Ternyata Mencintai Musuh
Hujan deras yang melanda kota T, seolah-olah ikut berduka atas meninggalnya pemimpin tertinggi The Wayne Enterprises Group. Atau yang biasa di kenal dengan perusahaan TWEG.
Billy Anderson, meninggal dalam insiden mengerikan dalam perjalanan nya menuju negara K.
Dimana saat itu, Billy Anderson beserta rombongan, tiba-tiba dihadang oleh sekelompok gengster.
Walaupun Billy Anderson sudah membawa pasukan pengaman sendiri, jumlah gengster itu sangat banyak.
Mereka menyerang dengan membabi buta, setelah berhasil melumpuhkan Billy Anderson. Mereka mengambil seluruh aset yang Billy Anderson bawa.
Keinna Lovania Anderson, 21 tahun. Yang merupakan anak pertama dari Billy Anderson dan Jesicca Anderson.
Walaupun usianya terbilang muda, Keinna harus dewasa oleh keadaan. Di usianya yang masih 21 tahun, dia sudah terjun dalam dunia bisnis. Hingga, tidak menutup kemungkinan, setelah ini dia akan menggantikan posisi sang Ayah menjadi CEO TWEG.
Kematian sang Ayah di tangan gengster, membuat Keinna bertekad akan membalaskan dendam dan mencari keberadaan gengster yang memiliki tanda petir di pergelangan tangan.
Dari mana Keinna tahu? sementara saat itu, Keinna tidak ikut sang Ayah.
Alvaro Xander, 30 tahun.
Alvaro merupakan orang kepercayaan Billy Anderson, dan menjadi kaki tangan Billy sejak Alvaro masih berusia 20 tahun.
Selain mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan, Alvaro merupakan penembak jitu, dan sangat jago bela diri.
"Maafkan aku yang tidak bisa melindungi Tuan besar, Nyonya besar." pekik Alvaro, saat Jesicca melihat keadaannya yang kritis.
"Sebenarnya, berapa nyawa yang kamu punya? dari banyaknya gengster, kenapa hanya kamu yang lolos dari pandangan mereka?" tanya Keinna.
"Nona muda, apa anda lupa siapa saya?" ucap Alvaro.
Keinna tersenyum lalu teringat akan perkataan sang Ayah.
"Aku ingin, suatu saat nanti, kamu akan belajar bela diri dan menguasai segala jenis senjata seperti Alvaro."
"Kenapa?" tanya Keinna.
"Keinna, dalam dunia bisnis. Mempunyai banyak pengawal saja tidak cukup. Kamu harus mempunyai setidaknya satu orang setia, yang akan selalu menjagamu dalam keadaan apapun, seperti Alvaro yang menjaga Ayah seperti menjaga nyawanya sendiri. Jika kamu memiliki keahlian sepertinya, Ayah akan merasa jauh lebih tenang."
"Ayah tenang saja, setelah aku berhasil memajukan bisnisku yang satu ini. Aku akan belajar bela diri." ucap Keinna.
"Keinna, kamu sudah berhasil mendirikan restoran, mall, dan rumah sakit. Apa lagi yang kamu tunggu?"
"Bisnis properti."
"Hmmm, lekaslah belajar sehingga ayah bisa melihatmu seperti Alvaro sebelum Ayah meninggal dunia."
Keinna menghapus air matanya, saat dia mengingat permintaan yang menjadi permintaan terakhir dari sang Ayah.
"Aku pasti akan menjadi seperti Alvaro. Tidak, aku pasti akan menjadi yang paling terbaik dari nya."
...----------------...
Di negara K..
Pimpinan Gengster Gledek, sedang tersenyum sambil menghitung jumlah aset yang berhasil mereka rampas.
"Bagus kalau semuanya sudah di bersihkan, apa kamu yakin tidak ada yang masih hidup di antara rombongan yang sudah kalian rampas seluruh harta yang di bawa?" tanya Jack, pemimpin The Gledek.
"Sudah tuan." jawap seseorang melalui sambungan telepon.
"Bagus, kalau begitu, segera kembali ke markas dan jangan lupa untuk membersihkan hingga tidak ada jejak sedikit pun." ucap Jack.
"Siap, laksanakan."
The Gledek, ada salah satu kompolotan gengster yang sangat sulit dilacak keberadaannya, The Gledek, umumnya menyerang mereka yang mencoba untuk mencari skala informasi tentang The Gledek.
Tak jarang, mereka menyerang orang yang datang ke negara K, untuk berbisnis dan mengambil seluruh harta yang mereka bawa.
The Gledek, merupakan musuh terbesar dari para gangster yang ada di negara K tersebut.
Hampir setiap hari, selalu saja ada anggota The Gledek yang gugur karena saling bentrok dengan gangster lain.
Hari ini, anak dari pimpinan The Gledek. Aron Blade Repsol. Kembali dalam keadaan babak belur.
"Aron, Aron. Papi heran sama kamu. Kamu itu anak dari pimpinan The Gledek, tapi kenapa kamu selalu saja kalah dalam hal bertarung. Bahkan, kamu tidak mahir menggunakan senjata." pekik Jack, sambil mengambil pisau yang ada di pinggangnya, kemudian menarik pelatuk dan mengarahkan nya pada Aron.
Dor ....
Dor...
Dor..
Tiga tembakan berhasil melewati Aron yang sedang berdiri, peluru itu langsung menembus patung yang memang sengaja diletakkan di sana untuk berlatih senjata.
Aron Blade Repsol, 27 tahun.
Sebenarnya dia menolak takdir dirinya yang menjadi anak dari pimpinan gangster. Aron lebih suka bergelut dengan dunia bisnis.
The Gledek, yang mempunyai banyak musuh tentu saja membuat Aron juga menjadi sasaran balas dendam mereka.
Selama 5 tahun terakhir, Aron sudah berlatih bela diri dan menggunakan senjata. Namun sayangnya, karena Aron kurang tertarik dengan persenjataan. Membuat nya masih belum bisa menguasai senjata hingga saat ini.
"Berhentilah dengan bisnis mu, sekalipun kamu tidak masuk dalam dunia bisnis. Aku masih sanggup untuk menghidupi dirimu bahkan, Aku sanggup menghidupi setuju turunan." ucap Jack sebelum dia pergi meninggalkan Aron.
Setelah kepergian Jack. Hendri datang menghampiri Aron.
Hendri adalah orang yang di tugaskan Jack untuk menjaga Aron, sekaligus menjadi teman dekat Aron.
"Aron, sebaiknya kamu menuruti perintah Papimu untuk fokus pada beladiri dan belajar menggunakan senjata dengan benar."
"Hendri, aku sudah mahir menguasai senjata. Hanya saja, tadi itu aku sedang dalam mode apes saja." pekik Aron.
"Pikirkan lagi, Dan aku harap kamu akan setuju untuk lebih dulu fokus pada beladiri dan juga belajar menggunakan senjata. Kau tahu, di luar sana para gangster yang menjadi musuh kita semakin menggila."
Aron hanya menelan nafas panjang sebelum rahimnya dia bangkit dan pergi untuk pulang ke rumahnya.
Di dalam kamar, Aron memasuki ruangan rahasia yang ada di kamarnya.
Aron mulai memakai penutup telinga serta kacamata khusus untuk berlatih menembak.
Dor...
Dor....
Dor...
Dari 5 tembakan, hanya dua yang meleset dari target.
Aron terus menembak, hingga semua objek yang ada di sana hancur.
Setelah amunisi habis, Aron membuang ponselnya ke sembarang arah.
Aron duduk, kali ini bukan mengeluh tentang takdirnya yang menjadi anak dari seorang pimpinan gengster mengerikan.
Aron mengingat tentang seorang yang berhasil lolos dari serangan The Gledek.
"Siapa orang itu, kenapa dia sangat lihat melarikan diri tanpa di ketahui oleh pasukan Papi?"
Saat itu, Aron baru saja selesai melakukan perjalanan bisnis dan dia tidak sengaja melihat komplotan gangster ayahnya sedang menghabisi setiap orang dari rombongan Billy Anderson.
Aron terkesima dengan salah satu pria yang berhasil lolos dari kekejaman The Gledek.
"Jika saja Papi tahu jika ada seorang pria yang lolos dari serangan mematikan itu, mungkin semua anggota yang melakukan operasi saat itu pasti sudah pasti bunuh."
Sementara di rumah sakit...
Alvaro mencoba untuk bangkit dan dia sekarang berdiri di jendela ruang rumah sakit.
Alvaro memejamkan mata, mengingat insiden mengerikan yang terjadi.
Alvaro bisa mengingat dengan jelas, saat The Gledek menghabisi pasukan pengaman lebih dulu dengan mode senyap.
"Siapa gengster itu, taktik yang mereka gunakan sangat rapi. Tidak akan ada yang tahu bahwa mereka sedang di serang saat itu. Aku harus segera mencari tahu."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments