Sarapan tetap dimulai meski om hardi belum tampak. Dengan penuh senyum mama mengambilkan nasi terlebih dahulu untuk celine.
"kamu mau lauk ayam atau telur atau dua2nya?" tanya mama bersemangat pada celine.
"semua aku mau tante" jawan celine menyambut sikap baik mama.
"celine, panggil mama saja ya? Jangan lupa" mama linda mengingatkan celine.
"baik ma" jawab celine juga terlihat menikmati perlakuan mama padanya.
Semantara aruna merasa kesal, kenapa harus celine, apa yang difikirkan mama. Jelas2 itu teman wanita danis, dan mama memperlakukannya berlebihan sampai-sampai mengabaikan aruna. Karena kesal aruna meninggalkan meja makan. Jangankan mengambilkan makan, menyuruh aruna kembali pun tidak. Sikap mama benar2 membuat aruna kecewa.
Aruna berjalan ke sofa ruang tamu dan memilih memaikan ponselnya. Terlihat kedatangan om hardi.
"pagi om" ucap aruna menyambut dengan mencium punggung tangan om hardi. Tak seperti biasanya sikap aruna kali ini jauh lebih manis daripada biasanya.
"apa sarapannya sudah selesai?" tanya om hardi.
"belum pada makan diruang makan om" jawab aruna.
"oke, om masuk ya nak" jawab om hardi berlalu, tanpa bertanya kenapa aruna tak ikut makan bersama.
Sikap om hardi membuat aruna semakin kecewa.
"ya om silakan" jawab aruna.
Kalau semua seperti ini lalu siapa yang akan membela aruna. Apalagi pernikahannya dengan danis juga hasil paksaannya.
***
Sampai sarapan selesai, mama linda sama sekali tak memanggil aruna. Mereka semua menikmati sarapan layaknya keluarga yang bahagia.
Selesai sarapan terlihat danis dan celine keluar dan mendekati aruna.
"ah mas danis bisa aja" ucapan celine membuat aruna menengok, sepertinya mereka membicarakan sesuatu.
"sudah selesai sarapannya?" tanya aruna sinis pada keduanya.
"sudah, kamu kok belum siap-siap? Gak kerja?" tanya danis ikut duduk disofa.
"mba aruna gak ikut kita mas?" tanya celine nampak bingung
"gak celine, kalian aja!" jawab aruna memendam kekesalan.
"oh iya kata mas danis mba aruna sangat sibuk ya? Pantes jarang ada waktu" celine menatap aruna.
"celine, meskipun aku sibuk aku selalu memantau suamiku, apalagi dari para wanita tak tau diri" jawaban aruna membuat danis sedikit melotot seolah memberi tanda agar aruna menjaga bicaranya.
"iya bagus itu, mas danis punya istri cantik, pekerja keras jangan disiakan" jawab celine yang tak merasa ucapan aruna ditujukan padanya.
"mas danis, bisa kita bicara sebentar?" tanya aruna menatap suaminya.
"oke istriku, celine aku tinggal sebentar ya?" danis mengikuti langkah aruna masuk ke dalam kamar.
Danis menutup pintu kamar rapat2, supaya suara mereka tak terdengar karena sudah dipastikan aruna akan mengomel.
"kenapa?" tanya danis merasa menang.
"kalian sarapan, tak peduli padaku? Danis! Jauhi wanita itu?" pinta aruna bernada tinggi.
"sudah kukatakan, jangan mengatur hidupku! Bagaimana? Kau menyerah? Aruna aku jatuh cinta padanya" jawaban danis membuat hati aruna sakit.
"apa maumu, menceraikan aku?" tanya aruna menarik nafas dalam2.
"aku rasa kau bisa lega, Setidaknya tidak untuk sekarang, aku akan menceraikanmu ketika celine sudah memberikan hatinya padaku, dan aku harus mencari cara meyakinkan dia jika aku suami yang baik, dan kau istri yang jahat" jawab danis sambil mengusap pipi aruna.
"jahat kau danis! Tak akan kubiarkan semua terjadi, aku lihat celine tak tertarik padamu" aruna yakin dengan perkataannya.
"bukan tidak cinta, tapi belum" jawab danis percaya diri.
"kalian mau pergi kemana?" tanya aruna ingin tau.
"ke puncak aruna, menikmati kebersamaan dengan papaku dan mamamu serta celine dan pastinya tanpa kamu" danis seolah mengejek aruna.
"oke, nikmati saja kebersamaan kalian, aku tak peduli" aruna menjawab dengan kebohongan.
"Segeralah mandi dan berangkat ke kantor, cari uang yang banyak daripada mengomel seperti ini" danis melemparkan handuk bersih agar aruna segera mandi.
Aruna hanya terdiam duduk dikasur.
"atau kita mandi bersama" ucap danis mendekati aruna dan memeluknya dari belakang.
"lepas danis, jangan lancang" jawab aruna spontan.
"hei, kau sendiri yang mengatakan istriku! Tidak ada salahnya kan aku melihatnya sedikit saja aruna?" tanpa menjawab danis aruna memilih untuk segera masuk ke kamar mandi dan menguncinya rapat2
***
Danis kembali keruang tamu dan kali ini mama linda dan papanya ikut mengobrol bersama.
Celine yang biasanya menyibukan diri, kini merasakan kehangatan yang sebelumnya tak pernah didapatkan. Mama linda dan om hardi begitu baik. Meski baru mengenal mereka, celine merasa kehadiran keduanya bisa mengganti kehausannya akan kasih sayang sosok orangtua.
Lagi2 aruna melihat keharmonisan yang tercipta, mama bahkan tak melihat aruna yang keluar dari kamar.
"hem..hem.." aruna berdehem, membuat semuanya menatapnya.
"kamu mau berangkat kerja ya? Hati2 ya!" mama tak memberikan penawaran sama sekali untuk mengajak aruna jalan.
"iya ma, have fun untuk kalian semua" aruna berjalan keluar rumah tak mau lebih lama melihat kebersamaan mereka.
Dengan cepat danis mengikuti langkah aruna sampai depan rumah.
"hei..perempuan sombong!!" danis menarik tangan aruna yang akan masuk kedalam mobil.
Aruna hanya memandangnya terdiam tanpa suara.
"ini kartu rumah, ada 2 kau pegang satu, takutnya kalau nanti kita menginap dan tidak pulang" danis menyodorkan kunci rumah mereka.
Aruna menerimanya masih tanpa suara lalu masuk kedalam mobil.
Sikapnya membuat danis sedikir terkejut.
***
Aruna menyetir mobil dengan memutar musik yang sangat keras.
"jika memang itu mau kalian terserah, aku tak peduli, aku akan mencari kesibukan lain yang lebih berguna dan membuatku nyaman"
Ucap aruna sambil menyetir mengeluarkan unek2 nya.
Mobil Aruna menepi di sebuah tempat makan yang dilaluinya. memutuskan untuk mencari sarapan seorang diri, karena kekesalannya membuat aruna tak menyantap masakan buatan mamanya.
Aruna berjalan masuk ke restoran, matanya tertuju pada sepasang kekasih yang sedang asik menikmati sarapan sambil sesekali sang perempuan memberikan suapan.
"memangnya ada ya orang saling mencintai" pikir aruna.
"hai runa" sapa perempuan yang tak asing bagi aruna.
"ratih" jawab aruna langsung memeluk sahabatnya yang sudah hampir 4 tahun tak bersua.
"kamu sama siapa? Denger2 pengantin baru ya?" ranya ratih menggoda aruna.
"kamu kapan balik ke indo, aku kangen tau! Kamu sama siapa? Harus temeni aku sarapan ya?" tanya aruna sangat senang bertemu ratih.
Ratih sahabat aruna, bahkan mereka menghabiskan masa sd, smp dan sma selalu bersama. lepas sma ratih menikah, waktu itu aruna sangat sedih. Tidak ada lagi teman berbagi keluh kesahnya.
"minggu kemarin aku balik kesini, Abraham pindah tugas di sini" jawaban ratih membuat aruna semakin tersenyum.
Mereka memilih salah satu tempat duduk untuk melanjutkan obrolannya.
"tante linda apa kabar?" tanya ratih antusias
"baik, mama kabarnya sangat baik"
"kamu sendiri gimana? Aku surprise banget denger kamu nikah, itu artinya kamu menghilangkan trauma kan?"
"no! Aku menikah tanpa cinta"
"aruna, pernikahan sakral" ratih mengingatkan.
"i know, aku menginginkan pernikahan ini untuk selamanya" jawab aruna membuat ratih tersenyum.
"ratih, bagaimana rumah tanggamu?" tanya aruna.
"aku belum memiliki anak aruna, untungnya abraham adalah suami yang sangat baik, aku bahagia bersamany, dia selalu memenuhi apa yang aku mau" terpancar kebahagiaan diwajah ratih saat menceritakan rumah tangganya.
Aruna masih belum tau bagaimana agar sebuah pernikahan bisa bahagia. Sedangkan menurutnya laki2 sama saja. Mungkin memang ada suami yang baik seperti abraham tapi bisa dihitung dengan hitungan jari kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments