Berlibur bersama pasangan orang ternyata begitu menyenangkan bagi Wileen. Selain dia mengenang masa lalunya saat bersama, keduanya juga membuat hari-hari indah yang sangat bahagia.
Aktifitasnya tidak jauh dari jalan-jalan, makan, nonton, dan tidur bersama. Selain itu, Wileen juga mengulang rencananya untuk memiliki anak dari Will. Namun, pria itu sedikit ragu.
"Baby, apa kau tidak salah ingin memiliki anak dariku? Memangnya ada apa dengan suamimu?" tanya Will.
"Honey, kau tahu kan kalau aku menikah dengannya karena terpaksa. Aku tidak mungkin bisa memiliki anak darinya. Ya, walaupun aku tahu kalau dia itu pria yang sangat sempurna. Kau tahu kan cinta dan hatiku ini milik siapa?"
Will cukup penasaran dengan kisah hidup Wileen. Bagaimana mungkin pernikahan selama kurun waktu 8 tahun itu berjalan sia-sia? Maksud Will, kenapa mereka tidak memiliki anak?
"Lalu, selama hampir 8 tahun ini, kenapa kau tak kunjung hamil? Apakah suamimu bermasalah?" selidik Will saat berduaan di dalam kamar hotel.
"Aku sengaja menggunakan alat kontrasepsi. Ehm, maksudku, bukan aku. Aku meminta Ethan menggunakannya. Ya, kau tahu sendirilah bahwa aku tidak mau ribet. Aku terlalu menjaga tubuhku dengan sangat baik. Nantinya aku memang bercita-cita memiliki anak dengan Ethan, tetapi—"
"Kenapa? Apa cintamu sudah luntur?"
"Bukan, Will. Saat aku bertemu denganmu, ada cinta yang belum sepenuhnya usai. Intinya, selama 8 tahun pernikahanku, rasa cinta pada Ethan tiba-tiba terkikis saat hadirnya dirimu."
Lucu menurut Will. Padahal Will sendiri bersama Olivette memang sudah berkomitmen untuk tidak memiliki anak dulu sampai keduanya siap. Saat Will mengatakan siap, ternyata Wileen hadir di antara keduanya. Rasanya masih sulit bisa menerima kenyataan rumit seperti ini.
"Jadi, kau mau menampung benihku untuk kau berikan pada Ethan, begitu? Ingat, bibitku sangatlah premium. Aku takut kalau Ethan mengetahuinya. Apa kau tidak takut?" Will sangat percaya diri menunjukkan kualitasnya di hadapan Wileen.
"Ck, bahkan aku sudah memulai menampung benihmu saat kita pergi beberapa waktu lalu. Tinggal menunggu saat yang tepat sampai aku benar-benar hamil, bukan?"
"Wileen, kau gila! Kau sudah memperdayaiku? Ehm, maksudku pil kontrasepsi yang kau bawa itu—"
"Aku tidak meminumnya sama sekali, Will. Aku mencintaimu. Aku butuh dirimu. Walaupun nantinya anak ini akan memiliki nama belakang Soenser. Dia tetaplah putra kita. Cinta kita akan tumbuh, Honey. Kau jangan khawatir atau terkejut seperti itu. Pil kontrasepsi itu hanya alibi. Percayalah!"
Jebakan Wileen benar-benar sempurna. Dia bahkan sudah menjerat Will sangat jauh. Kalau sudah seperti ini, ada kemungkinan Will tidak akan pernah bisa kembali pada Olivette. Tinggal tunggu kehancuran rumah tangganya akibat skandal yang dibuatnya sendiri.
Saat Will pusing memikirkan tingkah Wileen yang sudah terlalu jauh, di belahan bumi yang berbeda, Ethan sedang menyiapkan satu undangan khusus dinner romantis.
Ethan tidak menceritakan apa pun masalahnya kepada mamanya, Clara. Dia berharap bahwa wanita itu tidak perlu tahu tentang kebusukan yang sedang dijalani Wileen saat ini.
Ethan sudah mengetahui kapan istrinya pulang. Dia juga sudah memastikan penerbangannya tidak terlambat.
"Bella, masuklah ke ruanganku sekarang!" perintah Ethan melalui interkom.
Cukup cekatan. Bella sudah berada di hadapan bosnya sejak 5 menit yang lalu. Suasana ruangan kerja masih hening. Bella menunggu perintah dari bosnya.
"Bella, setelah aku membaca beberapa restoran yang sudah kau rekomendasikan untukku, pilihanku jatuh pada restoran Pavillon. Kau mau tahu tugasmu apa kali ini?"
"Iya, Tuan. Perintahkan saja!"
"Reservasikan tempat terbaik di restoran ini dan menu-menu andalannya untuk 4 orang. Dan, satu lagi! Aku mau kau mencetak satu undangan khusus untuk Nyonya Olivette Phoenix beserta pasangannya. Dress code for couples semi formal. Thank you, Bella."
Informasi yang disampaikan Ethan belum lengkap sehingga Bella masih berada di ruangan itu. Berniat menunggu perintah selanjutnya, Bella malah kena damprat.
"Tunggu apalagi? Lekas buat dan kirim undangannya hari ini juga!"
"Ehm, Tuan. Sebelumnya aku minta maaf. Anda belum menyebutkan untuk acara apa ini dan kapan waktunya?"
Ethan baru sadar. Rupanya memikirkan kelakuan Wileen di luaran sana menghambat sedikit daya pikirnya.
"Oh, maaf, Bella. Aku sedikit ada masalah. Ehm, itu untuk dinner lusa. Waktunya menyesuaikan saja. Pastikan sebelum kau kirim ke tempat Nyonya Olivette, kau tunjukkan dulu padaku. Ingat, pesankan satu undangan istimewa!"
"Baik, Tuan."
Bella segera menjalankan perintah Ethan dengan ribuan pertanyaan yang mengganjal di benaknya. Sebenarnya ada hubungan apa antara bosnya dengan wanita bernama Olivette Phoenix itu? Rasanya baru beberapa kali Bella mengetahui nama itu.
Sementara Olivette sendiri sedang berada di sebuah salon kecantikan langganannya. Dia ingin merawat diri kemudian berniat untuk berbelanja ke butik. Berada di mansion seorang diri sangatlah membosankan.
"Wah, selamat datang Nyonya Olivette. Suatu kehormatan bagi kami karena Anda sudah memesan dari jauh hari. Mari ikut kami, Nyonya!"
Memanjakan diri itu perlu. Mau suaminya di luaran sana sedang berbuat apa, silakan saja. Nanti, saat semua keadaan telah berubah. Jangan harap Olivette akan memaafkan pria itu lagi. Justru Olivette akan membuat kehidupan Will meratapi keadaannya setelah tega mengkhianati Olivette.
Berada berjam-jam di salon membuat tubuhnya kembali bugar. Hari ini sengaja mengambil perawatan untuk seluruh tubuh.
Setelah membayar biaya perawatan salon, bergegas Olivette menuju butik langganannya. Dia ingin membeli gaun yang cantik dan akan digunakan saat Will pulang nanti.
Rupanya hari ini di dalam butik terlihat tidak terlalu ramai dari biasanya. Olivette berjumpa dengan seorang wanita muda yang sedang memilih gaun semi formal. Wanita itu tampak sangat ragu dengan pilihannya.
"Mengapa Anda terlihat ragu untuk menentukan gaunnya, Nyonya?" tanya Olivette.
"Ah, Nyonya. Maafkan aku. Aku ke sini karena diperintahkan oleh bosku untuk mencarikan gaun makan malam untuk istrinya. Aku ragu karena takut tidak sesuai dengan apa yang disukai istri bosku itu, Nyonya," ungkap Bella.
Ya, dialah Bella. Sekretaris Ethan yang Olivette tidak tahu karena saat ke perusahaan, Olivette tidak pernah sekali pun bertemu dengan Bella.
Selain mendapatkan perintah untuk mengurus satu undangan dinner rumit. Kini, dia harus membelikan gaun untuk Wileen. Ethan sengaja memerintahkan Bella agar menjadi kejutan untuk istrinya.
"Bolehkah aku membantu?"
Bella tampak ragu. Dia mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki bahwa wanita yang di hadapannya saat ini tipe berkelas. Terlihat dari pemilihan pakaian dan riasan yang tidak berlebihan. Cantik, menarik, dan berkelas.
"Oh, baiklah. Perkenalkan namaku Olive. Aku akan membantumu memilihkan gaun yang pas untuk istri tuanmu itu."
"Ba-baik, Nyonya. Terima kasih. Aku Bella." Bella memperkenalkan diri kemudian menjabat tangan wanita itu.
Olivette tidak tahu jika gaun yang dipilihnya kali ini adalah untuk wanita yang menjadi selingkuhan suaminya. Bagaimana perasaan Olivette saat tahu dan berjumpa dengan Wileen saat makan malam itu terjadi? Terlebih sampai saat ini Olivette belum mengetahui rencana yang dibuat oleh Ethan.
...🌾🌾🌾...
Hai Bestie, sambil menunggu Emak update, yuk kepoin karya rekomendasi keren ini. Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak cintanya, Bestie ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
fitriani
gak sabar nunggu saat dinner double date mereka... pgn taw reaksi pasangan selingkuh itu
2024-03-30
0
pipi gemoy
seru Thor 👍🌹
2023-10-15
0
Tri Soen
Tiap part bikin penasaran ya...
2023-01-10
0