Bab 14

Aruna sudah menyegarkan diri, membubuhkan sedikit riasan, sedikit bersemangat dari biasanya. Menyemprotkan parfum kesayangannya. Kali ini aruna mengucir rambutnya dengan pita, memakai rok pendek dan sepatu kets. Usai berdandan aruna memutar diri didepan cermin sambil tersenyum, lalu berjalan keluar kamar.

"sudah siap?"tanya danis menunggu aruna disofa.

"sudah" jawab aruna.

Danis berbalik melihat istrinya terlihat sangat cantik. Tak seperti hari2 kemarin, sejak kapan wajahnya semakin hari semakin menarik, batin danis.

"tunggu, ganti rokmu! Kita naik motor" danis memerintah aruna.

Kali ini aruna menggeleng tak mau menuruti perkataan danis.

"aruna!" gertak danis lagi.

"kita mau belanja, pakai mobilku saja danis, ayolah?" tawar aruna.

"kalau pake motor, mau ditaruh mana barang belanjaan kita?" ucapan aruna ada benarnya.

Kali ini danis mengiyakan permintaannya.

"oke, kita berangkat" danis mengandeng tangan aruna.

Sadar apa yang dilakukannya, danis dan aruna saling menatap, dengan cepat danis melepaskan tangan aruna.

"danis, khusus hari ini jangan teeburu2 ya?" pinta aruna lagi.

"aku bebas tugas hari ini, sudahlah jangan bawel, ayo! Keburu siang" danis berjalan keluar rumah diikuti aruna mengekor dibelakangnya.

Sikap aruna juga mulai berubah, tak semena-mena lagi.

***

Celine menangis sekencang-kencangnya, merasa semua tak adil baginya. Selama ini meminta papanya meluangkan waktu untuknya jarang dipenuhinya. Dalam bayangannya Aruna pasti dilimpahkan kebahagiaan sejak kecil.

"kenapa??? Mama meninggalkan aku, dan memilih aruna, Achhh!!!" teriaknya.

Celine sudah merasa nyaman dengan kehadiran mama linda. Walaupun baru saat ini mamanya mengakuinya. Meskipun hatinya terlampau sakit.

"Jika aku sakit, aruna juga pantas kan merasakan sakit" ucapnya mengusap air mata.

Celine merencanakan sesuatu, dan tersenyum sinis.

***

Danis mau mendorong troly belanjaan, dan aruna mengambil banyak barang mulai dari pembersih lantai, persabunan kamar mandi, aneka kopi, teh, garam, gula, tisue segala keperluan rumah tangga.

"asik juga ya belanja, ditemani suami" batin aruna.

"beli saja semua yang kau mau" danis mengiring langkah aruna.

Dan aruna semakin asik memasukan barang2 ke dalam troly.

"Jika saja, selalu menurut seperti ini, Tidak menyusahkan" kata hati danis sambil melirik aruna.

"sepertinya belanjaan kita sudah lebih dari cukup untuk sebulan kedepan, ayo kau bayar sana!" aruna kembali tengil.

"ini, kamu gantian dorong!! Aku tunggu dikasir" danis melepaskan troly dan berjalan menuju kasir meninggalkan aruna.

Aruna yang tadinya tersenyum menghentikan senyumannya, berganti cemberut.

"dasar!! Aku kira sudah baik, ternyata" aruna mendengus kesal, sambil mendorong troly, danis tak peduli tetap melanjutkan langkahnya.

Sampai dikasirpun aruna yang mengambil satu persatu barang ke meja kasir.

"berapa?" ucap danis saat kasir selesai menghitung belanjaan mereka.

"dua juta empat ratus tiga puluh ribu" jawab petugas kasir.

Danis mengeluarkan kartu untuk membayar belanjaan mereka.

Aruna ikut senang, Ternyata keluar dari percetakaan. Keuangan danis semakin membaik, bisa membelanjakannya dan menafkahinya.

"kita makan diresto ya?" tanya aruna mencubit lengan danis

"aruna!!" teriak danis menampik tangan jail aruna.

"maaf, aku lapar danis. Tadi kan kita tidak sarapan"

"terserahmu, jangan cubit aku, kamu bawa itu belanjaannya" perintah danis.

"ini terlalu banyak" tolak aruna.

"kamu dorong dulu, nanti aku yang pindah ke mobil" jawab danis mendahului langkah aruna.

Setelah memindahkan barang belanjaannya dimobil. Danis menyuruh aruna segera masuk.

"Danis!! kita makan di resto yang baru buka, ada diskon harga" aruna memberikan ide.

"diskon! Pasti rame, kalau lapar cari yang cepat, bukan yang rame, sudah pasti lama" gerutu danis.

"oke, terserah mau makan dimana" aruna menyerah.

"ayo masuk!" danis menyuruh aruna segera masuk mobil.

Dengan cepat aruna ikut masuk setelah danis masuk lebih dulu.

Dalam perjalanan aruna asik memainkan ponsel tak peduli dimana mobil akan terhenti, untuk mengisi perutnya yang lapar.

"aruna, apa kau ingin makan diresto mahal atau kaki lima?" tanya danis sambil menyetir.

Aruna segera memasukan ponselnya kedalam tas.

"terserah, aku bisa makan dimana saja" jawab aruna santai.

Danis kembali melajukan mobilnya dan berhenti di resto yang sering didatangi celine.

"ayo aruna!"

"oke" aruna turun dan mengikuti langkah danis.

setelah masuk mereka mencari meja yang kosong.

"kau pilih menu apa saja yang kau mau? Aku yang bayar" ucap danis merasa gagah.

Bisa membawa aruna ke resto yang mewah, danis merasa sejak dirinya memiliki uang aruna sedikit berubah, baginya wanita sama saja.

Jika celine, tak mungki seperti aruna, harta kekayaan papanya saja tak akan habis 7 turunan, jadi tak akan mungkin memanfaatkannya, pikir danis.

"sering kesini?" tanya aruna.

"celine yang mengajaku, dia wanita yang aku idamkan jadi masa depanku" jawab danis yakin.

"kau suamiku, selamanya akan tetap jadi suamiku"

"kenapa? Karena sekarang aku sudah kaya?"

"dari kau kerja dipercetakan, aku sudah menerimamu! Apa kau lupa?" aruna kesal.

"menghinaku, kau selalu menghinaku saat aku belum memiliki banyak uang"

"sejauh apa cintamu pada celine?"

"sejauh benciku padamu"

"jangan harap aku membiarkan kau bersama celine!"

"kau mulai menyukaiku" goda danis.

"aku tak berniat menikah lagi"

"jangan egois! aku juga ingin menikmati hidup bermesraan dengan pasanganku, kelak memiliki anak yang lucu"

Asik berdebat makanan pesanan mereka sampai.

Aruna yang kelaparan segera makan tak meneruskan perdebatannya dengan danis yang pasti tak akan ada ujungnya.

Melihat aruna menyantap dengan lahap danis tersenyum, sekarang danis lebih suka menggoda istrinya agar marah2, karena aruna sekarang lebih sulit terpancing amarahnya daripada awal menikah.

"mas danis" sapa suara yang sudah berdiri di sampingnya

Sesaat danis dan aruna kaget dengan kehadiran celine.

"celine, duduklah! Bukankah hari ini aku lepas tugas ya?" tanya danis.

Aruna segera menghentikan aktivitas makannya, melihat kedatangan celine.

"boleh aku ikut makan?" tanya celine pada aruna.

"silakan" jawab aruna tak ada pilihan lain.

"mas danis, nanti malam aku ada acara party sama temen, bisa antar kan?" rengek aruna manja.

"taa...tapi" danis enggan mengantar celine, matanya menatap aruna.

"jam berapa acaranya celine? Danis sudah ada janji denganku" tanya aruna.

"jam 8 malam, tapi kalau gak bisa gak masalah, pulang dari sini kalian bantu aku pindahan kerumah mama linda ya?" pertanyaan celine lagi-lagi mengagetkan aruna.

"pindahan?" tanya aruna.

"bukan, bukan seperti yang kau pikir" jawaban celine menyiratkan tanya.

"oke, aku harus segera pergi! Besok jam 7 pagi, aku jemput kamu mas danis, untuk hari ini baiklah sesuai kesepakatan, bebas tugas" celine beranjak pergi.

Aruna dan danis saling menatap, melihat keanehan sikap celine, yang sulit dimengerti.

"apa yang kau sukai darinya?" tanya aruna.

"apa kau tak lihat dia begitu cantik"

"aku juga cantik, apa matamu tak lihat!" aruna melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Danis tak ambil pusing dengan ucapan aruna lebih memilih ikut menikmati hidangan yang sudah dipesannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!