Bab 16

Aruna segera berganti pakaian, dan memakai celana dan sepatu yang membuatnya nyaman, kembali menyemprotkan parfum lalu menautkan tas slempang dan bergegas keluar kamar.

"cepatlah" ucap danis sudah menunggu di ruang tamu.

"ayo danis, aku ingin tau penjelasan mama,"

"ganti kaosmu?"

"kenapa? aku nyaman memakainya, lagian kalau ganti, kau akan menungguku lebih lama?"

"terlalu ketat aruna, memangnya kau mahasiswa atau anak sekolahan? Kau sudah menikah!!"

"tapi aku kan masih muda, lagipula model terbaru"

"bajumu akan membuat banyak mata lelaki tertuju padamu!" danis terlihat kesal.

"harusnya bangga! Punya istri dikagumi banyak orang" aruna sedikit menahan senyum.

"berangkat saja sendiri sana!" danis berjalan menuju kamar, membatalkan niatnya mengantarkan aruna.

"oke!! Aku ganti, tunggu sebentar" aruna segera berlari masuk kamar.

Ternyata dekat dengan seorang lelaki tak seburuk yang aruna pikir. Kehadiran danis, menuliskan cerita baru dihidupnya, benar kata ratih, tak semua lelaki sama.

Dengan waktu singkat aruna mengganti kaosnya dengan pakaian sedikit longgar, tak begitu memperlihatkan lekukan tubuhnya yang berisi dibagian atas.

"ayo" ucap aruna keluar kamar.

Kali ini danis mengangguk, dan mereka berangkat kerumah linda.

****

Danis melajukan motornya lumayan kencang, biasanya aruna memegang pundak danis, kali ini aruna melingkarkan tangannya di perut danis.

"sepertinya kau sudah mulai terpesona denganku aruna, sekarang aku yang akan mengatur hidupmu" batin danis tersenyum.

jantung aruna terus berpacu kencang disepanjang jalan, kali ini anggin membuat rambut aruna berantakan.

Perasaan yang sebelumnya tak pernah dirasakan, sepertinya mulai menyelimuti hatinya.

***

Sampai dirumah linda, danis segera memarkirkan motornya.

Tokk....tok...

Aruna mengetok pintu rumah mamanya, ada seseorang yang membukakan pintu membuat aruna kaget karena tak mengenalnya.

"siapa kamu?" tanya aruna

"aku rossa, asisten nona celine" jawabnya sopan

"asistenya celine, kenapa ada disini? Dimana mamaku?" tanya aruna

"didalam non" rossa memberi jalan agar aruna masuk ke dalam rumah.

Tak hanya aruna, danis juga terlihat bingung dan mengikuti langkah aruna.

"maaa....mama" teriak aruna mencari keberadaan mamanya.

Terlihat mama diruang makan, menyiapkan makanan yang entah untuk siapa, batin aruna.

"mamma..." mendengar suara aruna, linda hanya memandang putrinya tanpa suara.

Aruna segera memeluk mamanya dan tersenyum sumringah.

"syukurlah mama baik2 saja, aruna khawatir ma" aruna melepaskan pelukannya.

Linda tetap terdiam, tak menjawab aruna.

"mama kok diam, kenapa? Sakit." aruna menatap mamanya dengan seksama.

"hai kak aruna" dengan cepat aruna mencari sumber suara.

Celine, ada disini? Aruna kini menatap celine penuh tanya, kenapa celine keluar dari kamarnya.

"kamu keluar dari kamarku?" tanya aruna

"ini sekarang kamarku kak. kak arun, boleh aku pinjam mas danis sebentar?" pertanyaan celine membuat aruna kesal.

"ini hari bebas tugas kan?"

"iya kak, aku gak akan kasih tugas, tenang aja" celine menggandeng tangan danis, dan berjalan menuju ruang tamu.

"mama kenapa ma? Ada yang salah? Kenapa celine tinggal disini?"

"maaf, mama sedikit tak enak badan" jawab mama berjalan pergi masuk kedalam kamar.

Aruna yang mengikuti dari belakang tak sempat menghentikan linda menutup pintu kamar.

"maaa...buka maa, aruna mau ngomong! Maa.. Kenapa mama cuekin aruna" aruna mengetuk pintu berkali2 berharap linda membukakan pintu.

Dibalik kamar, linda tak tega melihat aruna kebingungan, setelah satu bulan. Linda segera ingin memberitahukan kepada aruna, siapa celine dan bagaimana masa lalu mamanya.

Sementara diruang tamu, celine ingin merebut perhatian danis dari aruna.

"mas danis, menurutmu apa aku cantik?"

"cantik" jawab danis singkat.

"jika saja kau belum menikah, aku pasti jatuh cinta padamu"

"mana mungkin orang sepertimu tertarik padaku celine, kau membuatku tersanjung"

"apa kau tak pernah bercermin, lihat dirimu mas, kau terlihat sempurna, pekerja keras, pintar bernyanyi, wanita mana yang tak tertarik dengan orang sepertimu"

"celine, jangan membuatku salah tingkah" danis tak menyangka kekagumannya bersambut.

"kalau kau belum menikah? Kau pilih aku atau kak aruna?"

"tapi kenyataannya aku sudah menikah" danis tersenyum.

"dimana lagi mencari sosok sepertimu?"

"celine, kau begitu cantik! Aku yakin banyak yang tertarik padamu" jawab danis.

"semoga masih ada tempat kosong dihatimu, sisakan untuk aku"

"kau rekan kerjaku kan, pasti ada tempat tersendiri untukmu dihatiku"

"tapi aku mau lebih, aku juga tak keberatan jika dimadu"

"aku bukan lelaki yang adil celine, permintaanmu berlebihan, aku tau ini hanya candaan, kan?"

"aku akan buktikan, seluruh ucapanku serius."

"terserahmu celine"

"besok pagi2 aku jemput ya mas, kau tak lupa kan? Kerjamu menjagaku!"

"aku tak lupa"

"baguslah, kita bisa lebih mengenal satu sama lain"

Aruna mendengar semua obrolan mereka, hanya bisa menelan ludah. Celine benar2 pelakor? Batinnya, geram. Setahu aruna, danis pernah mengaku menyukai celine. Tapi sedari tadi aruna dengar jawaban danis, seolah tak memberi ruang pada celine.

"ehemm..." aruna mendekati keduanya.

"hai kak aruna, jaga suaminya ya? Mas danis bilang aku cantik" ucap celine dikira aruna tak mendengar percakapan mereka.

"semua wanita cantik celine" aruna menatap celine dengan sinis.

"ini yang kuinginkan darimu aruna, menatap sinis dan benci padaku" batin celine seolah mengejek tatapan aruna.

"ya, kau benar kak" jawab celine.

"ayo, kita pulang" aruna menarik tangan danis yang sedang duduk didepan celine.

Danis langsung berdiri, dan mengikuti langkah aruna.

"celine, aku pamit" kata yang sempat diucapkan danis, sebelum berlalu pergi.

Aruna kembali naik ke boncengan danis dan mengkaitkan tali helmnya. Dan kali ini pelukannya ke perut danis lebih kencang dari saat berangkat.

***

Sampai rumah, aruna merebahkan badanya di sofa ruang tamu, diambilnya bantal kecil dan dipeluknya.

"kenapa wajahmu kesal sekali? Kenapa mamamu?"

"mama sakit, entahlah" pandangan aruna kosong.

Danis sebelumnya tak pernah melihat aruna lemah begini.

"beri waktu untuk mamamu aruna, mungkin kau tak sengaja menyakitinya"

"celine tinggal disana, kenapa?"

"mamamu sudah menganggapnya sebagai anak"

"tapi aku anak kandungnya!"

"tenangkan dirimu! Tidak semua bisa berjalan sesuai keinginanmu?"

"apa kau kira aku tak mendengar obrolanmu dengan celine, kenapa kau tak langsung membalas ungkapan cintanya padamu"

"saat ini aku menikah aruna"

"memangnya kenapa? Kau juga tak menganggapku istri, bukankah cepat atau lambat kau ingin meninggalkan aku"

"sudahlah aruna, pikiranmu masih kacau! Lebih baik kau mandi sana"

Aruna terdiam dan tak menjawab perintah danis.

"atau aku menemanimu mandi aruna"

"jangan harap" jawab aruna cepat.

"kau bilang ingin menjadi istriku untuk selamanya, tapi melihat sedikit saja tak kau ijinkan, aku hanya penasaran aruna? Asetmu asli atau palsu" goda danis agar aruna melupakan kesedihannya.

"awas ya!!!" aruna berdiri dan masuk ke dalam kamar, tak lupa mengunci pintu.

Danis sendiri juga tak mengerti, kenapa aruna bermasalah dengan mamanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!