Will tidak melupakan waktu pertemuan dengan orang yang amat sangat dicintainya, yaitu Wileen. Bahkan, beberapa hari terakhir ini Will selalu mengabaikan Olivette, istrinya.
Olivette mencoba tetap tenang menghadapi kondisi seperti ini. Mungkin suaminya dalam fase bosan terhadap dirinya. Dengan dalih pekerjaan, Will terus saja menghindar. Beberapa malam pun pria itu tidak tidur di kamarnya melainkan di kamar tamu.
Para Maid sempat menanyakan kondisi tuan rumahnya, yaitu Olivette. Wanita itu tetap memberikan jawaban positif kepada semua Maid di mansionnya.
"Kalian jangan khawatir. Tuan sedang banyak pekerjaan. Tenang saja," ungkap Olivette.
"Nyonya, kami sangat mengkhawatirkan Anda. Seperti itu biasanya tanda-tanda pria mulai tidak beres. Ehm, maksudku mungkin saja ada bibit perselingkuhan di belakang Anda. Kami hanya tidak mau jika Tuan menyakiti Anda."
Semua Maid yang ada di mansion sangat menyayangi Olivette. Wanita itu selalu sabar dan bersikap lemah lembut. Bahkan, setiap masalah sulit mereka, Olivette membuka lebar bagi siapa pun yang mau mencurahkan segala gundah gulananya. Hal itu dilakukan dengan alasan agar tidak menggangu kinerja mereka.
"Jangan khawatir. Suamiku tidak mungkin berbuat serong di belakangku. Dia sangat mencintaiku." Lagi-lagi Olivette mematahkan keraguannya sendiri. Dia meyakinkan orang lain, tetapi dirinya sendiri ragu.
"Baiklah, Nyonya. Kalau Tuan macam-macam, jangan segan untuk memberitahu kami."
"Tentu. Terima kasih atas perhatian yang kalian berikan."
Perhatian Olivette kini tertuju pada suaminya yang baru saja turun. Pria itu terlihat sangat rapi dan sedikit berbeda. Dasi yang dipakai pun tidak seperti apa yang dihapal Olivette selama ini.
"Sayang, dasi baru?" tanya Olivette.
"Oh, ini? Ya, pemberian relasi bisnisku."
"Mrs. Arohi? Hemm, perhatian sekali. Apa dia cantik?" Olivette mencoba memancing suaminya.
"Ya, kau tahulah kalau dia itu wanita paruh baya. Anggap saja dia memberikan perhatian lebih kepada anaknya," jelas Will dengan mudahnya.
Menikmati sarapan tanpa beban. Walaupun sebenarnya dia banyak sekali menyembunyikan kebohongan di belakang istrinya. Namun, Will tidak akan menyerah begitu saja. Dia memang sudah sangat mencintai Wileen. Tidak ingin berpisah untuk kedua kalinya walaupun hubungan yang dijalani adalah sebuah kesalahan.
"Hemm, mungkin saja Mrs. Arohi sangat cantik. Lihat, bagaimana caranya memberikan perhatian padamu? Seperti bukan wanita berumur," ucap Olivette tanpa merasa cemburu sedikit pun.
"Hemm, kau cemburu?"
"Tidak. Kenapa aku cemburu pada pria yang sudah menjadi suamiku? Kalau aku mau, aku bahkan bisa menggoda suamiku sendiri, bukan? Ehm, kecuali kalau kau tidak puas terhadap pasanganmu. Maka, jangan salahkan aku jika nantinya kau akan kehilangan diriku."
"Apa ini seperti ancaman?"
"Bukan, Sayang. Hukum timbal balik. Kau pasti paham," jawab Olivette tanpa beban.
"Hemm, ya. Oh ya, malam ini tidak perlu menungguku. Aku akan pulang terlambat."
"Meeting lagi? Kapan kau ada waktu untukku?"
"Sayang, kau tahu kan aku banyak pekerjaan. Kalau kau bosan, pergilah shopping dengan beberapa Maid. Belikan mereka sesuatu. Ini ambillah!"
Will memberikan debit card yang isinya lumayan besar. Olivette tetap menerimanya.
"Terima kasih, Sayang."
"Seharusnya kau tidak memberikanku uang saja, Will. Aku butuh perhatianmu, kasih sayang, dan cinta. Kalau sudah seperti ini, kurasa kau memang benar-benar melupakan istrimu," batin Olivette.
Seharian ini Will memang datang ke kantor. Setelah sore hari, pria itu secepatnya meninggalkan perusahaan menuju ke suatu tempat, yaitu restoran dengan ruangan VVIP yang disewa oleh Wileen.
Pertemuan yang menyenangkan saat Will memberikan pelukan hangat, kemudian kecupan manis, dan berakhir dengan duduk di kursi untuk menikmati makanan yang sudah dipesan.
"Kau selalu datang tepat waktu, Baby. Memangnya suamimu ke mana?" tanya Will.
"Biasa. Dia lebih suka bermain-main dengan berkas dan beberapa alat kerjanya. Kurasa kau adalah orang yang tepat, Honey. Aku mencintaimu," ungkap Wileen.
"Hemm, aku juga mencintaimu, Baby."
"Istrimu apa kabar?" Basa-basi Wileen selalu saja mengacaukan perasaan Will.
"Ck, gara-gara dia aku jadi ingat cincin pernikahan kami. Oh ya, mana cincin itu?"
Wileen meletakkannya di meja restoran. Bergegas Will mengambil kemudian dipakainya. Namun, Wileen mencegahnya.
"Will, jangan pakai itu saat bersamaku! Lihat, aku saja tidak memakai cincin pernikahan kami. Kau dan aku harus benar-benar melepasnya. Kalau kau kembali ke istrimu, silakan saja kau pakai."
Will sudah berada dalam kendali Wileen. Menelisik masa lalu mereka adalah Wileen menikah lebih dulu ketimbang Will. Wileen dijodohkan dengan pengusaha kaya bernama Ethan Reagan Soenser. Namun, di dalam pernikahannya Wileen tidak pernah bahagia.
Sementara Will sendiri merasa dikhianati. Kemudian dia memutuskan untuk menikahi Olivette Phoenix. Gadis dari kalangan bangsawan yang sangat menarik hatinya. Di situlah benih-benih cinta Will kepada Olivette mulai tumbuh.
Menjalani pernikahan yang tidak mudah dan beberapa tahun membuat Will sadar bahwa dia harus melupakan cinta lamanya. Namun, saat pertemuannya kembali dengan Wileen adalah saat di mana para pengusaha melakukan lelang barang-barang mewah.
Wileen hadir menggantikan suaminya yang tidak pernah mau muncul ke publik. Alasannya memang unik. Dia tidak mau dikenal oleh banyak orang. Lebih baik berada di balik layar ketimbang bertemu langsung di dalam acara seperti itu.
Pertemuan itulah yang membuat mereka merajut cinta yang pernah terlewatkan. Will sangat merindukan sosok Wileen. Begitu juga sebaliknya.
"Kau selalu saja menjadi Nona pengenali," canda Will sambil menyuapi Wileen dengan makanan di tangannya.
"Terima kasih, Honey. Kau selalu bersikap romantis. Apakah kau juga melakukan hal yang sama pada istrimu?" selidik Wileen.
"Jangan bahas dia saat bersamaku. Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak membahas pasangan saat berdua seperti ini?"
Wileen manggut-manggut. "Ya, kau benar, Honey. Aku tidak menyangka bahwa kita dipertemukan dalam keadaan seperti ini. Tidak masalah. Aku tetap mencintaimu."
Pertemuan yang luar biasa. Cinta bukan saja membuat mereka lupa dari mana asalnya dan hubungan apa yang mereka jalin. Namun, hubungan yang saling menguntungkan itu membuat keduanya lupa daratan.
"Hemm, nikmatilah hari ini karena aku sudah izin pada istriku untuk pulang terlambat."
"Terima kasih, Honey. Kau memang pria yang luar biasa. Bagaimana kalau malam ini kita mampir sejenak pergi ke hotel."
Kesempatan emas. Penawaran inilah yang sangat dirindukan oleh Will. Terlebih beberapa hari ini dirinya sama sekali tidak berselera untuk menyentuh Olivette. Rasanya ada yang hilang saat bersama wanita itu.
"Hemm, tentu. Kau bisa reservasi atas namamu. Aku tidak mau banyak orang tahu tentang hubungan kita. Terlebih sampai istriku memiliki kecurigaan bahwa aku sering check in di hotel."
"Ya, baiklah. Kau selalu jadi pria yang takut, yah. Hanya padaku kau tidak takut sama sekali."
Olivette sengaja membiarkan suaminya bersenang-senang dengan wanita idamannya itu. Dia tidak tahu jika istrinya akan menyusun pembalasan yang lebih elegan ketimbang harus melakukan konfrontasi langsung. Will pasti akan mengelak.
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, Emak bawa rekomendasi keren. Kalian bisa mampir dan tinggalkan jejak di sana. Thank you ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Lenina
kenapa harus selingkuh yaa..kalau sudah tidak suka dengan istrinya..wkwkwk
2023-06-09
1
Sulaiman Efendy
CANTIKNYA PERSENGLIKUHAN WILL & WILLEN KETAHUAN SUAMI WILLEN.. BIAR HEBOH, KLO AKU JDI SUAMI WILLEN, TU SI WILL PSTI KU HABISI.
2023-03-27
0