Bella sangat antusias membawa kotak gaunnya itu. Hari ini urusannya di luar jauh lebih cepat daripada dugaannya. Wanita bernama Olive yang membantunya sangat ramah sekali. Dia bahkan menjelaskan semua detail gaun yang dipegangnya saat itu.
Olive lah yang memilihkan gaun untuk dibawa Bella kembali ke tempat kerjanya. Kebanggaan tersendiri bisa mengenal wanita sebaik Olive dengan membawa hasil yang sangat memuaskan di hadapan bosnya.
Setelah berada di dalam ruangan Ethan, Bella meletakkan kotak besar berwarna emas dengan beberapa pita menghiasi bagian luarnya. Senyuman Bella masih segar sekali saat Ethan memandangnya.
"Kau terlihat senang sekali. Kenapa? Bukankah tugas yang kuberikan itu sangatlah berat?"
Ethan tahu kalau Bella menggerutu saat keluar dari ruangannya. Dia sebenarnya lebih suka berkutat dengan data dan beberapa berkas ketimbang harus mencarikan gaun untuk orang lain.
"Ah, itu tugas yang sangat kecil, Tuan. Buktinya aku kembali dengan senyuman merekah, bukan?"
Ethan manggut-manggut. "Awas saja kalau hasilnya tidak maksimal! Aku akan memotong setengah gajimu," ancam Ethan.
Sejauh ini Ethan bukan tipikal pria yang suka sekali membuat orang menderita. Dia bahkan belum pernah membuat karyawannya kehilangan gaji atau bahkan sampai memecatnya.
"Intinya, aku sangat beruntung sekali bisa bertemu dengan wanita itu, Tuan."
"Wanita? Apa kau sudah tidak normal hingga menyukai wanita?"
"Ish, Anda terlalu sok tahu dengan urusanku, Tuan. Makanya, dengarkan dulu!"
Bella kemudian menceritakan bagaimana dia sangat pusing mencari gaun yang pas untuk Wileen. Hingga seorang wanita berkelas datang dan menjelaskan pemilihan gaunnya itu sampai pada keputusan yang diambil juga dari wanita itu.
"Wah, kau beruntung hari ini, Bella. Jika tidak, maka seharian ini kau akan tenggelam di dalam butik dan tidak akan pernah kembali. Apakah kau sudah mengucapkan kata terima kasih pada wanita itu?"
"Tentu, Tuan. Orangnya sangat ramah. Seandainya aku adalah pria, kemungkinan seribu persen aku akan jatuh hati padanya."
Sesempurna itukah wanita yang dimaksud Bella? Sehingga rasa kagumnya sudah melebihi ambang batas wajar.
"Kau terlalu berlebihan, Bella!" sindir Ethan.
"Ehm, begini saja, Tuan. Aku bersumpah saat Anda bertemu dengan wanita ini, maka Anda akan jatuh cinta. Jika Anda tidak memiliki perasaan kepada wanita itu, aku anggap Anda tidak normal!"
Sebagai sekretaris, Bella terlalu berani. Tetapi, Ethan tidak terlalu memusingkan hal itu. Terlebih Bella tipikal wanita yang pandai menjaga diri dan tidak pernah mencoba merayunya seperti sekretaris di perusahaan lainnya yang hampir terlibat skandal dengan bosnya sendiri.
"Bella, aku sudah beristri. Mana mungkin aku akan jatuh cinta dengan wanita lain?"
Bella tersenyum sejenak. "Bahkan pria beristri pun mampu menciptakan skandal gila di luaran sana, Tuan."
Ucapan Bella barusan mengingatkannya pada Wileen yang saat ini sedang berlibur dengan Will. Mereka sangat menikmati liburannya hingga melupakan pasangan masing-masing.
Suasana hening sejenak saat Ethan mencoba mencerna setiap ucapan Bella. Apakah dia tega membalas perbuatan istrinya dengan cara yang sama? Mendekati Olivette dan membuat skandal dengan wanita yang sudah menolak hadiahnya.
"Bella, keluarlah dari ruanganku! Jangan lupa kau selesaikan undangannya dan lekas kau kirimkan, ya. Kalau sudah, jangan lupa kabari aku! Terima kasih."
Bella menurut saja. Dia keluar dengan perasaan lega karena tugasnya berjalan dengan lancar.
Sore hari di mansion Olivette, wanita itu sedang bersantai menikmati sosial media. Dia mencoba untuk stalking status seseorang, yaitu Wileen. Tidak sulit menemukan sosial media wanita itu.
Kalau dikatakan cemburu, sebagai wanita normal, Olivette juga cemburu. Wileen memasang foto liburan di sebuah tempat mewah. Bahkan Will, suaminya itu tidak pernah mengajaknya ke tempat yang dikunjungi Wileen.
"Hemm, lanjutkan kebahagiaanmu, Sayang. Setelah ini jangan salahkan aku kalau semuanya akan berantakan."
Olivette tidak bodoh. Dia menggunakan akun lain untuk melihatnya. Selain melihat foto yang dipajang Wileen, Olivette juga melihat sosial media milik suaminya. Pria itu tidak memajang apa pun di sana.
"Kau takut ketahuan, Sayang. Padahal aku juga sudah tahu. Ck, Mrs. Arohi!"
Sebagai wanita, Olivette sebenarnya merasa rapuh, tetapi untuk berpisah dengan suaminya menunggu situasi yang tepat.
Saat sedang bersantai, tiba-tiba bel mansionnya berbunyi. Salah satu Maid ke depan untuk melihat tamu yang datang. Lagi-lagi seorang kurir yang mengantarkan sebuah undangan berbentuk spesial. Tidak hanya undangan, tetapi ada souvernir kecil seperti lilin berbentuk cinta begitu indah. Tidak hanya satu, tetapi sepasang.
"Hanya undangan untuk Nyonya Olivette." Kurir itu menyerahkan kepada Maid yang menerima kedatangannya.
"Terima kasih."
Maid itu langsung datang menuju nyonya besarnya.
"Ada apa?" tanya Olivette saat melihat Maid-nya datang.
"Undangan, Nyonya."
"Dari siapa?"
"Maaf, aku tidak tahu, Nyonya."
Olivette menerima undangan tersebut dan membukanya. Ada nama Ethan di sana. Dia sengaja mengundang Mrs. dan Mr. Will Wesly untuk datang ke acara dinner esok lusa.
"Pergilah! Hanya undangan makan malam saja."
"Baik, Nyonya."
Olivette benar-benar tidak tahu jika suaminya sudah pulang pada saat makan malam itu tiba. Dia enggan datang ke acara itu. Pasti ini jebakan dari Ethan. Namun, jika lusa suaminya sudah pulang, bisa dipastikan dia akan datang.
Rasa penasarannya sangat tinggi sehingga Olivette meletakkan undangan itu kemudian mulai stalking lagi media sosial milik Wileen. Ternyata dia juga sudah mengumumkan jika lusa sudah kembali dan merindukan suaminya.
"Omongan macam apa ini? Sangat aneh!"
Olivette meletakkan ponselnya. Semakin ke sini, dia semakin jijik kepada Wileen. Dia sudah membawa suami orang, tetapi masih memberikan kerinduan palsu pada suaminya.
Saat kekalutan melanda, tiba-tiba ponselnya berdering. Ada pesan masuk dari suaminya. Isinya sangat mengejutkan sekali dan tak pernah terpikirkan bahwa dia akan mengatakan hal itu.
"Sayang, lusa aku segera pulang. Buat janji temu dengan dokter kandungan. Aku siap memiliki anak."
Setelah membaca pesan itu, Olivette menjadi ragu. Apa sebenarnya yang ada di dalam pikiran Will? Pria itu tiba-tiba memutuskan secara sepihak. Rasanya sangat aneh sekali.
"Kenapa kau berubah secepat itu, Sayang? Kurasa ini bukan kamu, tetapi menjelma menjadi orang yang berbeda."
Olivette memang tidak tahu rencana suaminya, tetapi di belahan bumi yang berbeda. Pria itu telah memberikan sebuah janji manis yang akan sangat membuat Olivette muak dan semakin menjauh.
"Honey, pesannya sudah kau kirimkan kepada istrimu?"
"Tentu, Baby. Apa yang tidak untukmu kalah hanya untuk membuat janji temu seperti itu. Aku yakin kalau rencana kita pasti akan berhasil," jelas Will.
"Ah, aku semakin mencintaimu, Honey. Thank you."
Wileen memeluk selingkuhannya itu dengan penuh cinta. Sebentar lagi tidak hanya memiliki anak dari Will, tetapi juga hati dan cinta pria itu akan menjadi miliknya secara utuh. Namun, rencana apa yang sebenarnya disusun antara Will dan Wileen sehingga harus melibatkan Olivette?
...🌾🌾🌾...
Hai guys, sambil menunggu Emak Aisy update, kalian bisa mampir ke rekomendasi karya keren teman-teman Emak, ya. Thank you ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fenty Dhani
mungkin keterangan palsu??bahwa Will bermasalah
2024-03-21
0
Widi Widurai
pasti bayi tabung ya?? trs sel telur nya pake punya wileen ditanam di rahim olive. disini olive hamil tp bukan anakny?
2023-01-17
0
Tri Soen
Good job Olive bisa setenang itu walau pun hati nya merasa terbakar api cemburu ...
2023-01-10
0