Hari ini, Olivette meminta izin kepada suaminya untuk pergi bertemu teman-teman sosialitanya. Namun, itu hanya sebuah alasan agar suaminya tidak curiga ke mana dia akan pergi.
Olivette berniat datang ke perusahaan suami selingkuhan suaminya itu. Tidak sulit bagi Olivette mendapatkan informasi sebesar itu. Terlebih Wileen adalah wanita sosialita yang cukup terkenal di kalangan pengusaha.
Hanya saja keduanya belum pernah dipertemukan dalam satu waktu atau acara. Will selalu datang sendiri dengan alasan bahwa acaranya hanya dihadiri para pria. Bukan masalah bagi Olivette karena wanita itu juga punya rule masing-masing.
"Tumben kau minta izin padaku? Bukankah biasanya hanya mengirimkan melalui pesan saja?" tanya Will.
Semalam dia pulang terlambat. Dia jadi menginap dulu di hotel. Baru pulang menjelang pagi. Olivette tidak lagi bertanya karena bukan itu tujuannya saat ini.
Menyelamatkan rumah tangganya atau menghancurkannya. Hanya itu pilihannya. Tidak ada lagi yang lebih penting dari apa pun saat dua opsi sudah di depan mata.
"Sayang, kau terlalu sibuk. Makanya aku mengirimkan pesan. Sementara hari ini, kau bisa datang ke kantor lebih siang, bukan? Kita masih bertemu. Apa aku harus mengirim pesan juga padamu?" tanya Olivette lembut.
"Hemm, pergilah! Jangan lupa pulang tepat waktu. Ada beberapa Maid yang memerlukanmu."
"Siap, Sayang."
Lucu sekali. Olivette selalu saja diminta untuk mengurus mansion. Sementara untuk pergi berlama-lama, pria itu selalu memberikan peringatan. Sementara dia, sebagai kepala rumah tangga malah seakan mengabaikan tugas dan kewajibannya.
Seperti biasa, di mana pun dan dalam keadaan apa pun, Olivette selalu berdandan secantik mungkin. Selain sudah cantik dari asalnya, wanita itu bisa memadu padankan pakaian yang dikenakan.
Hari ini dia meminta sopir untuk mengantarkan ke ER Corporation. Perusahaan yang dipimpin oleh suami Wileen Valentina, selingkuhan suaminya.
"Aku pasti bisa meyakinkan pria itu. Setidaknya supaya dia menjaga istrinya dengan baik," gumam Olivette di dalam hati.
Percuma Olivette membuat keributan dengan suaminya. Itu bukan malah menyelesaikan masalah. Justru masalah akan semakin bertambah. Bisa-bisa Will semakin menjauh.
"Mr. Driver, tolong jangan katakan apa pun jika kita pergi ke ER Corporation," pesan Olivette sebelum dia benar-benar turun. "Kalau Tuan Will menelepon, katakan saja kalau aku sedang berada di butik. Terima kasih."
"Baik, Nyonya."
Dengan langkah yang anggun, Olivette menuju ke resepsionis. Dia menggunakan topi fascinator yang senada dengan pakaiannya.
"Selamat pagi, Miss. Bisa bertemu dengan Tuan Ethan?" tanya Olivette.
Resepsionis itu langsung terpaku saat melihat ada wanita cantik dengan penampilan sangat elegan. Bahkan, mereka belum pernah melihat relasi bisnis bosnya secantik ini. Kalau dibandingkan dengan istri tuannya, mungkin 11-12. Namun, perbedaannya terlihat jelas bahwa wanita di hadapannya itu selain anggun, sangatlah lemah lembut.
"Ehm, maaf, Nyonya. Apakah Anda sudah membuat janji sebelumnya?"
"Belum, Miss. Aku memang ingin bertemu dengan Tuan Ethan secara mendadak. Namun, jika aku harus membuat janji temu dulu, tidak masalah."
Olivette terpaksa mengalah sejenak. Siapa tahu ada kesempatan bertemu langsung dengan pemilik sekaligus pemimpin ER Corporation.
"Tunggu, Nyonya! Aku akan mencoba menghubungi Tuan Ethan. Mungkin saja dia ada waktu untuk bertemu Anda sebelum meeting 20 menit lagi. Maaf, siapa nama Anda?"
"Phoenix."
"Baik, Nyonya. Tunggu sebentar!"
Waktu yang lumayan cukup untuk sekadar berbasa-basi dan menjelaskan tujuan kedatangannya. Inilah yang sedang dinanti oleh Olivette. Kesempatan berharga.
Tidak lama, resepsionis itu segera memberikan jawaban bahwa Tuan Ethan bisa menemuinya dalam waktu 15 menit.
"Mari kuantar, Nyonya!" ajak resepsionis tersebut.
"Terima kasih."
"Lihat, Will! Bagaimana kesempatan berpihak kepadaku? Aku tidak perlu susah payah untuk membuat hubungan kalian menyerah. Biarkan semesta yang menjalankannya," batin Olivette.
Sampai di sebuah ruangan dengan pintu bergaya Eropa, resepsionis tersebut mengetuk pintu. Tidak lama mereka mendapatkan jawaban dari dalam ruangan.
"Masuk!"
Suara seorang pria yang terdengar sangat berkharisma di telinga Olivette. Jika dia tidak sadar sudah memiliki seorang suami, ada kemungkinan besar bahwa Olivette akan jatuh cinta pada pemilik suara itu. Padahal dia belum bertatap muka, tetapi Olivette yakin kalau pemiliknya juga pria sesempurna suaminya. Namun, tidak sebrengsek pria itu.
Saat pintu terbuka, pria itu masih sibuk dengan beberapa berkasnya. Terlihat jelas jika pria itu tipe pekerja keras.
"Tuan Ethan, aku datang mengantarkan Nyonya Phoenix," ucap resepsionis sebelum meninggalkan tamunya.
"Ya, silakan masuk. Silakan duduk, Nyonya!"
Barulah Ethan meletakkan kembali semua berkasnya. Lalu, dia fokus kepada tamunya yang sangat mengejutkan. Wanita anggun dengan segala kemewahannya.
Ethan sempat terpaku sesaat, tetapi lekas menguasai dirinya sendiri. Dia bukan pria muda yang terlalu peduli urusan wanita. Cukup satu, yaitu istrinya.
"Terima kasih, Tuan. Maaf, jika kedatanganku ke sini sangat menggangu pekerjaan Anda. Menurut informasi dari resepsionis, bahwa aku hanya memiliki waktu 15 menit. Apakah itu benar?" tanya Olivette dengan suara yang sangat lembut.
"Ya, Nyonya. Setelah itu, aku akan ada rapat penting dengan beberapa karyawan."
"Ehm, baiklah. Kalau begitu, langsung saja ke inti masalahnya."
"Silakan, Nyonya!"
Ethan memperhatikan semua detail cerita yang disampaikan oleh tamunya. Sedikit aneh memang. Tiba-tiba datang seorang wanita menceritakan tentang Wileen, istrinya. Semula Ethan menanggapinya dengan santai. Dia pikir kalau Phoenix hanya berniat menjatuhkan harga diri Wileen di hadapannya.
"Itu tidak mungkin, Nyonya. Anda pasti salah paham terhadap istriku. Dia hanya bertemu dengan teman wanita sosialitanya saja. Mana mungkin berani menemui pria selain aku?"
Dugaan Olivette benar. Suaminya tidak akan percaya begitu saja. Namun, Olivette tidak kehilangan akal. Dia harus meyakinkan suami Wileen agar pria itu mau membuat istrinya sadar untuk tidak mengejar suami orang.
"Maaf, Tuan. Masalahnya pria yang bersama istri Anda itu adalah suamiku."
Ethan terkejut, tetapi hanya sedikit. Selama ini ke mana pun Wileen pergi, dia selalu mengatakan bahwa akan bertemu dengan teman sosialitanya.
"Maaf, Nyonya. Kalau Anda hanya ingin membuat rumah tangga kami hancur, maka lebih baik Anda keluar dari sini!" usir Ethan secara halus.
"Baik, Tuan. Jika apa pun ucapanku ini mengganggu atau hanya membual belaka. Silakan Anda cek kebenarannya. Aku bukan wanita yang suka mengganggu atau merusak rumah tangga orang lain. Aku ke sini hanya berniat untuk mempertahankan rumah tanggaku."
Olivette berdiri, berniat untuk pamit, dan memberikan salam hormat kepada Ethan.
"Maaf, jika kedatanganku telah membuat Anda tidak nyaman. Rumah tanggaku juga penting. Jika Anda peduli, tolong bantu aku meyakinkan istri Anda untuk tidak mendekati suamiku."
Setelah itu, Olivette menghilang dari pandangan Ethan. Pria itu memijit pelipisnya. Ada rasa penasaran yang begitu tinggi. Antara kelakuan istrinya dan wanita yang sangat menghormatinya itu.
...🌾🌾🌾...
Sambil menunggu update, yuk mampir karya keren rekomendasi Emak berikut ini. Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejaknya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
fitriani
hadeh si ethan malah ragu sm kata2 olivette... ydh sono selidiki sendiri kl gak percaya...
2024-03-30
0
Fenty Dhani
heeemmm dasar oon mau aja d kibulin...masih g percaya??selidiki aja😔
2024-03-21
0
Sulaiman Efendy
SI ETHAN SUAMI GOBLOK... HRS NYA LO TRIMA UCAPN PHOENIX, DN MULAI BAYAR ORG TUK MATA2I ISTRI LO...
2023-03-27
0