Hari berganti, aruna yang hendak berangkat kerja tak bersemangat.
tett...tet...
Bunyi klakson membuat aruna melihat danis keluar rumah.
"danis.." panggil aruna menghentikan langkah suaminya.
"kau mau berangkat?"
"celine sudah menjemputku aruna" danis berlalu meninggalkan aruna.
Ada sedikit kekawatiran aruna, bagaimana jika mereka berdua akhirnya merajut kasih. Dan bagaimana jika danis ingin bercerai. Terus mama melanjutkan hubungannya. Perasaan aruna sangat kacau.
"permisi" suara seseorang wanita berumur didepan pintu rumah aruna.
"iya, siapa ya?" tanya aruna mendekat.
"panggil saja de' nem, saya suruhan bu linda, mau jadi art disini, skalian menjaga non aruna" ucapannya membuat hati aruna sedikit tersiram.
"jadi de' nem suruhan mama, iya masuk saja de" aruna mempersilakan masuk.
"tapi maaf, ada pesan dari bu linda, jangan menghubungi ibu dulu?"
"tapi kenapa?"
"kurang tau, perintahnya begitu! Kalau ketauan orang lain bu linda mengirim saya kesini, kata bu linda saya dipecat"
"apa buktinya de' nem siruhan mama, aku harus konfirmasi mama, jaman sekarang banyak kejahatan" aruna tiba2 waspada.
"ini non lihat videonya" de' nem, memperlihatkan video ke aruna.
"aruna, ini de' nem yang akan bantu kamu dirumah bersih2 biar ga kecapekan, masakin kamu biar ga bingung makan, tapi tolong hapus video ini kalau sudah kamu lihat, mama mohon bantu mama aruna, turuti perintah mama, jangan hubungi mama dulu ya, mama tak bisa mengatakan sekarang" aruna memperhatikan setiap kata yang diucapkan mamanya.
Setidaknya mamanya masih peduli padanya, batin aruna tersenyum.
"ya sudah, de' nem masuk dulu ya, aruna antar ke kamar belakang, setelahnya bisa langsung bersih2" aruna kembali masuk ke dalam rumah.
De' nem mengikuti aruna dan membawa tas bawaaanya.
"de' nem gak papa tinggal disini?"
"suami saya sudah meninggal non, anak saya diluar negri"
"ya sudah, nanti tolong skalian masak ya? Bahannya dikulkas" aruna sampai didepan kamar pembantu.
"iya, saya siap langsung kerja" jawabnya semangat.
"aruna tinggal dulu ya de', itu photo pernikahanku ada didepan, supaya de' bisa mengenali suamiku kalau dia pulang" ucapan aruna membuat de' nem mengangguk.
Aruna tak kawatir meninggalkan pembantu barunya, apalagi rekomendasi dari mamanya, tak mungkin linda sembarangan mengirim orang untuk putrinya.
***
Danis sampai di tempat wisata, hawanya begitu dingin.
"ini kopi buat kamu mas?" celine tersenyum sangat manis.
"aku pegawaimu, kenapa kau yang memberiku kopi?" tanya danis menyelidik.
"namanya juga usaha?"
"celine, jangan menggodaku lagi"
"aku serius, aku jatuh cinta! Sama kamu, mas danis gak percaya?"
"tidak semua yang kau mau bisa kau miliki celine"
"ya aku tau, kau bukan sebuah barang yang seenaknya bisa kubeli meskipun dengan harga mahal, makanya aku berusaha"
"aku akui kau begitu menggoda"
"lalu, kenapa kau tak tergoda?" tanya celine dengan nada manja.
"celine, mencintai seseorang itu tak mudah, tapi tertarik itu mudah, kau hanya tertarik?"
"kenapa kau tak percaya? Kau meragukan aku? Mas danis, aku tak bercanda, aku juga yakin ini cinta" sekuat tenaga celine ingin danis mempercayainya.
Misinya merebut danis dari aruna, setidaknya setelah satu bulan ini. Celine ingin segera melihat suami aruna meninggalkannya. Akan seru melihat kembarannya itu sakit hati dan terluka.
"kau hanya penasaran?" tanya danis membuat celine kesal.
"mas danis, apa istimewanya aruna? Kenapa kau menikahinya? aku perhatikan, hubungan kalian tak pernah mesra?"
"kemesraan tak hanya dari fisik celine, perhatian yang tulus itu juga masuk ke kemesraan" danis meneguk kopinya.
Melihat danis meneguk kopi, celine jadi berfikir bagus juga jika suatu saat mencampurkan obat tidur ke kopi danis, dan membuat drama yang sering terjadi. Dengan begitu tak perlu capek2 meyakinkan danis. Tapi danis tak akan ada pilihan lain selain menceraikan aruna.
Celine tersenyum, memiliki ide yang dirasanya sangat mudah.
"mas danis, aku punya apartemen baru! Papa membelikannya, bagaimana kalau kita latihan vocal disana?" celine mulai menjalankan misinya.
"boleh, aku habiskan dulu kopiku" jawab danis.
***
Aruna sampai ditempat usahanya, imas tersenyum senang mendapati bossnya itu akhirnya masuk juga.
"mba, senang lihat mba aruna." sapa imas.
"ayo ikut aku keruangan imas" ajak aruna masuk ke ruaangannya.
Imas mengekor dibelakang dan menutup pintu.
"hei ri! Mba aruna masuk kerja?" dewi mendekati meja riri.
"iya, aku juga lihat. Wajahnya tak bersemangat" jawab riri.
"aku yakin perempuan yang datang malam itu memang pelakor! Kita harus menyelidikinya"
"aduh wi, itu sudah bukan urusan kita? Aneh kamu!"
"masa kamu gak kasian kalo mba aruna diduakan?" dewi merasa ucapannya benar.
"ya kasihan, tapi untuk apa menyelidiki" mendengar jawaban riri, dewi balik ke meja kerjanya.
Sementara didalam ruangan aruna, imas menceritakan kondisi terbaru kantornya.
"jadi kita harus tambah pegawai untuk ceking barang sebelum keluar?" tanya aruna.
"iya mba, alhamdulilah pesanannya semakin hari meningkat pesat, apalagi ditambah minggu depan kita mulai suply supermarket" jawab imas.
"oke, kamu buatkan loker sesegera mungkin! Atau kenalan2 kamu yang belum bekerja imas"
"iya mba"
"imas pesankan makan siang untuk seluruh karyawan ya, itung2 bonus lain karena pesanan meningkat"
"dengan senang hati mba"
"nanti sebelum pulang kerja kumpulkan mereka semua, ada reward yang akan aku sampaikan"
"siap mba, aku permisi ya melanjutkan kerjaan" aruna mengiyakan jawaban imas.
Imas keluar ruangan aruna dengan senang.
***
Sesampainya di apartemen, celine segera mengambil gelas diisi orange squas. Dan membubuhkan obat tidur pesanannya. Sebelum sampai apartemen celine menyuruh seseorang membelikan dan menaruk bubuk obat tidur di toples garam.
"mas danis minum dulu"
"ayo mulai latihan?" ajak danis.
Danis mengambil gitar dan Keduanya mulai bernyanyi sahut sahutan, danis sangat senang bisa menuangkan hobbynya.
Apalagi suara celine juga merdu mengimbangi suara danis, danis berharap lagunya nanti akan diterima masyarakat. Danis ingin impiannya sebagai musisi dan penyanyi tercapai.
Sudah hampir dua jam danis dan celine latihan, orange squash yang dibuatkan celine juga belum diminum danis.
"mas, udah haus kan? Minum dulu?" celine menyodorkan gelas.
"aku sudah bawa air mineral" danis membuka tasnya dan mengambil air mineral.
Meneguknya tanpa peduli wajah kecewa celine.
"kenapa? Mas danis ga menghargai aku?" ucap celine kesal
"aku lebih suka air mineral celine, tadi pagi aku juga sudah meminum kopi yang kau berikan? Masalah minuman saja kenapa harus membuatmu marah?" tanya danis
"yasudah, sedikit saja mas?" celine masih berusaha agar rencananya tak gagal.
"aku sudah menghabiskan air mineral satu botol" danis mengacungkan botol kosong dalam genggamannya.
"satu teguk saja?" permintaan celine justru membuat danis berpikir.
"aneh kamu? Kenapa memaksa begitu! Atau kau berikan bubuk agar aku tertidur dan kau..." danis terbahak2 dengan leluconnya sendiri.
"mas danis ngaco! Untuk apa aku masukan bubuk tidur, bukankah bisa melakukan apapun saat kita sadar?" celine menatap manja menggoda danis.
"celine, maaf papamu tadi mengabarkan ingin aku menemuinya dikantor siang ini" danis mulai menyelempangkan tasnya.
"mas danis beneran gak tertarik sama aku?" tanya celine mendekati danis.
"tertarik, siapa bilang aku tak tertarik, tapi aku sudah menikah" jawab danis tegas.
"hmm, ya sudah aku akan berusaha lebih giat agar kau juga bisa mencintaiku" jawab celine.
Danis menatap celine dan mengamatinya dari bawah sampai atas kembali kebawah.
Sejak awal bertemu celine, danis merasa menyukai gadis itu. Semua orang pasti tertarik dan tak menolak orang secantik celine, dengan sikap manja dan mengandalkan lelaki. Tapi justru kini danis merasa tak nyaman berada didekat celine. Padahal danis sempat memiliki keinginan menikah dengan orang yang dicintainya dan segera menceraikan aruna.
"celine, kamu pulang sendiri atau skalian?" tanya danis
"mas danis naik taxi online ya? Aku mau ke rumah mama linda" jawab celine.
"oke,bye!" danis berlalu meninggalkan celine.
Celine membanting gelas berisikan orange squash yang tak jadi diminum danis.
"kau menolaku danis!!! Lihat saja, akan aku buat kau bertekuk lutut padaku" matanya memerah penuh kemarahan.
Kebenciannya kepada aruna semakin bertambah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments