Suasana mansion semakin dingin. Will menjaga jarak dari istrinya karena cincin pernikahannya belum ditemukan. Entah, dia lupa meletakkan di mana. Namun, Olivette seringkali memintanya untuk mengingat kembali.
"Sayang, cobalah ingat di mana kau meletakkan cincin itu. Kau tahu kan kalau cincin itu sangat berharga dan dibuat dari berlian yang sama."
Ya, seorang Olivette adalah wanita berkelas. Cincin pernikahan mereka didesain oleh desainer berlian terbaik di kotanya. Selain itu, cincin pernikahan mereka termasuk berlian limited edition. Hanya ada sepasang, yaitu cincin pernikahan mereka. Kalau untuk mendesain ulang, rasanya tidak mudah.
Cincin itu diproses dalam waktu yang cukup lama sehingga menyajikan cincin indah dan luar biasa. Pernikahan yang mereka gelar kalabitu merupakan pernikahan termewah sepanjang sejarah.
"Cukup, Olive! Kau semakin cerewet sekali. Hanya gara-gara cincin, kau terus saja menyudutkan aku. Aku bisa membelikan 10 lagi untukmu!" bentak Will.
Perubahan sikap suaminya yang lembut, tiba-tiba menjadi seorang pemarah. Ini sangat mengejutkan, tetapi Olivette harus tetap tenang. Tidak perlu terburu-buru mengkonfrontasi langsung kepada suaminya. Butuh strategi yang tepat.
"Hemm, baiklah. Aku tidak akan menanyakan itu lagi, tetapi tolong ingatkan aku jika sudah kau temukan."
Sikap Will semakin hari berubah drastis. Jika biasanya Olivette selalu merayunya dan mendapatkan tubuh pria itu seutuhnya. Bahkan, semalaman mereka akan menikmati indahnya menjadi suami istri.
Sekarang, semua itu tinggal kenangan. Will selalu saja beralasan lelah saat Olivette ingin memanjakannya. Terkadang, alasan klise yang dipakai adalah kelelahan akibat lembur di perusahaan.
"Sayang, kau jarang sekali punya waktu untukku," ucap Olivette di saat keduanya sedang berada di dalam kamar.
"Kau tahu kalau aku sibuk, kan? Lalu, aku bisa apa?"
Selalu itu yang menjadi alasan Will. Olivette semakin curiga. Namun, tetap harus tenang. Jangan sampai kecurigaan Olivette membuat Will menyadarinya.
Tidak hanya cincin pernikahan, perubahan sikap Will, tetapi juga tentang ponsel pria itu. Biasanya Olivette bisa dengan mudah menggunakan ponsel suaminya. Semakin ke sini, sikap sensitif Will terus saja membuat kecurigaan Olivette semakin bertambah.
"Will, tolong pinjam ponselmu. Aku mau mencari keberadaan ponselku. Hari ini aku sangat sibuk mengurus keperluan mansion sehingga aku lupa meletakkannya."
"Kau itu semakin hari selalu saja ceroboh. Harusnya kau tidak meletakkan ponsel sembarangan. Bagaimana kalau salah satu Maid memanfaatkan situasi seperti ini? Dia mengambil ponselmu kemudian menjualnya. Semua bisa saj terjadi, bukan?"
Bukannya meminjamkan ponselnya, tetapi Will malah mengomel. Memangnya Olivette percaya begitu saja? Tidak! Para Maid di mansionnya sudah melalui berbagai macam tes. Termasuk tes kejujuran. Olivette selalu menambahkan gaji mereka. Terkadang wanita itu juga memberikan hadiah-hadiah kecil yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya.
"Will, aku kan cuma mau meminjam ponselmu. Kenapa akhir-akhir ini kau terlihat berubah? Apa ini ada urusannya dengan perusahaan? Kalau kau memang lelah, kau bisa mencari asisten."
Sejak awal Olivette sudah menyarankan suaminya mencari asisten. Supaya pria itu bisa fokus pada istrinya dan program kehamilan yang mereka jalani. Namun, Will terus saja menolak dengan dalih tidak nyaman menyerahkan rahasia perusahaan kepada orang lain.
Selain itu, urusan bisnis ke luar negeri pasti akan diurus asistennya tersebut. Padahal itu kesempatan bagus yang bisa digunakan untuk berlibur bersama Wileen, wanita yang dulu adalah mantan kekasihnya kemudian menjalin hubungan lagi setelah beberapa kali pertemuan.
Saat berdebat masalah ponsel, tiba-tiba ponsel suaminya itu berdering. Sebenarnya dari dekat Olivette bisa melihat nama penelepon, yaitu Mrs. Arohi.
Sepertinya Will enggan mengangkat panggilan itu sehingga Olivette harus memilih mundur. Dia akan memberikan privasi pada suaminya.
"Sayang, Mrs. Arohi memanggil. Dia itu rekan bisnismu, bukan?"
Ya, Will menyimpan nama Wileen sebagai Mrs. Arohi. Tidak hanya itu, Will juga menjelaskan jika sedang berbisnis dengan wanita ini, Olivette tidak boleh mengganggunya. Sebagai seorang istri, Olivette akan memberikan ruang khusus tersebut. Dia memilih keluar.
"Baby, sorry. Aku harus menunggu istriku keluar dari kamar. Ada apa?" tanya Will setelah menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Honey, aku rindu." Suara manja Wileen terdengar jelas di telinga pria itu.
"Hemm, padahal baru beberapa hari yang lalu kita berpisah. Memangnya suamimu ke mana?"
"Suamiku sibuk, Honey. Dia lebih suka bermain-main dengan laptopnya ketimbang dengan istrinya. Makanya, aku mencari kesibukan di luar." Suara manja Wileen lagi-lagi diperdengarkan kepada kekasihnya, Will.
"Hemm, suaramu kenapa begitu?"
"Aku kangen, Honey. Kapan kita pergi lagi? Kau tahu bahwa apa pun yang ada di dalam dirimu sudah menjadi candu bagiku."
"Aku belum ada urusan bisnis lagi, Baby. Beberapa hari lagi aku akan menyusun jadwal ke luar negeri. Nanti, kau akan kukabari."
Inilah gaya bicara Will saat berada di mansionnya. Tekesan kaku dan tidak romantis. Berbeda saat Will berduaan saja dengan Wileen. Pria itu seperti berubah menjadi sosok yang super romantis.
"Hemm, lekaslah!"
"Iya, sebenarnya aku bosan di mansion. Istriku terus saja mengomel gara-gara cincin pernikahan kami hilang."
Terdengar suara tawa di seberang sana. Wileen menertawakan Will dengan suaranya yang renyah.
"Kenapa tertawa?" tanya Will penasaran.
"Aku lupa. Cincinmu sengaja kulepas pada saat tertidur malam itu. Jujur, aku cemburu kalau kau memakainya."
Will rasanya ingin berteriak sekencang mungkin. Namun, dia masih bersyukur sekali karena cincin itu tidak hilang.
"Baguslah. Besok, aku akan menemuimu di tempat biasa. Bawakan cincin itu sekalian. Aku juga rindu. Aku tutup teleponnya, ya?"
"Iya, Honey. I miss you."
"I miss you too."
Sambungan telepon itu kemudian diputus secara sepihak. Will mengembalikan ponselnya, tetapi dia lupa menutup ponselnya secara otomatis. Dia masuk ke kamar mandi, tetapi tidak menyadari jika Olivette sudah kembali.
Saat wanita itu hendak meletakkan ponselnya ke atas nakas, tiba-tiba melihat ponsel suaminya mendapatkan pesan WhatsApp. Olivette penasaran. Diambilnya ponsel suaminya kemudian dilihat ada pesan suara.
Secepatnya pesan suara itu dikirimkan ke ponselnya. Dia akan menyimpan bukti ini dan mengeceknya. Sangat aneh sekali karena dari beberapa relasi bisnis suaminya, hanya Mrs. Arohi saja yang terlalu dekat dengan suaminya.
"Maaf, Sayang. Aku terpaksa menaruh curiga kepadamu. Beberapa bulan terakhir ini kau sangat tertutup, semakin dingin, dan banyak berubah," batin Olivette.
Jika Will memiliki satu ruang kerja khusus di mansionnya. Begitu juga dengan Olivette. Dia memiliki ruangan khusus saat suasana hatinya tidak menentu. Dibawanya ponsel miliknya masuk ke ruangan itu.
"Aku penasaran. Apa sebenarnya yang dikirim Mrs. Arohi kepada suamiku? Kenapa aku merasa heran padanya?"
Volume ponselnya diperbesar bersamaan dengan dinyalakan pesan suara itu. Olivette sangat terkejut saat mendengarkan suara manja seorang wanita yang mungkin itu adalah suara Mrs. Arohi sendiri.
"Apa sebenarnya yang kau sembunyikan di belakangku, Sayang?"
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, yuk mampir ke karya yang Emak rekomendasikan. Thank you ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
fitriani
hadeh baca bab kedua rasanya mulai gemetaran... gak kebayang jadi olivette🥺🥺🥺🥺🥺
2024-03-30
0
Fenty Dhani
tinggalkan saja suami seperti itu😏
selidiki dn cari bukti perselingkuhannya🥺
2024-03-21
0
Tri Soen
Perasaan seorang istri gak bisa dibohongi jika suami nya tiba2 sikap nya berubah drastis ...
2023-01-10
0