Clara menarik Wileen untuk berdiri. Dia tidak mau menantunya itu terus memohon di kaki putranya. Bagi Clara, Wileen sudah seperti anak perempuannya sendiri.
"Ethan, lebih baik kau masuk ke kamarmu! Mama akan bicara pada Wileen," ucap Clara meredam keributan.
Ethan melangkahkan kakinya dengan gontai. Bukan menuju ke kamarnya, melainkan ke ruang kerjanya. Dia tidak menyangka wanita yang selama ini amat sangat dicintainya malah tega mengkhianatinya.
Ethan membuka pintunya kemudian menutup kembali. Dia tidak menyalakan lampu di dalam ruangan itu karena merasa tidak layak melihat dirinya sendiri di dalam ruangan yang terang. Dia merasa banyak duka yang terjadi setelah ini. Namun, pikirannya mulai terpecah.
Ethan sudah memutuskan kelanjutan hubungannya dengan Wileen. Namun, dia juga sedang memikirkan Olivette yang sengaja ditinggalkan suaminya begitu saja. Bahkan, dia masih terlihat tegar dan kuat.
"Kau wanita hebat, Nyonya!" puji Ethan untuk Olivette.
Sebagai seorang pria, disakiti istrinya saja sudah sesakit ini. Bagaimana dengan rapuhnya hati Olivette yang sudah jelas disakiti suaminya? Ethan mendadak membayangkan wanita itu diceraikan suaminya kemudian tinggal seorang diri. Rasanya ada sesuatu yang menyakiti dirinya saat melihat Olivette disakiti suaminya.
"Ada apa dengan perasaanku? Mengapa aku begitu peduli padanya? Apa karena aku merasa sama-sama dikhianati sehingga memiliki rasa empati yang tinggi?"
Saat Ethan bertarung dengan perasaannya, Clara malah membujuk Wileen untuk tidak berpisah dengan putranya. Sepanjang perjalanan menuju ke mension, rupanya Ethan sudah mengatakan kata cerai lebih dulu. Dia akan membebaskan Wileen dengan segala bentuk kesepakatan yang akan disiapkan oleh Ethan nantinya.
"Mama tidak ingin kalian bercerai. Tidakkah bisa diperbaiki lagi hubunganmu?" tanya Clara sambil mengelus pundak menantunya.
"Ethan sudah mengatakan kalau kami akan bercerai, Ma. Dia juga sudah menyiapkan kompensasi untuk akhir pernikahan kami ini."
Clara sedih, tetapi dia ingin tahu alasan apa yang menyebabkan putranya tetap yakin bercerai?
"Ceritakan pada mama, mengapa Ethan ingin menceraikanmu? Kau berbuat salah padanya, atau bagaimana? Jelaskan pada mama!"
Wileen terdiam. Mampukah dia menceritakan kisah hidupnya yang sangat menjijikkan ini? Dia terlena pada Will sehingga melakukan semuanya begitu mudah. Terlebih Will juga menjanjikan banyak hal. Seperti kebahagiaan dan hidup bersama di kemudian hari. Selain itu, janji Will akan menceraikan istrinya di saat yang tepat.
Apakah malam ini kehidupan Wileen dan Will sama hancurnya? Atau, hanya Wileen saja yang tersudut saat ini?
"Wileen, mengapa kau diam? Mama sedang bertanya padamu," tegur Clara saat menantunya itu tidak lekas membuka suara.
"Wileen tidak akan buka suara, Ma," sahut Ethan yang tiba-tiba sudah keluar lagi.
"Ethan, apa maksudmu?" Kini Clara berbalik menginterogasi putranya.
"Bagaimana mungkin dia mau mengakui perselingkuhan itu, Ma?" tanya Ethan.
Selingkuh? Clara baru tahu kalau Wileen berselingkuh. Namun, mengapa Clara terlambat menyadarinya? Masih belum usai rasa penasarannya, Clara berniat bertanya. Namun, tanpa ditanyakan pun Ethan sudah menjelaskan segalanya.
"Kalau Mama masih mau aku bertahan dengan pengkhianat pernikahan, maka jawabku tidak! Dia bebas melakukan apa pun dengan pria itu dan aku tidak akan sudi lagi menyentuhnya. Jangan paksa aku untuk bertahan walaupun aku ingin!" tegas Ethan.
Sejujurnya Ethan merasa rapuh. Mengarungi bahtera pernikahan selama 8 tahun tidaklah mudah. Tiba-tiba harus hancur begitu saja karena sebuah pengkhianatan.
"Ethan, aku minta maaf. Aku salah. Aku berjanji akan memperbaiki keadaan ini," ucap Wileen memohon.
Clara terdiam. Sebagai seorang wanita, dia tentunya harus lebih condong kepada putranya ketimbang menantunya yang sudah jelas bersalah. Ini cobaan keluarganya. Dia harus kuat dan memberikan dukungan pada Ethan.
"Mama, tolong bantu aku meyakinkan Ethan!" Kini Wileen beralih menuju ke mama mertuanya.
Kalau Ethan sudah bersiap melepaskan, maka cara yang tepat untuk bertahan adalah dengan meminta dukungan Clara.
"Mama memutuskan untuk mendukung Ethan, Wileen. Maafkan mama. Sebagai wanita, mama pun ikut nyeri saat merasakan putra tunggal mama dikhianati. Kau baru akan menyadarinya saat memiliki anak sendiri. Mama minta maaf." Akhirnya Clara setuju dengan perceraian itu.
"Mama tidak perlu minta maaf padanya. Tugas Mama sekarang hanyalah meminta menantu kesayangan Mama untuk lekas keluar dari mansion keluarga kita. Keluarga Soenser tidak butuh pengkhianat sepertinya. Oh ya, aku hampir lupa. Kau mungkin sengaja ingin memiliki anak dari pria itu sehingga memundurkan jadwal program kehamilan kita, bukan? Terima kasih, sudah membuka mataku lebih awal!" Ethan sudah meluapkan segala amarahnya.
Wileen pikir Ethan hanya gertak sambal saja, rupanya dia salah. Masih berada di hadapan mama dan Wileen, Ethan mengambil ponselnya. Dia mengirimkan pesan pada pengacaranya untuk lekas mengurus perceraian.
"Aku sudah menghubungi pengacara. Kau bisa keluar dari mansionku malam ini. Atau, jika kau takut keluar. Aku berikan kelonggaran sampai besok pagi. Ingat, kalau kau masih berada di sini, esok pagi jangan tampakkan wajahmu di hadapanku! Mama bisa urus semuanya, bukan?"
Ethan melenggang pergi keluar dari mansionnya. Malam ini dia ingin ke tempat yang paling ingin dikunjunginya, yaitu hotel. Dia bisa minum di bar kecil di sana tanpa harus berurusan dengan para wanita malam jika berada di Club malam.
"Ethan, kau mau ke mana?" tanya Clara.
"Mama tidak perlu tahu. Selama wanita itu masih ada di sini, aku malas berada di mansion. Akan lebih baik jika dia lekas meninggalkan kediaman kita!"
Clara tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa mengikuti perintah putranya.
"Ayo, aku antar ke kamarmu!" ajak Clara setelah Ethan pergi.
Wileen pikir Clara akan memberikan kesempatan kepadanya, tetapi dia salah. Sesampainya di kamar, Clara meminta Wileen lekas melepaskan gaun yang dipakainya saat ini. Dia meminta Wileen untuk menggantinya dengan baju biasa. Selain itu, Clara sudah menyiapkan satu koper kosong yang biasa digunakannya untuk bepergian.
"Mama, mengapa kau menyiapkan koper itu?" tanya Wileen sedikit heran.
"Maafkan aku, Wileen. Putraku tidak akan mau pulang jika kau masih berada di sini. Aku hapal betul siapa Ethan. Itulah sebabnya aku memintamu untuk lekas keluar dari mansion malam ini juga."
Wileen salah langkah lagi. Harus ke mana dia akan pergi selain ke hotel. Pergi ke mansion Will tidaklah mudah. Sebentar lagi hubungan mereka pasti akan terendus oleh media massa. Apa yang akan Wileen katakan pada orang tuanya?
Wileen terpaksa memasukkan beberapa baju dan perlengkapan ke dalam koper. Kemudian mengambil tas kecil dan memasukkan beberapa barang penting, seperti ponsel, dompet, dan uang. Dia tidak bisa hidup tanpa semua itu. Terlebih Will selalu memanjakannya dengan begitu mewah.
"Ma, aku pergi," pamitnya.
Clara tidak merespon. Dia enggan menanggapinya dan membiarkan Wileen keluar tanpa sepatah kata pun. Kini, harapan Clara hanyalah untuk meminta kebahagiaan putranya. Dia memandangi potret putranya yang terlihat bahagia, tetapi sangatlah rapuh.
"Mama berharap kau segera menemukan penggantinya, Ethan."
Hanya itu harapan seorang mama kepada putranya. Saat anaknya disakiti, wanita mana yang tega membiarkan kejadian itu terus berlangsung. Keputusannya untuk mengikuti arahan Ethan sudahlah tepat.
...💐💐💐...
Sambil menunggu update, yuk mampir ke karya teman Emak. Ceritanya juga gak kalah keren. Jangan lupa mampir ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fenty Dhani
sukurin
2024-03-21
0
Tri Soen
Will dan Wileen setali tiga uang jenis manusia yg gak bisa bersyukur diberi pasangan orang yg baik ...
2023-01-10
1
cinta semu
mama yg bijak ...toh semuanya dh jelas .. selingkuh adalah penyakit g akan pernah sembuh ...
2022-12-06
1