Aruna kembali merebahkan tubuhnya disofa, ingin rasanya menangis dan berteriak serasa semua tak adil baginya.
Danis benar2 membuat rencananya berantakan. Dan kehadiran celine mengancam pernikahannya. Bagaimana jika akirnya mereka menikah dan danis benar2 menceraikan aruna. Dengan begitu mama akan menikah dengan om Hardi.
"tidak, aku tak akan membiarkan terjadi" teriak aruna seorang diri.
Jam menunjukan pukul 1 malam, perjalanan dari tempat makan kerumah lumayan jauh, dan entahlah jam berapa danis akan pulang.
Dirumah sebesar ini dan aruna harus sendirian, karena ada tiga kamar aruna berniat menyewa jasa art, setidaknya jika danis jarang pulanh aruna tak sendirian dirumah.
Kelelahan aruna kembali tertidur disofa.
Danis membawa kartu lain untuk membuka pintu rumahnya.
Danis masuk tanpa disadari aruna. Danis menatap aruna yang sedang tidur.
"salah siapa menantangku, hidupmu pasti akan berantakan aruna, ini baru permulaan" danis masuk ke kamar tengah, membersihkan diri dan tidur.
***
Bunyi ponsel aruna berdering membuatnya terbangun.
"ah lagi2 ketiduran" ucap aruna sambil menyipitkan mata melihat nama pemanggil.
"hallo ma" jawab aruna malas.
"aruna, ayo segera bangun! Kamu ga usah masak nak, mama udah masak untuk sarapan, tunggu mama ya" ucapan linda membuat aruna tersenyum senang.
Pasti mama ingin menebus rasa bersalahnya karena sejak semalam cuek pada aruna. Dengan semangat aruna masuk ke kamar dan segera mandi untuk menyambut mamanya.
Satu jam berlalu aruna keluar kamar dengan wajah yang bersinar, bebarengan dengan danis yang juga sudah rapi.
"tumben wangi banget aruna, lagi bahagia kamu" danis menuju sofa diruang tengah yang lumayan luas.
"danis, aku akan mencari art supaya membantu membersihkan rumah, selain itu bisa menemaniku saat kau tak pulang" aruna ikut duduk disofa disamping danis.
"tak ku ijinkan, kamu kan bisa membersihkan seluruh rumah, lagipula tak full time kan ke tempat usaha" jawaban danis membuat mood aruna berbalik.
"aku yang bayar, tenanglah!!" aruna masih bersikeras
"aku akan selalu pulang, tak perlu art" jawab danis yang tentu tak dipercaya aruna.
Tapi pagi ini aruna sedang malas berdebat, lebih baik menunggu mama linda membawakan sarapan untuknya.
"tumben gak ngomel suruh siapin sarapan?" tanya aruna menunjuk lengan danis dengan jarinya.
"kan mama kamu masak buat sarapan, aku akan tunggu" jawab danis sambil memainkan ponselnya.
"memangnya mama linda ngabarin kamu?" tanya aruna lagi.
"ya, nanti setelah sarapan kita ada acara berempat" jawab danis membuat aruna kebingungan.
"berempat, apa maksudmu?" tanya aruna tak sabar mendengar ucapan danis.
"ya pergi, sama papa sama mama linda, sama aku" jawab danis sambil teetawa.
"oh pantes aja mama pagi2 masak, tapi kok ga kasih tau supaya aku kosongkan jadwal" jawab aruna sambil membuka ponselnya, siapa tau ada chat terlewat dari mama yang dibacanya.
"kamu ga perlu kosongkan jadwal, untuk apa?" kali ini danis menatap aruna dan meletakan ponselnya.
"ya kan mau keluar berempat" jawab aruna tanpa berfikir.
"kamu kan ga ikut" danis membuat aruna memandangnya kaget.
"gak ikut gimana?" tanya aruna
"berempat itu satunya celine, bukan kamu!" danis membuat keceriaan aruna pagi ini hilang seketika
Lagi2 celine, kenapa bisa mama melakukan ini pada aruna, padahal aruna pikir mama masak untuk sarapan bentuk rasa bersalahnya tapi aruna salah, sepertinya mama tak peduli dengan perasaanya. Dan om hardi sudah pasti lebih menyukai celine yang ramah padanya. Hampir lebih dari 3tahun aruna mengenal om hardi aruna selalu acuh. Wajar jika om hardi mulai kesal dengan tingkahnya, batin aruna.
"danis, kamu suamiku" ucap aruna lagi2 membuat danis terbahak.
"hanya didalam buku kan, mana pernah kau layani aku jika aku suamimu" ejek danis sambil menatap aruna.
"apa kau menyukai celine?" tanya aruna serius.
"tentu aku menyukainya, dia sangat cantik, dan yang terpenting tak pernah meremehkan aku" jawab danis yakin.
Kesombongan aruna kini mulai memudar, danis tak seperti yang dibayangkannya.
"apa maumu danis, kau selalu mengatakan aku harus belajar agama? Apa kau tau perceraian juga dibenci Tuhan" ucap aruna.
"jangan membalik keadaan, pernikahan ini tanpa cinta, tapi karena keegoisanmu tak membiarkan orang lain bahagia, sekarang kau rasakan saja aruna" jawab danis sambil beranjak pergi masuk kedalam kamar.
Suara bel rumah berbunyi aruna berjalan membuka pintu.
"hai kak aruna" celine sudah mulai berani masuk kerumahnya, batin aruna.
"ya celine, mama ya yang menyuruhmu kesini" tanya aruna.
"ya benar, eh mas danis mana? Sekalian aku berlatih vocal" celine mencari keberadaan suaminya.
"ayo silakan" aruna mempersilakan celine masuk kedalam rumah.
"akan aku buatkan minum" ucap aruna.
Bagaimanapun dihadapan celine aruna ingin menunjukan rumah tangganya baik2 saja. Aruna akan berusaha keras menjaga pernikahan yang diyakininya sekali seumur hidup.
"terimakasih kak" jawab celine sambil duduk dikursi ruang tamu.
"hai celine" terlihat danis antusias menyambut kedatangan celine.
Aruna mengamati dari kejauhan sebelum berjalan kedapur.
"aku mulai tertarik latihan vocal lagi, terimakasih membuatku memiliki kegiatan baru yang lebih berguna" celine terlihat bersemangat.
"selamat pagi" ucap mama linda masuk kerumah, sambil menenteng rantang piknik 4 susun yang paling besar.
"pagi tante" celine mencium punggung tangan linda.
Dan kemudian danis melakukan hal yang sama.
"celine, panggil mama" linda mengingatkan celine.
"ya mama" jawab celine
"ya sudah ayo keruang makan, kita segera sarapan, papa kamu pasti sebentar lagi juga datang danis" ucap linda sambil masuk mencari dimana ruang makan.
Mama linda mendapati aruna sedang membuat minuman didapur.
"mama sudah datang ya" ucap aruna malas.
"kamu kenapa lesu, sakit ya? Kalau sakit ga usah masuk kerja istrahat saja dirumah" ucapan linda sama sekali tak membuat aruna merasa lebih baik.
"minumannya aku kasih meja makan aja, mama mau minum apa?" tanya aruna sambil meletakan minuman untuk celine dimeja makan.
"teh hangat aruna tanpa gula, mama akan bantu kamu siapkan semua makanan yang mama bawa, mama bikin nasi uduk komplit aruna, kemarin malam celine bilang suka sama nasi uduk kampung, jadi mama bikin ini" ucapan linda membuat aruna sangat kecewa.
Baru saja semalam bertemu celine tapi sepertinya mama melupakan aruna, entahlah atau mungkin hanya perasaan aruna saja, batin aruna.
Danis dan celine menyusul linda ke meja makan, nampak danis menarikan kursi untuk celine dan aruna lagi2 hanya menatapnya dari kejauhan.
Ternyata danis bisa bersikap lembut kepada wanita, aruna berfikir mungkin selama ini dia terlalu kasar pada danis, makanya danis tak meliriknya sama sekali. Aruna ingi berusaha menjadi istri yang lebih baik agar danis juga bisa bersikap lembut seperti sikapnya pada celine.
"ah... kenapa danis harus bersikap lembut padaku, kenapa denganku!! kenapa juga aku harus berubah agar danis memperhatikanku, jangan2 aku mulai mencintainya" ucap aruna dalam hati dengan kebimbangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments