Kurir datang ke mansion Olivette. Pria itu membawa buket bunga istimewa pesanan sekretaris perusahaan besar. Saat sampai di sana, salah satu Maid yang menerimanya.
"Ada kiriman buket untuk Nyonya Olivette. Silakan tanda tangan di sini."
Kurir tersebut memberikan selembar bukti kirim barang agar segera ditanda tangani. Setelah selesai, kurir tersebut langsung berpamitan.
"Terima kasih," pamit kurir.
"Sama-sama," jawab Maid.
Maid membawa buket bunga ke dalam. Saat berpapasan dengan Olivette, Maid tersebut memberitahukan bahwa ada kiriman buket untuknya.
"Dari siapa?" tanya Olivette.
"Boleh dilihat, Nyonya?" tanya Maid ragu.
"Boleh. Bacakan, ya!" perintahnya.
"Dari Tuan Ethan, Nyonya. Ucapannya boleh dibaca juga, kan?"
"Bacakan saja."
"Terima kasih saja, Nyonya. Tidak ada tulisan lain selain itu."
"Ck, pria itu berani-beraninya mengirimkan buket ke mansionku. Maunya apa? Bukankah sudah kukatakan kalau tugasnya hanya untuk meyakinkan Wileen supaya jauh dari suamiku?" ucap batin Olivette.
"Nyonya, mengapa Anda melamun?" tanya Maid.
"Oh ya, apa kau suka dengan bunganya?" Olivette malah balik bertanya.
"Bunganya indah seperti Nyonya. Bagus dan menarik."
"Apa kau suka?" tanyanya lagi.
"Iya, Nyonya."
"Kalau begitu, tunggu! Aku mau foto kau dengan bunga itu. Bergaya yang bagus dan menarik."
Setelah mendapatkan angle foto terbaiknya, barulah dia mengirimkan pesan pada Ethan disertai foto tersebut. Sebelum benar-benar usai, Maid tersebut bertanya lagi.
"Nyonya, bunganya mau diletakkan di mana?"
"Ambil saja. Itu untukmu."
"Wah, terima kasih, Nyonya."
Maid itu pun berlalu dari hadapan Olivette. Sementara nyonya mansionnya masih sibuk mengirimkan pesan gambar disertai teks tersebut.
"Terima kasih atas bunganya, tetapi sudah kuberikan pada orang yang tepat. Lain kali jangan kirim apa pun karena suamiku sanggup memberikan segalanya. Tugas Anda hanyalah menjauhkan Nyonya Wileen dari suamiku. Terima kasih." Bunyi pesan yang dikirimkan kepada Ethan.
Saat ini Ethan sedang bersantai di ruangannya. Rupanya Bella sudah melakukan pekerjaannya dengan baik. Namun, Ethan terkejut saat menerima pesan yang dikirimkan Olivette. Wanita itu dengan tegas menolak pemberiannya. Tidak secara langsung, tetapi foto buket bunga yang dibawa salah satu Maid di mansionnya sudah jelas menunjukkan maksudnya.
"Andaikan semua wanita sepertimu, Nyonya. Mungkin di dunia ini tidak akan ada perselingkuhan seperti yang dilakukan istriku. Aku merasa bersalah menjadi pria yang tidak tegas padanya. Bukan tidak tegas, Wileen seolah tidak peduli padaku. Semua kebutuhan hidup, cinta, dan apa pun senantiasa aku curahkan kepadanya. Lalu, aku kurang apa di matanya?" tanya Ethan pada dirinya sendiri.
Haruskah Ethan menceritakan masalahnya ini pada mamanya? Atau, justru memendamnya sendiri tanpa tahu harus berbuat apa?
Ah, iya. Ethan hampir lupa. Dia berencana untuk melakukan double dinner bersama Olivette dan suaminya. Itu mungkin cara yang ampuh untuk menangkap basah keduanya.
"Bella, datanglah ke ruanganku! Bawakan referensi restoran yang kuminta. Sekarang, ya!" ucapnya melalui interkom memanggil sekretarisnya.
Tuannya makin ke sini sangatlah labil sekali. Belum beberapa jam, perintahnya sudah berubah lagi. Terpaksa Bella buru-buru mengambil kertas yang sudah dicetak. Walaupun baru beberapa lembar, setidaknya list referensi restoran sudah siap.
Bella mengetuk pintu ruangan bosnya kemudian masuk membawa tumpukan kertas. Diserahkan kertas itu tepat di hadapan tuannya. Saat dirinya hendak kembali ke ruangannya, lagi-lagi Ethan bersikap aneh.
"Bella, apakah kau pernah menolak pemberian orang lain? Ehm, maksudku, alasan apa yang membuatmu menolak pemberian orang?" tanya Ethan.
"Apakah ini perlu dijawab, Tuan? Maksudku semacam pertanyaan pribadi. Apakah Tuan yakin mau mendengarkan jawabannya?" tanya Bella.
"Tentu, Bella. Aku butuh jawabanmu."
Seharian ini sikap tuannya sangat menggemaskan sekaligus menyebalkan. Pria yang biasanya sangat cerdas itu mendadak berubah menjadi orang asing bagi Bella.
"Aku selalu menolak pemberian orang yang paling kubenci, Tuan. Walaupun itu harta ataupun tahta, aku akan menolaknya."
Ethan terkejut. Apakah Olivette sangat membencinya?
"Hanya itu?"
"Iya, Tuan. Terkadang aku menolak pemberian orang yang membuatku tidak nyaman. Ya, semacam itulah."
"Apakah Nyonya Olivette merasa tidak nyaman padaku? Niatku hanya untuk berterima kasih, tetapi mengapa langsung ditolak seperti itu?" ucap batin Ethan.
Saat Ethan terpusat pada lamunannya, buru-buru Bella keluar. Sebelum bosnya bertingkah aneh lagi.
Sementara di belahan negara lain, sepasang kekasih baru saja landing pesawatnya. Setelah turun dan mengambil kopernya, mereka langsung mendapatkan mobil jemputan yang sudah dipesan sebelumnya.
Langkah kaki Wileen terkesan sangat anggun sekali berada di samping Will. Tidak hanya itu, Wileen juga sangat bahagia. Begitu pula dengan Will. Pria itu tampak gagah berada di samping kekasihnya.
"Mau langsung ke hotel, atau kita makan dulu, Baby?" tanya Will lembut.
Biasanya dia juga bersikap demikian pada Olivette, tetapi saat hadirnya Wileen, semuanya seakan berbeda. Dia merasa kalau Wileen lah yang patut dibahagiakan.
"Makan dulu, Honey. Aku sangat lapar sekali."
Will membawa Wileen ke restoran yang ada di bandara saja. Kalau restoran yang ada di hotel tujuannya, keburu mereka kelaparan.
"Langsung pesan saja, Baby!" perintah Will.
Sebelum memanggil pelayan, ponsel Wileen baru saja menyala. Ada pesan masuk dari suaminya, Ethan.
"Sayang, lekaslah pulang. Aku akan membuat pesta kejutan untukmu. Jangan lama-lama di sana. Aku merindukanmu." Bunyi pesan dari suaminya. Diakhir pesan, ditambahkan emoticon love.
"Ada apa, Baby?" tanya Will.
"Ini, pesan dari suamiku. Tumben sekali. Aku baru saja pergi, sudah disuruh kembali saja. Menyebalkan!" gerutunya.
"Hei, Baby. Kita kan sudah membahasnya. Jangan sampai suamimu curiga. Balas saja segera pulang, atau apalah itu. Asalkan dia percaya kalau kau pergi dengan teman-teman sosialitamu itu."
"Iya, Honey. Thank you, sudah diingatkan," balas Wileen.
Mereka kemudian memesan makanan. Keduanya sangat menikmati sekali karena merasa tidak ada pengganggu. Sementara pasangan masing-masing sudah menyiapkan kejutan saat mereka kembali.
"Honey, kau mau mencicipi makananku? Ini enak sekali," ucap Wileen sambil menyodorkan garpu ke hadapan Will.
"Sini coba!"
Will membuka mulutnya kemudian menerima suapan dari tangan manis kekasihnya. Dia sudah melupakan istrinya. Padahal Olivette sengaja mengirimkan pesan rindu yang hampir bersamaan dengan Ethan mengirimkan pesan pada istrinya. Tidak ada kata sepakat, tetapi keduanya mencoba menyelamatkan rumah tangganya masing-masing.
"Ini memang enak sekali," kata Will memuji makanan restoran tersebut.
"Enak makanannya, atau karena ada aku?" goda Wileen.
"Dua-duanya, Baby."
"Hemm, apa kau tidak merindukan istrimu?"
Mendadak dia lupa harus melihat pesan di ponselnya. Diambilnya ponsel itu kemudian dinyalakan. Ada notifikasi pesan dari istrinya.
"Sayang, jangan lupa rencana kita untuk pergi ke dokter. Para Maid di mansion sudah menginginkan suara bayi ada di sini." Bunyi pesan yang dikirimkan Olivette pada Will.
"Kenapa, Honey? Istrimu memintamu pulang juga?" tanya Wileen.
"Tidak. Dia hanya ingin memintaku membuat janji dengan dokter kandungan. Kami akan melakukan program kehamilan yang gagal itu," ungkapnya.
Will memang pria aneh. Kepada istrinya malah tidak mau terbuka. Justru kepada Wileen semuanya diceritakan secara detail. Sementara pasangannya masing-masing sedang menyiapkan kejutan yang tidak akan mereka lupakan seumur hidupnya.
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, jangan lupa mampir ke karya yang Emak rekomendasikan. Thank you ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fenty Dhani
muak banget lihat mereka berdua😔
2024-03-21
1
Sukliang
karna will suami selingkuh, jgn dak aneh
2022-12-17
1
Lisandria Zanetti
d tunggu kejutannya
2022-12-08
0