Hari yang dinantikan pun tiba. Setelah menikmati liburan yang menyenangkan, Will pulang. Dia membawa beberapa hadiah untuk istrinya. Hadiah yang paling berkesan adalah satu set perhiasan. Ini momen langka menurut Olivette.
"Ini pilihanmu, Sayang? Sejak kapan kau perhatian seperti ini?" selidik Olivette. Walaupun dia tahu bahwa perhiasan ini dipilih oleh selingkuhan suaminya.
"Olive, hari ini aku lelah. Aku tidak mau berdebat denganmu. Cukup kau ambil dan simpan hadiah dariku! Bisa, kan?"
Suaminya sudah berubah. Dia bahkan tidak sehangat dulu. Kecupan mesra, ciuman, bahkan pelukan hangat sudah tiada.
"Aku memang tidak ingin bertengkar denganmu, Sayang. Hanya saja aku akan mengajakmu dinner malam ini."
"Dinner? Kau mengajakku? Pergi saja sendiri! Sudah kukatakan kalau aku sangat lelah."
Alasan Will adalah dia malas sekali harus membuat dinner romantis dengan istrinya. Terlebih saat dia menikmati liburan bersama Wileen. Seolah penggambaran wajah Olivette terlihat seperti Wileen. Will tidak mau kelepasan sampai Olivette menaruh curiga kepadanya.
"Hei, Sayang. Dengarkan aku. Kau sudah berlibur. Sekarang, aku memintamu untuk ikut menghadiri undangan dinner, apa kau akan menolaknya? Bukankah kau selalu bilang, jika ada orang baru di dalam hidupmu, maka cobalah berkenalan dengannya. Siapa tahu dari orang itu, maka peluang bisnis kita akan muncul. Bukan begitu?"
Olivette harus meyakinkan suaminya untuk ikut. Membicarakan mengenai bisnis, ucapan Olivette benar. Namun, siapa orang yang mengajaknya dinner kali ini? Dalam rangka apa? Setahu Will, Olivette jarang memiliki rekan sosialita atau pebisnis handal dari negaranya sendiri. Daripada sekadar menerka saja, Will sebaiknya menyetujui permintaan istrinya.
"Baiklah. Aku akan ikut. Kau puas?"
"Terima kasih, Sayang." Olivette kemudian mengecup pipi suaminya.
Satu hal yang tidak dilakukan adalah mengecup bibir pria itu. Olivette yakin kalau bibir itu sudah membuat Wileen mabuk kepayang hingga mereka melakukan hal-hal yang berada di luar dugaan.
"Kapan rencanamu pergi ke dokter kandungan?" Will mengingatkan lagi.
"Aku belum tahu, tetapi dalam waktu dekat akan kuusahakan."
Olivette mencoba mengabaikan permintaan suaminya. Mengapa bersusah-susah untuk menghubungi dokter kandungan saat Olivette yakin itu hanya alasan yang dibuat Will saja. Terlebih Olivette belum tahu rencana apa yang sedang disusun pria itu.
Seharian ini Olivette sangat sibuk. Dia harus pergi keluar masuk butik untuk mencarikan jas yang pas untuk suaminya. Tidak hanya itu, dia juga harus mengkombinasikan gaunnya dengan jas milik suaminya agar serasi.
Malam yang dinantikan pun tiba. Kalau Will pikir bahwa Olivette akan menggunakan perhiasan yang sudah diberikan padanya, dia salah besar. Hari ini Olivette malah memilih berbelanja perhiasan yang baru serta lebih menarik ketimbang pemberiannya.
"Kenapa kau tidak memakai perhiasan yang kuberikan? Apa kurang bagus atau tidak cocok dengan seleramu?" tanya Will sedikit ketus.
"Will, seleramu kurang pas untukku. Seleraku sederhana, tetapi berkelas. Bukan glamor seperti itu! Aku wanita, bukan toko perhiasan. Jadi, kau paham kan apa maksudku?'
Penolakan yang sangat menyakitkan. Rupanya selera istrinya dengan Wileen sangatlah berbeda. Bahkan, saat melihat Olivette membandingkan penampilannya saat menggunakan perhiasan pemberiannya dengan yang dibeli istrinya sangat berbeda. Penampilan Olivette jauh terlihat lebih cantik saat dia menggunakan pilihannya sendiri.
"Terserah kau sajalah. Lekaslah! Aku tidak mau kita terlambat datang ke acara dinner temanmu itu."
Sementara di tempat Wileen dan suaminya, mereka juga sedang bersiap. Wileen menyukai gaun pemberian suaminya yang sangat berbeda dari biasanya. Sangat cantik dan elegan.
"Sayang, siapa yang memilihkan gaun ini? Sangat indah dan aku sangat suka."
"Siapa lagi kalau bukan sekretarisku itu."
"Bella? Wah, sekretarismu itu hebat sekali. Aku suka gaun ini. Ehm, ngomong-ngomong, apakah ini dinner romantis untuk kita berdua?"
"Tentu saja. Bukankah sudah kukatakan bahwa ini adalah dinner kejutan. Kuharap kau suka."
Bahagianya. Setelah berlibur dengan kekasihnya, sekarang pergi bersama suaminya. Bahkan, dinner kejutan ini dikhususkan untuknya. Inilah keindahan hidup yang luar biasa dikelilingi oleh orang-orang hebat dan berkelas.
"Ck, kurasa istri Will tidak seberuntung diriku. Lihatlah, aku dikelilingi dua pria hebat. Satunya suami sahku dan satunya lagi, kekasihku," ucap batin Wileen dengan bangganya.
Setelah semuanya siap, mereka sempat berpapasan dengan Clara. Wanita paruh baya itu sangat senang melihat putra dan menantunya terlihat serasi seperti itu.
"Wow, ini menarik, Ethan. Kalian mau pergi dinner romantis dan mama baru mengetahuinya," ungkap Clara.
"Iya, Mama. Ethan katanya mau memberikan kejutan untukku," ucap Wileen.
"Syukurlah. Mama senang melihat kalian ceria seperti ini. Semoga lekas memiliki momongan, ya! Mama sudah menginginkan cucu," ucap Clara sengaja mempertegas pada kata 'cucu'.
"Iya, Ma. Doakan saja!" pungkas Wileen sambil berpamitan pada Clara.
Kini, keduanya berada di dalam mobil. Ethan rasanya ingin segera sampai di restoran yang dimaksud. Selain ingin melihat reaksi istrinya saat bertemu dengan Will, selingkuhannya. Ethan juga penasaran dengan penampilan Olivette. Secantik apa rupa wanita yang dikhianati suaminya itu? Apakah dia akan memasang tampang penuh amarah, atau malah tetap tenang seperti biasa?
"Sayang, kenapa kau malah melamun? Bukankah kau sangat antusias untuk memberikan dinner kejutan untukku?" tanya Wileen saat melihat suaminya melamun.
"Oh, maaf. Hanya saja aku sudah tidak sabar untuk memberikan kejutan itu padamu. Semoga nantinya kau akan jauh lebih senang dan tidak kecewa dengan kejutannya."
Ethan tidak tahu apa yang terjadi di restoran nantinya. Saat Will, Wileen, dan Olivette berhadapan. Sanggupkah mereka saling memandang, atau malah saling diam untuk menghindar demi menutupi semua kebohongan Wileen selama ini?
Terkadang pilihan hidup hanyalah dua. Take it or leave it. Itulah yang sedang dipikirkan Ethan saat ini. Bisakah dia meninggalkan Wileen begitu saja? Terlebih dengan semua kebohongannya selama ini. Dia juga sudah menghancurkan kebahagiaan wanita lain, yaitu Olivette.
Semakin dekat dengan lokasi restoran, perasaan Ethan malah tidak menentu. Ini seperti mempertemukan dua orang yang sedang berselingkuh dalam satu frame yang sama. Sanggupkah dia menahan gejolak amarah walaupun sebenarnya dia ingin melepaskannya?
Tenang dan nikmati keadaan. Ethan membuka pintu mobilnya untuk menjemput Wileen dan menggandengnya masuk ke ruangan VVIP yang sudah disewanya.
"Tuan Ethan, tamu Anda sudah menunggu di dalam," pesan resepsionis restoran.
"Jadi, kita tidak hanya dinner berdua saja, Sayang?" tanya Wileen penasaran.
"Maaf, Sayang. Ini memang bagian dari kejutan. Aku minta maaf. Namun, aku harap kau menyukai kejutannya. Ayo, kita masuk!" ajak Ethan yang masih menggandeng erat tangan istrinya.
Sesampainya di ruangan VVIP itu, Wileen hanya melihat punggung sepasang pria dan wanita yang duduk membelakanginya. Irama jantungnya berdetak semakin kencang saat Ethan memanggil kedua nama tamunya itu.
"Selamat datang Mr. and Mrs. Will!" sapa Ethan.
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, mari mampir karya rekomendasi keren teman Emak. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
fitriani
penasaran bgt pgn taw reaksi pasangan selingkuh itu... kira2 gmn y reaksi pasangan lucknut itu🤔🤔🤔🤔
2024-03-30
1
Fenty Dhani
seru...penasaran bagaimana reaksi keduanya👍
2024-03-21
0
pipi gemoy
hedeh si Willen emang jalang
bangga dia selingkuh sama suami orang 🤬😤😡
2023-10-15
2