Wileen sontak terkejut mendengar ucapan Will. Sejujurnya, Wileen cemburu karena kekasihnya itu masih mengingat sesuatu tentang Olivette.
"Will, ini aku! Bukan istrimu yang sebentar lagi akan kau cerai!" bentak Wileen sambil menggoyang pundak kekasihnya.
"Oh, maaf. Kurasa kau salah dengar, Baby. Tentu saja aku mengingatmu," kilahnya.
Dalam batin Will sekarang mulai ragu. Semalam, saat dia pergi ke dapur, dia menyadari satu hal bahwa tanpa kehadiran Olivette, hidupnya terasa tidak lengkap. Namun, semuanya sudah terlambat. Gugatan perceraian harus tetap berjalan.
Perjalanan hidup keduanya tidaklah mudah untuk sampai di titik ini. Saat Olivette memutuskan untuk kembali ke rumahnya, Will merasa sangat kehilangan sekali. Dia tidak bisa bertahan karena janji manisnya pada Wileen, tetapi membuat istrinya sakit hati berulang kali, itu tidak akan termaafkan.
"Will, jangan bilang kau tidak rela menceraikan istrimu? Ingat, Will. Hubungan kita sudah terlalu jauh. Aku takut kalau kau terlalu lama untuk mengurus perceraian kalian, tiba-tiba aku hamil, bagaimana?"
Will diam. Agak terasa aneh memang. Saat perselingkuhannya belum terendus oleh Olivette, gairah bercinta Will terhadap Wileen sangatlah tinggi. Namun, saat istrinya meninggalkan Will, pria itu seolah kembali dingin.
Hari-hari Will untuk mengurus perceraian dimulai. Paul sudah meminta pengacara untuk datang dan menemani Will. Semula asistennya itu terkejut mendapati kabar hancurnya hubungan rumah tangga tuannya.
Selama yang Paul tahu, hubungan antara Will dan Olivette sangatlah harmonis. Will termasuk pria yang beruntung mendapatkan istri sesempurna Olivette. Wanita baik dari kalangan berkelas.
Saat tahu kalau Will berselingkuh di belakang Olivette, sebagai asisten juga ikut kesal. Sepertinya bosnya itu terlalu dibutakan cinta kepada selingkuhannya.
"Tuan, apa Anda tidak akan menyesal sudah melepaskan permata seperti Nyonya Olivette? Dia wanita yang baik dan cantik. Seandainya aku pria kaya dan sepadan dengannya, tanpa menunggu janda pun akan aku perjuangkan," ungkap Paul.
"Kau mau menikungku?" tanya Will dengan nada suara yang tidak bersahabat.
"Ck, tanpa menikung Anda pun sebentar lagi Nyonya Olivette bebas. Akan banyak pria yang maju untuk mendapatkannya. Walaupun pria itu bukan aku," sindir Paul.
Semakin mendekati proses perceraiannya, Will merasa ragu. Ucapan Paul ada benarnya. Akan banyak pria yang mengantre untuk mendapatkannya. Terlebih saat pikiran Will jatuh pada sebuah nama, yaitu Ethan. Bagaimana jika pria itu membalas rasa sakit hatinya dengan mengejar cinta Olivette, mantan istrinya kelak? Apa Will bisa berhadapan saat mereka mengumumkan pesta pertunangan, atau bahkan pesta pernikahannya?
Semuanya sudah terlambat. Hari H proses perceraiannya yang sudah mencapai tahap akhir, Olivette datang. Dia ingin tahu bagaimana penyesalan Will sudah melepaskannya begitu saja. Kalau Olivette dendam, dia sangatlah dendam pada Will. Suatu hari tanpa Olivette membalasnya pun, akan ada balasan yang diberikan oleh orang lain.
Perjumpaan kembali dimulai saat keduanya sama-sama baru turun dari mobil. Penampilan Olivette sama seperti sebelumnya. Malah jauh lebih menarik ketimbang saat terakhir kali Will mengusirnya dari mansion.
Will ingin menyapa, tetapi lidahnya terasa kelu. Justru Paul lah yang menyapa wanita yang sebentar lagi akan menjadi mantan istri bosnya.
"Selamat datang, Nyonya! Apa kabar?" sapa Paul.
"Terima kasih, Paul. Seperti yang kau lihat. Aku jauh lebih baik," balas Olivette tanpa ada keraguan sedikit pun.
"Ah, iya, Nyonya. Anda jauh lebih menarik," puji Paul.
Will tidak lagi mampu memandang Olivette yang sebenarnya memang sangat menarik. Keputusannya sudah terlanjur maju sehingga kesempatan untuk bertahan tidak akan ada lagi.
Will juga sudah mengubah keputusannya untuk memberikan kompensasi untuk perceraian ini. Namun, Olivette menolaknya secara terang-terangan di hadapan pengacara suaminya.
"Anda pikir aku adalah wanita yang mampu dinilai dengan kompensasi seperti itu? Maaf, aku menolak segala kompensasi yang akan diberikan Will padaku. Lebih baik dia gunakan untuk modal menikahi wanita yang sudah membuat rumah tangga kami hancur."
Pengacara Will tidak bisa berkomentar apa pun selain mengiyakan ucapan Olivette. Terlebih kompensasi yang diberikan Will memang tidak sebesar yang Ethan berikan kepada Wileen. Jumlahnya jauh lebih kecil.
Will mempertimbangkan itu dengan alasan bahwa hanya sebatas syarat saja. Rupanya tanggapan Olivette salah. Justru wanita itu menganggap dirinya dihargai dengan begitu murah saat telah diceraikan oleh Will nantinya.
Proses perceraian berjalan dengan sangat mudah. Tidak butuh waktu lama, mereka sudah dinyatakan bercerai. Sebelum meninggalkan tempat itu, Will mencoba meminta maaf pada Olivette walaupun terlambat.
"Kau sudah mau pulang?" tanya Will.
"Ya, sebentar lagi aku pergi. Kenapa? Apa kau sudah menyesal melepaskan aku?" sindir Olivette. Walaupun di dalam hatinya masih ada rasa nyeri, tetapi dia harus bisa bangkit.
"Aku hanya ingin meminta maaf padamu. Maaf, aku sudah menyakiti hatimu terlalu jauh sehingga kita harus bercerai seperti ini," jawabnya lirih.
"Ck, kau pikir aku menyesal bercerai denganmu? Tidak, Will. Perlu kau ingat. Perceraian ini bukan salahku, tetapi salahmu. Saat aku berjuang untuk bertahan, kau malah memilih untuk melepaskan. Setelah ini, jangan pernah lagi masuk atau bahkan mengganggu kehidupanku lagi. Kau bebas sekarang!"
Sesal dan sesak sedang dirasakan Will sekarang. Dia merasa ada yang hilang di dalam hidupnya. Para Maid di mansionnya pasti akan merasa kehilangan. Untuk mengulur waktu kepergian Olivette, Will mencoba menggunakan alasan Maid di mansionnya.
"Olivette, sebelum kau kembali, tidak bisakah kau mampir sejenak ke mansion? Para Maid dan koki pasti sangat merindukanmu," ucapnya memohon.
Olivette tersenyum. Sebenarnya dia sangat ingin. Terlebih para Maid dan koki sudah seperti keluarganya sendiri. Kehangatan sikap Olivette membuat mereka dekat. Namun, saat ingat Will mengusirnya malam itu, rasanya Olivette tidak mau lagi menginjakkan kaki di mansion mantan suaminya.
"Aku akan mampir ke sana," ucap Olivette yakin.
Terlihat rona bahagia di wajah Will. Dia begitu senang jika mantan istrinya mau menyempatkan untuk datang.
"Kita bisa ke mansion menggunakan mobilku," ucap Will semringah.
"Itu nanti, saat aku sudah mendapatkan pasangan yang begitu tulus dan sangat amat mencintaiku hingga dia lupa apa itu artinya mendua ataupun selingkuh!"
Irama jantung Will seakan berhenti berdetak. Dia hampir lupa jika Olivette tidak akan mudah memberikan kesempatan untuk bisa bersama lagi. Luka yang ditorehkan Will sudah cukup dalam sehingga untuk memaafkan pria itu juga tidak mudah.
"Oh, oke. Aku minta maaf. Selamat jalan dan jaga dirimu baik-baik!" pungkas Will sudah kepalang malu.
"Terima kasih. Kuharap kau juga bisa menjaga pasanganmu dengan baik. Jangan sampai terjadi lagi hal yang sama!"
Ucapan Olivette seakan-akan seperti sumpah serapah untuk Will. Pria itu tidak menyangka jika pertemuan terakhirnya dengan Olivette akan berakhir seperti ini.
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, yuk mampir ke rekomendasi keren dari teman Emak. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fenty Dhani
👍👍👍🌹🌹🌹
2024-03-21
0
SEPTi
ceritanya bagus ya
2023-03-22
1
Tri Soen
Salut dengan Olive tetap setenang itu walaupun sakiiiiit sekali ...dan di part ini emak nyesek baca nya karena pernah diposisi Olive 😭😭😭
2023-01-10
1