Bab 15

Celine mulai menjalankan aksinya.

"aku mau tinggal sama mama!" ucapnya penuh marah.

"kau baru mengenalnya? Tega meninggalkan papa yang sudah mencukupi kebutuhanmu selama ini" prayoga geram melihat tingkah putrinya.

Celine masih terisak, merasa jika selama hidupnya telah dibohongi.

"hanya untuk sementara, aku hanya ingin menggantikan waktu yang hilang tanpa seorang mama" celine mulai merendahkan nada suaranya berharap papanya memenuhi permintaannya.

"hanya 1 bulan, lebih dari itu kau harus kembali kerumah ini!" jawaban prayoga sedikit melegakan putrinya.

"aku akan berkemas dan kerumah mama secepatnya" celine meninggalkan papanya sambil mengepalkan tangan.

Dalam waktu satu bulan celine ingin menjalankan rencananya.

"bi, masukan baju2ku ke dalam 2 koper, aku hanya ingin membawa sedikit baju. Jika sudah masukan ke dalam mobil,aku akan segera bersiap" teriak celine lantang saat asisten rumah tangga mendekatinya.

Prayoga menggelengkan kepala melihat celine, entah kenapa baginya putrinya tak pernah bersyukur. Kekanakan dan kurang dewasa.

***

Aruna masuk kedalam rumah dengan menenteng beberapa tas belanjaan.

"uhf..berat sekali" ucap aruna saat mengangkat beras 25kg.

"yang berat tak usah, biar aku saja" danis merebut beras yang dibawa aruna.

Aruna mengamati danis, sebenarnya suaminya tak sejahat itu. Nyatanya tak tega melihat wanita mengangkat beban berat.

"yang lain angkat aruna, malah bengong! Kenapa? Kau mulai terpesona padaku"

"cuih, pd boros!!" aruna segera membawa belanjaan lain.

Dan menatanya dilemari dapur, juga memasukan makanan frozen ke dalam kulkas.

"danis! Apa ya maksud celine mau pindah kerumah mama?"

"mana aku tau!" danis berlalu meninggalkan aruna didapur menyelesaikan pekerjaannya.

Selepas meratakan barang belanjaannya aruna tersenyum.

"sudah beres semua, sudah rapi"

"baguslah! Kau bilang mau cari art aruna?" tanya danis.

"memangnya boleh?"

"kalau2 nanti aku sering tak pulang setidaknya kau tak perlu repot2 menghubungiku"

"kenapa? memangnya kau mau tidur dimana?"

"sudah, jangan banyak bertanya! Memangnya kau ibuku"

"apa perlu aku ingatkan aku istrimu" ucap aruna lantang.

"oh, ya!" danis mendekati aruna, dan mengangkat dagu istrinya itu.

"coba tunjukan, mana buktinya kau istriku"

Aruna menatap lekat mata danis, dadanya berdetak. Aruna berusaha mengatur nafasnya, agar tak telihat gugup.

"aku lupa, bibir ini belum ada yang menyentuh ya" danis tertawa dan melepaskan dagu aruna.

Aruna bisa bernafas lega sekarang, Berusaha menganalisa apa yang dirasakannya. Sepertinya aruna harus sesegera mungkin menemui ratih untuk berkonsultasi.

"segeralah cari art daripada aku berubah pikiran" danis meninggalkan aruna, dan masuk kedalam kamar.

***

Sementara di tempat usaha aruna, imas sedang kualahan dengan pesanan yang membludak.

"imas, kamu telpon saja mba aruna?" ucap riri kasihan melihat imas.

"iya nih, kudu nambah orang buat pengecekan barang sebelum kirim" jawab imas.

"terlalu asik bulan madu sampai2 lupa usahanya!" dewi ikut nimbrung.

"suaminya ganteng wi, makanya keramas melulu tiap hari" cada riri sambil tertawa.

"ganteng si ganteng tapi ga gandeng cewek juga di acara kita! Kita bikin acara buat mba aruna sama dia, bukan sama pelakor! Terus bu linda? bisa2nya malah ramah banget sama pelakornya!" celoteh dewi sinis.

"hust.. Semoga ga, tapi kalau sampai iya diselingkuhi wah gila!! baru juga nikah" si riri mulai menikmati obrolan.

"kalian ini, harusnya seneng ma aruna menikah, malah digosipin, mba aruna udah banyak banget lho bantuin kita, udah balik kerja sana!" ucap imas meninggalkan keduanya tak tertarik.

"jutru akutu kasian ama mba aruna" dewi masih melanjutkan obrolannya dengan riri.

"padal udah cocok banget ya ganteng ama cantik" riri tersenyum.

"lagian, kita gak pernah lihat mba aruna deket sama cowok, kok tiba2 nikah, ada yang aneh ini" dewi masih menyelidik.

"hei kalian, ayo balik kerja!" imas kembali mengingatkan.

Membuat keduanya mengangguk dan kembali bekerja.

***

Tokkk...tok...

Celine mengajak salah satu art ke rumah linda.

Diketuknya pintu dari kayu jati itu.

"celine" ucap linda langsung memeluk putrinya.

"aku akan memaafkan mama, tapi ada syaratnya" celine melepaskan pelukan mamanya.

"apa, katakan?"

"aku akan tinggal disini satu bulan, dan selama aku tinggal, mama jaga jarak dengan aruna? Aku mau menghabiskan waktuku bersama mama" ucapa celine membuat linda terkejut.

"celine, bukankah sebaiknya kita menghabiskan waktu bersama, aruna kakakmu nak! Kita bisa..."

"iya atau aku akan pergi dari sini sekarang?" celine tak memberikan pilhan lain pada linda.

"tapi nak?" tawar linda.

"hanya satu bulan ma, tidak lebih. Sulitkah permintaanku? lebih dari 20th aruna selalu bersama mama kan! hanya satu bulan untuk menjaga jarak, mama tak sanggup" celine mulai menangis.

"iya, mama penuhi permintaanmu" dengan terpaksa linda menjawab pertanyaan celine.

linda yakin aruna pasti baik2 saja, bagaimanapun juga bisa menghabiskan waktu bersama celine salah satu impian linda.

"mama blokir dulu nomor aruna" celine menghentikan tangisnya.

Entah mengapa keinginannya menjauhkan aruna dari orang2 yang memberinya kasih sayang.

"tidakah itu berlebiahan" ucap mama mendekati celine.

"terserah mama, aku tak memaksa. Ya sudah, aku bisa kembali kerumah papa"

"ya, mama blokir sementara nomer aruna" lagi2 linda menuruti permintaan celine yang sangat tak masuk akal.

"antar aku ke kamar yang pernah ditempati aruna ma"

"iya, ayo" linda menggandeng kembaran aruna itu.

Target celine bukan hanya linda, tapi celine juga ingin membuat perhatian danis terpusat padanya.

"untuk hari ini, nikmatilah kebersamaanmu bersama mas danis, tapi lihat saja besok!" kata hati celine membuatnya tersenyum sinis.

"ini nak, kamar yang ditempati aruna sejak kecil. Pasti tak sebesar kamar kamu kan?" linda membukakan pintu kamar.

"oke, biar dibersihkan dulu ma. Biar baju2ku segera dimasukan oleh rossa" celine memberi tanda asistennya untuk segera merapikan kamar aruna.

Mata celine melihat setiap ruangan, pasti kamar ini menjadi saksi bisa kasih sayang yang diterima aruna sejak kecil.

***

"brakkk...brakkk..." suara gedoran pintu kamar membuat danis terbangun dari tidurnya.

"selalu menganggu" ucap danis kesal sambil membuka gagang pintu.

"danis, aku ga bisa hubungi mama. Ini nomer mama yang rusak atau gimana ya? Ga biasanya, kamu hubungi pake ponselmu ya?" wajah aruna sedikit memucat.

Membuat kemarahan danis berangsur memudar.

"tunggu sebentar" danis melangkah masuk mengambil ponselnya.

Aruna yang tak sabar ikut masuk kedalam kamar. Danis memeriksa ponselnya dan mengernyit.

"bisa kok" danis menunjukan ponselnya.

"mama memblokirku danis, tapi aku salah apa?" aruna kebingungan.

"mana aku tau" danis duduk diatas ranjang.

"kita kerumah mama ya?" ajak aruna

"kenapa aku harus ikut! Kau saja sendiri" danis enggan menuruti aruna.

"danis" nada aruna memohon.

"kau sudah janji akan melayaniku aruna, apa kau lupa" danis membuat aruna mengatur nafasnya.

"aruna, aku perhatikan! Dadamu lumayan besar ya?" tanya danis tersenyum.

"jaga bicaramu?" aruna berkacak pinggang.

"aruna, sedikit saja aku ingi tau? Palsu atau asli! Jaman sekarang gampang kan buat wanita mengubahnya"

"dasar mesum" aruna berbalik dan berjalan keluar kamar.

Tapi danis menariknya hingga berbalik kembali dan keduanya berpelukan.

Danis kembali menganggkat dagu aruna, kali ini danis mengecup cepat bibir istrinya, dan melepaskan pelukannya.

"salam perkenalan aruna"

Aruna terdiam dan berjalan keluar, dadanya kembali berdetak kencang. Ada keringat dingin mengucur dikeningnya.

"ganti rokmu, pakai celana! Aku antar kau pakai motor" teriak danis dari dalam kamar.

Baru kali ini aruna merasakan kecupan dari lelaki. Ingin marah, tapi entah kenapa aruna justru tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!