedikit merah, dan agak berkeringat. Mungkin efek menahan malu. Walau hatinya agak sedikit dongkol di bandingin dengan kukang. Setidaknya dia masih merasa bersyukur. Karena Akira tidak menyadari, kalau bentuk tubuh bagian bawahnya sudah di curi pandang. Aman. Pikir hati Rian dan tiga orang sahabatnya.

Tak lama setelah itu Nania keluar dengan membawa nampan berisikan cemilan, kemudian meletakkannya di atas meja.

"Airnya mana Nan? kalau gini aja aku bisa keselek" baru saja Nania meletakkan nampan itu di atas meja. Dutar sudah membuka salah satu toples berisi kacang, lalu mencicipi nya tanpa segan.

"Hehehe, sebentar"

Tidak ada yang marah dengan tingkah konyol yang di lakukan oleh Dutar. Malah Nania sendiri terkekeh renyah, serenyah kacang sembari kembali masuk kedalam rumahnya dan kembali lagi dengan seteko air di tangan kanan dan beberapa gelas di tangan kiri. Kemudian meletakkannya di atas meja.

"Nah, ini. Biar kau puas"

"Eee... . Ini bukan masalah puas atau enggaknya. Tapi yang namanya tamu ya harus di ladeni seperti ini, apalagi tamunya ganteng kek kami"

"Ia, aku tau.Tapi tamu kali ini terutama kau, kebangetan tingkahnya"

"Hahaha" serentak mereka semua tertawa.

Empat pemuda dan tiga gadis itu terlihat akur saat bercengkrama, bercanda dan tertawa. Hanya Rian saja yang tak berani bicara lebih di antara mereka, entah itu karena kurang rasa percaya diri atau sengaja membatasi diri terhadap wanita. Yang jelas, sikapnya memang seperti kukang di antara beo. Persis yang di katakan Arika.

Sebenarnya satu di antara tiga gadis cantik itu, ada yang selalu curi pandang melihat Rian. Dari cara dia menatap terlihat betul kalau gadis itu menyukainya. Tapi untuk saat ini mungkin gadis itu masih memendam rasa di hatinya.

Tanpa terasa waktu terus berjalan, malam pun semakin larut hampir mendekati pukul setengah 12. Beberapa motor yang sedari tadi berkeliaran, kini semakin berani menunjukkan keberingasan mereka dengan cara menggeber motornya saat melewati rumah Nania.

Dan pada saat yang sama pak Haji Karsa ayah Nania. Keluar dari dalam rumah dengan wajah masam. Jelas sekali orang tua itu menunjukkan kemarahan, mungkin sedari tadi dia sengaja menahannya agar tidak ada yang merasa malu. Tapi setelah lama menunggu akhirnya dia pun tak sabar, dan sekarang? Mulailah pak Haji Karsa berceramah panjang kali lebar kali tinggi.

"Anak-anak!? Apa kalian tidak tau ini sudah jam berapa?" sontak Dutar Maco Rian dan Seno mendongak melihat jam yang tergantung di dinding.

"Jam sepuluh Pak"

"Jangan liat jam itu! Itu jam mati!"

"Oh..." Maco tersenyum kecut sebelum cengengesan.

"Hehe, sebenarnya Bapak sudah belikan batrai nya. Tapi lupa masang nya. Mm...maaf ya anak-anak? Bukannya bapak kolot atau gak gaul. Bapak juga dulu pernah muda seperti kalian. Tapi masalahnya ini sudah melewati batas masa untuk bertamu. Bisa jadi fitnah. Apa lagi kalian ini laki-laki dan mereka perempuan, bisa di gibahin orang sekampung nanti. Lagi pula anak-anak muda sini sepertinya sudah muter-muter di depan rumah bapak. Kalian taukan? Anak-anak sini pada nakal. Jadi kalian harus segera pulang dan hati-hati nanti saat di jalan ya? "

"Najwa... . Akira... . Sana pulang sebelum di jemput Ayahmu. Kau juga Nania. Sana masuk ini sudah larut malam" Masing-masing mereka berdiri dari tempat duduknya. Nania masuk kedalam rumah, begitu pun Najwa dan Akira yang langsung ngeloyor begitu di tegur pak Haji Karsa.

Sedangkan Dutar Maco Seno dan Rian, mencium tangan pak Haji Karsa sebelum berpamitan untuk pulang. Mereka tetap hormat pada orang tua biarpun mereka tergolong anak muda yang nakal.

Sementara itu di tempat lain. Ada banyak cahaya seperti kunang-kunang efek dari api rokok dalam kegelapan. Satu batalion orang sedang menunggu. Di antara nya ada yang duduk di atas balok kayu besar yang sudah mereka pindahan ketengah jalan. Dan sebagian lagi duduk berjejer di kanan kiri badan jalan seperti orang menunggu sembako, seraya mulutnya terus saja menggerutu.

"Sialan badanku udah bendol semua di gigit nyamuk, gatel nya udah merebak sampai ke silit. Tapi empat setan itu belum keliatan juga batang hidungnya. Lama sekali mereka pulang nya si? Bangsat. Awas saja nanti. Aku akan memukul wajahnya sampai giginya lepas semua, ku cincang-cincang tubuhnya sampai jadi perkedel" 1

"Sabar bro. Orang sabar di sayang sama Tuhan. Aku pun sama seperti mu, akan memukul mereka sampai puas. Berkali-kali sudah di pukul, tapi masih juga tak jera. Memang mau cari mati mereka" 2

"Mungkin selama ini kita sedikit, jadi mereka tidak takut dan melawan. Coba sekarang, pasti mereka akan mati terkencing-kencing" 3

"Woi-woi. Lihat, ada lampu motor bergerak kemari. Itu pasti mereka kan?" 4

"Betul, itu pasti mereka. Ayo persiapan diri kalian untuk menggapai bintang di langit agar kalian bisa puas" 5

"Gak ada hubungan nya sama bintang di langit Bro. Yang benar menggapai empat kepala setan itu untuk di pukuli" 6

"Nah! Seperti itu tadi maksud ku" 5

Pihak nomor 6 agak tercengang dengan ungkapan temannya, yaitu pihak nomor 5 yang memang memiliki karakter agak gendeng dari sononya. Karena merasa temannya sendiri, pihak nomor 6 terpaksa harus bersabar demi kedamaian bersama.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

pembualanmu re....😁😁

2023-01-17

1

Samosier Toba

Samosier Toba

Rajin update bos, biar seru

2022-12-13

0

Samosier Toba

Samosier Toba

kalau jam mati ya mbok di turunin pak

2022-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!