Jika perceraian Will dan Olivette terlihat begitu mudah. Lain halnya dengan Ethan dan Wileen. Mendadak Wileen mengabarkan bahwa dirinya sedang hamil.
"Ethan, tidakkah kau pertimbangkan lagi rencanamu itu?" tanya Clara.
"Apa Mama sudah mulai goyah? Jangan, Ma! Anak itu bukan anakku."
Keyakinan Ethan begitu tinggi. Selama kurun waktu 8 tahun, bukan waktu yang singkat untuk mengenal Wileen. Wanita itu pasti hamil dengan selingkuhannya.
"Tidak. Hanya saja mama kasihan pada anak itu yang akan lahir tanpa memiliki papa."
"Itu bukan urusan kita, Ma. Hari ini kalau Mama enggan untuk bertemu dengannya, lebih baik di mansion saja."
Clara jelas tidak mau. Dia ingin memastikan semua baik-baik saja. Walaupun keinginannya untuk memiliki cucu sangat menggebu, tetapi kebahagiaan putranya jauh lebih penting.
"Mama minta maaf. Mama janji akan selalu mendukungmu, Ethan."
"Terima kasih, Ma."
Sesampainya di tempat, Ethan tidak langsung masuk. Dia harus mengurus beberapa pekerjaan penting bersama Bella, sekretarisnya. Wanita itu terlibat kesibukan mendadak seperti ini.
"Tuan, apa Anda yakin untuk melanjutkan proses perceraian ini?" tanya Bella penasaran.
"Iya, Bella. Memangnya kenapa? Apa kau tidak suka punya bos duda?"
"Ck, bukan begitu, Tuan. Kuharap akan ada wanita beruntung yang mendampingi Anda di kemudian hari."
"Terima kasih, Bella."
Baru saja urusannya dengan Bella selesai, Wileen datang. Dia menggunakan taksi untuk sampai ke sana.
"Nyonya, apa kabar?" tanya Bella sebelum meninggalkan bosnya.
"Aku baik, Bella. Tumben kau sudah ada di sini? Apakah kau yang menemani Ethan?"
Jika Bella yang menemani pria itu, akan sangat mudah untuk mencoba merayunya kembali. Walaupun kompensasi yang diberikan Ethan cukup tinggi, nyatanya bukan itu yang diinginkan Wileen sekarang. Dia butuh nama besar Soenser untuk menjamin kehidupan janin yang ada di dalam kandungannya.
"Bukan, Nyonya. Tuan Ethan bersama Nyonya Clara."
Kesempatan emas tidak akan bisa diwujudkan. Clara pasti tidak akan bisa terima jika putranya mempertahankan pernikahan ini. Terlebih kehamilan ini bukanlah anak dari Ethan, melainkan Will. Namun, Wileen juga belum mengabari pria itu jika dirinya sedang hamil.
Waktu berjalan begitu cepat sehingga Bella harus lekas pergi. Sementara Wileen harus segera masuk untuk mengikuti proses perceraiannya yang akan segera diputuskan.
Tatapan mata Clara memindai Wileen dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tatapan kebencian saat tahu pengkhianatan menantunya kepada putranya. Saat dia tahu bahwa Wileen hamil, sebenarnya Clara hampir saja memaksa Ethan untuk bertahan. Nyatanya putra tunggalnya itu memilih untuk melanjutkan sendiri kehidupannya.
Keputusan sudah dibuat. Kini, Wileen dan Ethan resmi bercerai. Saat Clara meminta Ethan untuk bertatap muka sebelum meninggalkan tempat, Ethan menolaknya.
"Tidak perlu, Ma! Dia lebih membutuhkan kompensasinya ketimbang aku. Biarkan dia langsung keluar dari sini. Tidak perlu menyapanya lagi."
Clara menurut saja pada putranya. Ethan sudah bebas sekarang. Jika belum bisa mendapatkan cucu dari pernikahan pertama Ethan, maka tugas Clara selanjutnya adalah mencarikan bibit unggul untuk mendampingi putranya. Clara yakin kalau Ethan akan menemukan titisan peri yang cantiknya luar biasa. Bahkan, harapan Clara pada pernikahan kedua putranya nanti akan menjadi pernikahan terakhir Ethan.
"Mama, tunggu!" panggil Wileen.
Setidaknya Wileen ingin mengucap terima kasih pada wanita itu. Clara menoleh kemudian menghentikan langkahnya. Sementara Ethan, dia lebih dulu pergi menuju ke tempat parkir.
"Ada apa?"
"Apa Mama tidak ingin memiliki cucu dariku? Aku yakin kalau ini adalah anaknya Ethan, Ma. Bukan pria itu!" Wileen masih saja mencari pembenaran.
Ada alasan kuat bagi Wileen untuk mempengaruhi Clara. Alasan utamanya adalah karena Will belum memberikan kepastian kapan akan menikahinya. Sementara Clara, wanita itu berharap mendapatkan cucu dengan segera.
"Kau pikir mama percaya begitu saja? Tidak, Wileen! Ethan sudah mengatakan segalanya pada mama. Oke, mama memang menginginkan cucu. Bukan berarti mama akan menerima cucu yang benihnya didapatkan dari pria lain. Mama masih waras untuk bisa mengerti segalanya," serang Clara.
Selama melalui tahapan perceraian itu, Clara sudah banyak melihat perubahan sikap putranya. Pria itu menjadi pribadi yang tertutup. Bahkan, suka sekali menyendiri ketimbang membagi keluh kesahnya.
"Ma, tolong percaya padaku. Iya, aku memang selingkuh. Namun, hubungan kami kala itu juga masih begitu dekat, Ma. Ada kemungkinan ini adalah cucu Mama."
Wileen masih belum menyerah juga. Saat ini dia sangat dilema. Bagaimana kalau Will tahu posisinya sedang hamil?
"Nah, kau sudah mengaku, bukan? Lebih baik Mama pulang dulu. Ethan sudah menunggu." Tanpa berbicara panjang lebar, Clara lekas mengakhirinya.
Ethan bersabar menunggunya di tempat parkir. Hari ini dia tidak ke kantor, melainkan kembali ke mansionnya. Ada banyak urusan di sana ketimbang kembali bekerja. Bella sudah mengatasinya dengan baik hari ini.
"Mama tidak habis pikir dengan wanita itu, Ethan. Dia berusaha merayu mama supaya bisa menerima anaknya. Memangnya mama manusia bodoh, hah?"
"Benarkah? Aku sudah lama tidak berhubungan intim dengannya, Ma. Kurasa dia sedang kebingungan dengan hidupnya saat ini."
"Kau benar, Ethan. Dia butuh nama belakang untuk anaknya. Mama rasa pria itu pasti ragu untuk menikah dengannya."
"Biarkan saja. Itu pilihannya. Aku tidak mau ambil pusing."
"Hemm, apa rencanamu ke depannya?" tanya Clara. Jangan sampai putranya terlalu lama menduda. Bisa lama lagi Clara mendapatkan cucu.
Hening. Ethan tidak menjawab. Baru saja dia menduda kemudian mamanya meminta rencana masa depannya. Ethan belum memikirkannya sampai sana.
"Akan kupikirkan lagi, Ma." Ethan turun lebih dulu saat sampai di mansionnya.
Clara menyusul di belakangnya. Dia sudah memiliki rencana yang bagus untuk putranya, yaitu mencarikan wanita yang cocok untuk mendampingi Ethan di kemudian hari.
"Ethan, kalau mama mau menjodohkanmu, bagaimana? Kau pasti tidak punya kekasih, bukan? Mama tidak ingin melihat kau terpuruk. Sementara mantan istrimu itu malah bahagia di atas perpisahan ini."
Ethan melepaskan jasnya kemudian mengambil duduk di ruang keluarga. Clara masih membuntutinya hingga mendapatkan kata sepakat dari putranya.
"Jangan dulu, Ma! Ethan belum siap untuk memulai hubungan baru," tolaknya.
"Kenapa?"
"Ya, kupikir aku harus fokus mengurus perusahaan. Perkara pasangan hidup, seiring perjalanan waktu aku pasti akan menemukannya. Mama percaya padaku, kan?"
Clara menunduk. Rencananya tidak sejalan dengan pemikiran Ethan. Sampai kapan putranya bertahan dengan status dudanya itu?
"Ethan, dengarkan mama! Mama akan membuat sebuah acara yang dihadiri para wanita cantik dan berkelas. Nah, siapa tahu dari situ kau bisa memutuskan pilihan? Kau belum memilih pun tidak apa-apa. Mama akan tetap mengusahakannya untukmu. Bagaimana?"
Ethan sebenarnya kasihan juga pada Clara. Sudah bertahan selama kurun 8 tahun menantikan kehadiran seorang cucu. Sanggupkah dia mematahkan hati wanita yang selalu mencintainya tanpa menuntut balasan itu?
"Baiklah. Asalkan Mama bahagia. Aku setuju."
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, mampir yuk ke karya yang Emak rekomendasikan. Gak kalah keren kok. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fenty Dhani
dasar ulat bulu...tak tau malu😏
2024-03-21
0
Tri Soen
Wileen udah lah kamu udah dapat kompensasi dari Ethan masih mending kamu kan daripada Olive yg diusir kemudian diceraikan tanpa diberi kompensasi dari Will...
2023-01-10
0
Sukliang
wileen bener2 dak punya urat malu
2022-12-17
1