Linda mengitari seluruh ruangan rumah kontrakan aruna.
"mama, mau makan apa? Om hardi tak bisa kesini ma, katanya ada keperluan mendadak, jangan2 marah ya" aruna membuka kulkas dan mengambil minuman botol untuk mamanya.
"om hardi orang yang sangat baik, mana mungkin marah, dia sayang sama kamu aruna" ucap linda sembari duduk disofa ruang tamu.
"baik buat mama belum tentu baik buat aku" aruna menyodorkan minuman botol.
Linda hanya tersenyum melihat putrinya yang keras kepala. Bagi aruna mamanya hanya perempuan lemah. Sejak Aruna berusia 5tahun Entah apa yang terjadi Ayahnya menjadi sangat temperamental, suka marah dan tak segan memungkul mama. Mama hanya bisa menangis tanpa melakukan perlawanan. Tidak hanya itu saja Ayahnya tak pernah memperlakukan aruna seperti anak. Sangat Acuh dan tidak peduli, walaupun tak dipungkiri kebutuhan aruna secara finansial selalu dipenuhi oleh Ayah herman. Seluruh kenangan buruk itu masih sangat melekat dibenaknya, menumbuhkan sebuah trauma yang mendalam.
"istri tak berguna, hanya mempermalukan aku saja!! Keluargaku sangat terpandang, harusnya kau bisa menempatkan diri, plakkk!!!" tamparan keras Herman saat itu terekam jelas diingatan aruna.
Entah kenapa diperlakukan tak seperti manusia mamanya hanya mampu terdiam. Aruna kecil Tumbuh tanpa kasih sayang seorang Ayah.
"maafkan aku mas, jika mengecewakanmu" rintihan tangis mama dikaki Herman diabaikannya.
Ayahnya menjadi pemabuk dan selalu pulang larut malam, meskipun Herman tak pernah bermain wanita, tapi kekasarannya membuat hidup linda menderita.
Setiap melihat mamanya, aruna ingin menjadi garda terdepan pelindung. Kedatangan Hardi di hidup Linda memang membuat hari Linda kembali ceria. Sayangnya hati aruna terlalu beku untuk memahami apa arti cinta.
Tet...tet...tet...
Klakson mobil kembali berbunyi didepan rumah kontrakan aruna, mobil merah terparkir didepan rumahnya.
Aruna melongok keluar, melihat danis turun membuat aruna penasaran. siapa yang mengantar jemput danis.
Terlihat danis turun dari mobil dengan muka yang lesu. Dan berjalan tanpa tenaga masuk kedalam.
"kamu darimana?" tanya aruna saat danis dihadapanya.
"aku hanya akan mengambil baju sebentar, kamu menginap saja dirumah mamamu, aku tak pulang malam ini" ucap danis masuk ke dalam rumah.
"danis, percetakan lagi sepi ya? Kok udah pulang?" tanya linda setelah melihat danis masuk.
"tidak ma, danis sudah resign dari percetakan, danis sudah punya pekerjaan baru yang lebih baik ma, danis pulang sebentar untuk mengambil beberapa pakaian, ada tugas diluar kota" jawab danis sopan.
"terus aruna, kamu tak meninggalkan aruna sendiri kan?" tanya linda kawatir.
"aruna, kamu ijinkan suamimu kan?" danis menatap aruna seakan menyerahkan jawaban pada aruna.
"aruna gak masalah ma" jawab aruna berdusta, padahal sudah dipastikan susah tidur jika tak ada danis dirumah.
Mendengar jawaban aruna danis masuk kedalam kamar.
"mama, aruna bantu danis siapkan baju dulu ya" aruna masuk kedalam kamar setelah anggukan linda.
Aruna menutup pintu kamar agar mama tak mendengar obrolannya dengan danis.
"danis, siapa yang ada didalam mobil mewah, apa resti wanita yang kau bawa kerumah mama malam itu?" tanya aruna lirih.
"bukan, tapi dia memang wanita" jawab danis sambil memasukan pakaian kedalam tas.
"kamu mau kemana? kerja dimana?" aruna masih saja ingin tau.
"kemasi saja barang2mu minggu depan akan aku kontrakan rumah yang lebih bagus dari ini, aku yang bayar!" ucap danis mengangkat dagunya.
Aruna terkejut mendengar perkataan danis, uang darimana danis mengontrak rumah.
"hei danis, dengar!! Kamu suamiku jangan bertindak aneh? Jangan2 kamu jadi simpanan tante2" aruna menyelidik.
"memangnya kenapa? Bagus kan! Yang penting kaya bukan begitu? aku akan mencari cara untuk menceraikan kamu, dasar bawel" danis menutup tasnya.
"danis, tunggu! Aku bisa bayar kamu, berapa orang dalam mobil membayar kamu? Asal kamu jangan bermain api dengan wanita lain" aruna menarik tangan danis.
"aku tak butuh uangmu perempuan sombong!! aku pastikan kau tak akan mendapatkan kebahagiaan, siapa suruh kau hancurkan hidupku dengan menyuruhku menikahimu" danis bicara dengan sangat jelas walaupun mengecilkan volume suaranya agar tak terdengar oleh linda mertuanya.
Aruna sangat kesal melihat tinggah danis yang semakin diluar akal sehatnya.
Danis keluar kamar dan diikuti oleh aruna dibelakangnya.
"mama, doakan danis ya ma, danis berangkat dulu" ucap danis mencium punggung tangan linda.
"hati2 ya nak, jangan lupa selalu kabari aruna ya, agar tak kawatir" ucap linda.
Danis mengacungkan tangannya didepan aruna, secara cepat aruna mencium punggung tangan danis. Agar mama linda tak curiga, jika tak ada mamanya mana sudi aruna melakukan hal itu.
Danis keluar kerumah menuju mobil merah yang masih menunggunya.
"danis tunggu" aruna kembali menarik belakang jaket danis saat berada di pelataran kontrakan mereka.
"apaan sih?" jawab danis kesal.
"aku hampir lupa, besok malam ada makan malam perayaan pernikahan hadiah karyawanku, kamu harus datang?" aruna berharap kali ini danis menuruti perkataannya.
"ada tawaran? Agar aku bersedia datang aruna?" danis tertawa mengejek.
"apapun, apapun keinginan kamu asal tak memintaku untuk bercerai, akan aku lakukan" aruna sudah tak mempunyai penawaran apapun. Jika uang pasti danis juga akan menolaknya dan menganggap aruna sombong.
"bagaimana jika tawarannya justru pemberianku untukmu aruna?" tanya danis membentangkan tanya dibenak aruna.
"apa maksudnya danis?" tanya aruna tak mengerti
"pemberian nafkah batin untukmu, kamu mau?" pertanyaan danis membuat aruna merasa mual.
"mana sudi aku memberikan tubuhku padamu, jangan mimpi" jawab aruna reflek.
"oke! Aku akan pergi, jangan mimpi aku akan datang ke makan malammu, cari saja lelaki pengganti toh karyawanmu tak tau kan wajah suamimu" danis membalikan badan ingin menuju mobil merah.
"danis tunggu! Aruna kembali menarik bajunya" danis kembali menatap aruna.
"tidak adakah permintaan lain yang masuk akal danis?" tanya aruna mengiba.
"tidak, sebenarnya aku juga tak tertarik padamu aruna, aku hanya penasaran seperti apa bentuk dibalik bajumu, hmmm! Aku suamimu kan?" danis menjawab tanpa menatap aruna.
"oke!!" entah apa yang ada dibenak aruna, padahal membayangkan saja aruna merasa risih.
Yang terpenting bagaimana danis mau datang dulu.
"jawaban yang tepat aruna, tenang saja aku pastikan aku akan datang" jawab danis membuat aruna lega.
Danis kembali berbalik dan berjalan menuju mobil merah, yang membuat aruna sangat penasaran.
Aruna harus mencari cara untuk membatalkan permintaan danis. Mobil danis sudah melaju entah apa pekerjaan baru suaminya itu.
Aruna berjalan masuk kembali kedalam rumah, mama linda masih duduk disofa dan menonton siaran televisi berlayar besar suaranya memenuhi rumah kontrakan aruna yang mungil.
"memangnya danis kerja dimana sekarang?" tanya linda sesaat setelah melihat aruna masuk ke dalam rumah.
"masih rahasia ma, nanti mama juga akan tau, yang jelas pekerjaan yang lebih baik" ucap aruna berbohong agar linda tak merasa curiga.
"kalian ini, kenapa main rahasia-rahasiaan, tapi ya sudah yang penting saling memberi dukungan satu sama lain, mama lihat danis mulai menerima kehadiran kamu" jawaban mama membuat aruna tersenyum kecut.
Menerima apanya, jika bertikai selalu saja mencari cara ingin menceraikan aruna, bahkan sampai saat ini. Tapi mama linda juga tak perlu tau. Aruna sekuat tenaga akan menjaga pernikahannya, meskipun belum cukup paham jika pernikahan harus didasari cinta dan kasih sayang yang sama sekali belum dimilikinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments