bab 4

Dengan pelan aruna menyusuri jalan, sampai diujung jalan tak jauh dari kontrakannya ada beberapa penjual makanan kaki lima. Aruna memilih sate untuk makan malamnya.

"bang, 1porsi ya pakai lontong" aruna memesan diantara pembeli lain yang mengantri.

"dibungkus atau makan disini kak?" tanya penjual sate.

"dibungkus saja" jawab aruna sembari duduk.

Angin malam menyibak rambutnya yang tergerai, aruna memandang laju mobil dan motor yang lalu lalang.

Mungkin ini ya rasanya anak kost kostan, batin aruna membuatnya tersenyum sendiri. Sejak lahir sampai kuliah aruna tinggal bersama mamanya, baru sekarang aruna tinggal terpisah, wajar jika ada sedikit ketakutan jika harus sendirian dirumah. Bagaimanapun juga aruna seorang wanita yang juga memiliki kelemahan. Aruna merasa rindu dengan mamanya padahal baru tadi pagi ia sarapan masih bertemu mamanya. Mama linda paling bawel kalau lewat jam 7 aruna belum makan malam.

"nanti kamu sakit, makan terlalu larut juga tak sehat aruna, biasakan makan sesuai waktu" omelan itu pasti kini tak akan didengarnya lagi.

Bunyi perut aruna terdengar saking laparnya, untung saja masih ada penjual dijam malam. Jam dimana biasanya aruna sudah tidur terlelap.

"ini kak, 20rb" ucap mas2 pedagang sate.

"oh iya ini" aruna memberikan uangnya dan mengambil bungkusan sate.

Aruna kembali berjalan pulang menuju kontrakan rumahnya. Entah kenapa berjalan pulang terasa lebih cepat daripada saat berangkat.

Setelah sampai aruna membuka pintu rumahnya, dan masuk kedalam, sebelum makan aruna menutup seluruh gorden. Baru aruna mengambil piring dan sebotol minuman dalam kulkas.

"untunglah setidaknya masih dekat dengan jalan raya daripada harus mengeluarkan mobil" ucap aruna seorang diri sambil membuka bungkusan satenya.

Dengan lahap aruna makan satu persatu tusukan sate tanpa tersisa.

Dielusnya perut yang sudah kenyang kini, aruna ke dapur dan membersihkan piring. Selesai makan membasuh tangan kaki bahkan mencuci muka dan mengenakan cream malam agar wajahnya selalu cerah. Baru setelahnya aruna naik keatas kasur dan memeluk guling barunya. Diliriknya jam diatas meja rias menunjukan pukul 11 malam.

"memangnya kemana danis! Awas saja jika pulang aku tak membukakan pintu dia mau apa?" ucap aruna kesal sambil berusaha memejamkan mata.

Sebenarnya aruna sudah sangat mengantuk tapi entah kenapa pikirannya tak tenang.

Setelah beberapa jam tidak bisa tidur Aruna kembali membuka mata dan memainkan ponselnya. Di scroll pencarian, mencari nama danis di sosial medianya.

"nah ini akun kamu, habis bikin story kamu brengsek!!" umpat aruna sambil menekan tombol story danis.

Terlihat danis bernyanyi disebuah cafe, terlihat lumayan banyak penonton yang menikmati alunan suaranya mungkin temannya yang merekam, baru dijadikanya story. Aruna sedikit tersenyum.

"cuih, lumayan juga suara kamu anak manja!tapi tetap saja bisa apa kamu selain keluyuran" aruna melihat story yang dibagikan beberapa jam lalu.

Lalu kembali menutup ponselnya, karena haus aruna berjalan kedapur dan mengambil air putih, kini jam menunjukan pukul 2 pagi.

Tokkk....tokk..tok...

Ada suara ketukan pintu membuat aruna bergidik, dengan tenang aruna mempertegas pendengarannya ketokan itu semakin keras.

padahal tidak ada suara motor sama sekali jadi tidak mungkin itu danis. Bagaimana jika pencuri, aruna tak berniat melihat gorden apalagi sampai membuka pintu, membayangkan saja aruna sudah ngeri.

Tokk...tokk.tokk

Aruna dengan cepat berjalan kekamar tidur naik ke atas kasur dan menarik selimutnya sampai keatas kepala.

Kali ini suara terdengar dari jendela kamarnya.

Tek...tekk...tek...

Seperti ada yang mengetuk dengan benda tajam. Aruna berusaha membenarikan diri menarik nafas dalam2 dan menghembuskannya.

"siapa???" teriak aruna dari dalam kamar.

"aku... Cepat buka" suara danis membuatnya lega. Akirnya pulang juga dia batin aruna.

Dengan cepat aruna membuka pintu melihat danis terlihat marah.

"lama amat sih, tidur sampe ga denger kuping kamu?" ucap danis melepaskan jaketnya.

"mana aku tau kalau itu kamu, aku ga denger ada suara motor, mana motor kamu?" aruna celingak celinguk mencari keberadaan motor danis.

"aku gadai" jawab danis enteng.

"terus,buat apa? Gak kerja gadai motor, suram amat masa depan kamu?" tanya aruna.

"sejak nikah sama kamu tambah suram" jawab danis sambil masuk ke kamar mandi.

Aruna mengunci pintu kontrakannya dan segera menutup gorden. Setidaknya sudah ada danis membuatnya lebih tenang.

Aruna kembali ketempat tidur, danis selesai mebersihkan tangan kakinya sedang mencari pakaian rumah di almari.

"hei, jangan diberantakin! Kalau ambil yang bener, biar rapi lagi" aruna yang melihat danis seenaknya mengambil kaos menjadi emosi.

"berisik!!! Aku mau ganti celana tidur sana kamu, atau mau lihat?" danis membuat aruna segera menaikan selimutnya sampai kepala.

"danis, kamu bisa ganti dikamar mandi kan?" tanya aruna dari dalam selimut.

"suka suka jangan atur2 aku! Aku paling ga suka diatur apalagi sama kamu?" jawab danis kesal.

Danis terdengar berjalan keluar kamar berati sudah selesai mengganti celananya pikir aruna. Diturunkannya selimut sambil mencari keberadaan danis. ahaaa...aruna punya ide, karena danis tak suka diatur maka aruna akan berusaha membalik aturan.

"kalau aku suruh dia tidur dikamar, pasti dia akan bilang jangan atur aku lalu danis akan tidur diruang tamu" batin aruna sambil tersenyum.

Aruna kembali turun dan berjalan ke ruang tamu, menatap danis yang tiduran disofa sambil memainkan ponsel.

"danis!!! Ayo kamu tidur dikamar, ini ruang tamu bukan tempat tidur, bisa2 gembos sofanya kalau kamu gunakan tidur" ucap aruna tersenyum.

Danis memandang aneh istrinya itu, aruna yang kasar padanya tiba2 manis dan mngajak tidur pasti ada maksud tersembunyi.

"Danis ayo??" ucap aruna lagi.

Kali ini danis yang tersenyum dan meletakan ponselnya dimeja, danis berdiri dan berjalan kearah aruna.

"ayoo, tidur sama kamu!" danis mendekatkan tubuhnya sampai tak berjarak.

Kali ini aruna kelabakan, rencananya tak berjalan sesuai keinginan.

"kamu" ucap aruna terbata.

"kenapa? Berubah pikiran?" jari danis mengkaitkan rambut aruna ketelinganya.

"danis!! Jaga jarak, terserah kalau kamu mau tidur disofa" aruna mendorong dada bidang danis.

"jangan main2 sama aku aruna, wanita sombong? Kamu pikir semua hal bisa kamu kendalikan? Salah kamu! Dirumah ini aku yang mengendalikan kamu" ucap danis menggengam kedua lengan aruna.

"cukup danis! Awas ya kamu?" aruna berbalik dan segera kembali ke tempat tidur.

kali ini danis mengikuti langkahnya, dan merebahkan tubuhnya disamping aruna.

"hei aruna, besok akan aku beli pajangan dinding agar dinding kamar ini rame" ucap danis membuat aruna terpancing.

"aku suka kerapian dan kebersihan, cukup bikin ulah, setiap 2hari sekali akan ada loundy datang jadi masukan baju kotormu kedalam bak yang sudah aku siapkan setiap kamu selesai mandi, jangan ubah apapun" ucap aruna menggerutu.

"aku menggenakan baju seminggu baru ganti aruna" jawab danis sambil memejamkan mata.

"dasar jorok!!" ucapan aruna yang terakir diacuhkan danis.

Danis sudah terlelap, aruna menatap suaminya itu. Tak dipungkiri wajahnya memang tampan. Tapi sayang kasar batin aruna.

"ah tidak, aku tidak akan mempercayai seluruh lelaki apalgi seperti danis" batin aruna. Karena lelah aruna akirnya tertidur juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!