Aruna turun dari motor setelah sampai di percetakan tempat danis bekerja.
"turun!! Untuk apa kamu ikut kesini, lebih baik segera cari kontrakan?" danis membentak aruna.
"pelankan suaramu! Aku istrimu, aku akan kenalkan diriku pada semua teman kerjamu" jawab aruna lirih tapi sambil melotot.
"apa gunanya, aku kesini untuk resign! Percuma kenal besok aku sudah tidak kerja disini lagi" jawaban dani membuat aruna naik pitam.
"apa!! Danis sudah untung punya kerjaan, walau hmm aku yakin gajimu hanya seperseratus dari pendapatanku, tapi keluar aku tak menyarankan" aruna melipat kedua tangannya
"aku tak minta saranmu" danis masuk kedalam percetakan.
Aruna yang tadinya semangat memperkenalkan diri jadi malas.
"tunggu!!" aruna menarik jaket punggung danis.
"oke! Aku akan cari kontrakan, nanti akan aku hubungi kamu, aku pergi" aruna menyerah dan berbalik meninggalkan danis.
Danis tak terlalu memperhatikan sikap istrinya yang aneh baginya.
Sesuai dengan apa yang dikatakan aruna danis memilih resign dari pekerjaannya dan bertekat memiliki pekerjaan yang lebih layak, agar bisa memilih jalan hidupnya, keinginanya hanya menceraikan aruna, dan memulai hidup baru dengan wanita yang akan dicintainya kelak.
***
Aruna mendapatkan beberapa info kontrakan, ada 3 pilihan. Aruna memilih yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempat usahanya. Tapi sayang pilihannya itu sedikit kecil dan hanya memiliki satu kamar. Aruna sudah mempersiapkan tabungannya untuk membeli tanah, untuk dibangun rumah megah sesuai keinginannya nanti. Jadi untuk kontrakan yang hanya digunakan sementara aruna tak ingin menghambur hamburkan uangnya.
Aruna ditemani imas salah karyawannya kepercayaannya. Imas bahkan yang menemani aruna sejak usahanya pertama kali dibuka, sebelum pesanan membludak seperti sekarang.
"mba, beneran milih yang ini mba? Kecil lo?" tanya imas.
"udah gakpapa, kamu bantu aku ya? Kamu panggil 4 karyawan lagi untuk hari ini bebas tugaskan ya imas, bersihkan kontrakan ini, aku mau lunasin untuk dua tahun kedepan, syukur2 sebelum 2 tahun rumahku udah jadi" jawab aruna.
"baik mba, aku telpon yang lain" imas menuruti perintah bosnya.
"oh ya imas jangan lupa pesankan makanan dan camilan, biar pada senang, setelah mereka datang kita siap2 beli perabot sekalian ya, aku mau beli kasur, kursi tamu, almari yang penting2 lainnya besok aja, yang penting malam ini aku sudah harus tinggal disini" aruna tersenyum senang kontrakan sudah dia dapatkan dengan bantuan karyawannya.
"siap mba" jawab imas.
Aruna sudah memiliki usaha makanan online, bahkan produksi tiap harinya sampai overload bahkan po, saking banyaknya. Padahal setiap hari sudah memproduksi 5000 lebih makanan kemasan. Usahanya sudah hampir 2tahun dibangunya bisa terbilang sukses. Aruna memiliki 30 karyawan, ada admin bagian masak, bagian gudang, bagian seller dan dibantu mesin2 canggih yang dibelinya untuk kelancaran produksi.
Aruna selalu menomorsatukan kenyamanan karyawannya, selalu memberikan bonus, mengajak liburan sangat hangat dan penyayang. Tapi aruna sangat disiplin dalam pekerjaan segala sesuatu untuk aruna harus balance.
"mbak anak2 udah dateng, makanan juga sudah aku pesankan, kita berangkat cari perabot ya?" ucap imas
Jarak kontrakan dan tempat usaha aruna hanya 5 menit menggunakan sepeda motoe jadi sangat dekat.
"oke imas, kita kerumah mama dulu ya ambil mobil aku, daripada kita naik taxi online terus"jawab aruna sambil menyalami karyawannya yang datang.
"selamat ya mba untuk pernikahannya" ucap salah satu nya mewakili
"terimakasih, kalian bantu aku beresin rumah dulu gpp kan? selalu ada bonus untuk misi kusus" aruna membuat mereka semua tertawa.
"siap mbaa!!" jawabnya bersamaan
"yaudah aku tinggal dulu sama imas ya" aruna berpamitan bertepatan dengan kedatangan taxi online.
***
Hari mulai larut Aruna sangat lelah dengan aktivitas hari ini. Kontrakannya sudah sangat bersih dan rapi, perabot juga sudah lengkap berkat bantuan karyawannya.
Aruna membersihkan tubuhnya, dan mandi keramas. Untuk menghilangkan kotoran dan menyegarkan diri. Selesai mandi aruna memakai lotion dan minyak wangi membuat harum seluruh ruangan.
Ditatapnya jam dinding menunjukan pukul 9malam, dari sore aruna sudah shareloc pada danis alamat kontrakan mereka. Sudah terbaca tapi tanpa balasan.
"kenapa danis, belum pulang ya? Sebenarnya kan aku takut sendirian, tapi dia tidak boleh tau jika aku takut" ucap aruna sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah.
Bremmm.... Breemmm
Suara motor membuat aruna menyibakan gorden. Batinnya lega suara motor itu milik danis yang memasuki pagar halaman kontrakan baru mereka.
"bukaaaa" teriak danis dari luar menbuat aruna mendengus kesal.
"bisa gak pencet bel, gausah teriak2" jawab aruna sambil membuka pintu.
"yaelah, kecil banget ini kontrakan" ucap danis mengejek aruna.
"danis!! Baju kamu udah aku tatarapi di almari tadi om hardi mengantarkan kesini, sekarang kamu mandi kita cari makan malam aku lapar" ucap aruna.
"oke aku akan mandi, tunggu mana kamarku?" tanya danis sedikit bingung. Tak melihat kamar lain selain kamar aruna yang terbuka.
"kita satu kamar, kontrakan ini hanya ada satu kamar" jawab aruna sembari duduk dikursi yang hanya berjarak 2 meter dari kamarnya.
"sombong!!! Mana ada sukses kontrak rumah cuman satu kamar? tidur sama kamu? Mimpi kamu aruna?" danis terlihat sangat kesal.
"kamu hanya numpang tapi belagu banget, aku udah cape cari kontrakan, dalam sehari ga ada udah bisa kita tempati, harusnya terimakasih sama aku, bangga sama aku" jawab aruna bernada tinggi.
"bangga apaan! Rumah kontrakan kecil bangga, bangga itu rumah gedongan, nyonya aruna, makan tu kesombongan kamu!! Aku jadi gak yakin dengan kesuksesan usaha kamu, pasti hanya kebohongan" ucap danis marah.
"terserah mau ngomong apa" aruna tak ambil pusing.
Dengan terpaksa danis masuk ke dalam kamar, dan membuka lemari pakaian mencari baju ganti. Setelahnya masuk kedalam kamar mandi dan mulai menyegarkan dirinya.
Aruna segera mengganti pakaiannya, dan membubuhkan riasan sedikit bersiap untuk pergi makan malam bersama danis.
hampir setengah jam akhirnya danis keluar dari kamar mandi.
"cowok apa cewek, lama amat mandinya" aruna berkacak pinggang.
"suka2, cerewet banget!" jawab danis menuju meja rias dan mulai menyisir rambutnya
Dengan seenaknya menyemprotkan minyak wangi aruna.
"hei banyak banget, parfum mahal, boros amat si kamu" aruna merampas parfumnya dari tangan danis.
Karena terlalu kencang menarik, tak sengaja tangan danis ikut tertarik hingga saat tubuh aruna jatuh keranjang danis ikut menindihnya
Mereka sejenak beradu pandang
"kamu mau diberi nafkah batin, jangan harap" ucap danis segera berdiri.
"ihh, apaan kamu, aku memang ingin menjadi istrimu selamanya tapi hanya formalitas" jawab aruna sewot.
"dasar wanita gila!! Aku ini normal aku mau menikah dan bercinta dengan wanita pilihanku, bukan batu sepertimu" danis mengambil kunci motor.
Aruna bersiap segera mengambil tas dan mengejar danis yang berjalan sangat cepat.
"danis tunggu!" teriak aruna.
Danis berbalik dan berjalan kembali menuju aruna.
"kamu udah dandan mau kemana?" tanya danis melihat aruna dari ujung kaki sampai rambut.
"aku udah bilang kan kita makan diluar aku laper, kamu ga tuli kan danis?" jawab aruna lembut sembari mengejek.
"gak, tapi jangan harap kamu bisa atur aku ya! Aku mau pergi sendiri tanpa kamu? Urusan kamu lapar, sorry!! Bukan urusanku, satu lagi aruna jangan tunggu aku pulang" ucapan danis membuat aruna sangat kecewa.
"danis, kalau kamu gakmau kita cari makan sama2 oke! Tapi plis kamu pulang kerumah?" aruna tidak ingin tinggal sendirian dikontrakan baru mereka.
"ada tawaran mungkin agar aku mau pulang kerumah malam ini aruna" danis merangkul pinggang aruna dengan kasar.
"danis!! Aku wanita bisa sopan" aruna melepaskan cengkraman danis
"apa tawaranmu? Sudah jelas kan! Aku tidak suka diatur" danis kembali menegaskan.
"terserahmu danis, kamu bisa pergi dengan siapapun, aku tak akan keberatan bahkan jika kamu mempunyai pacar" jawaban aruna membuat danis tersenyum.
"itu semua bukan tawaran, jika aku bisa pergi dengan siapapun dan memiliki pacar kamu memang harus setuju!!! Itu bukan penawaran tapi keharusan" danis meninggalkan aruna tanpa berbalik kembali.
Entah kenapa air mata aruna mengalir kini, kenangannya akan papanya yang sangat kasar memenuhi benaknya. Walaupun ada perbedaan jauh antara papanya dan danis, tapi baginya semua lelaki sama saja termasuk danis. Apapun kesedihan aruna siap menerimanya daripada harus mamanya yang menerima perlakuan kasar jika harus menikah lagi. Lebih baik diganti dengan pernikahannya.
Bremm.. Bremmm...
Suara motor danis terdengar keras dengan cepat melajukan motornya tanpa ada aruna dalam boncengannya.
Pada siapa aruna harus berbagi cerita, ini adalah keputusannya. Bagi aruna danis adalah lelaki manja. Aruna menutup pintu rumahnya ingin jalan kaki saja mencari penjual nasi goreng atau sate diujung jalan rumahnya ada banyak pedagang disana.
***
Diperjalanan danis merasa sangat kesal, aruna selalu saja mengaturnya bahkan merendahkannya. perempuan itu melukai batinnya. Danis tak pernah mendapatkan kasih sayang seorang mama, melihat papanya akan menikah danis sangat gembira, tapi aruna mengacaukan semuanya. Membuat harapannya memiliki seorang mama kandas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments