Yang terjadi sebelum Aron berada di rumah sakit...
"Hendri, lukai aku.." Ucap Aron ketika mereka baru saja tiba di lobby rumah sakit.
"Apa. Aron, apa kamu sedang mencoba untuk mengirim aku ke neraka. Kenapa kamu mau minta aku untuk menyakitimu?"
"Hendri, ini rumah sakit. Aku harus terluka untuk bisa bertemu Keinna."
"Aron, aku rasa kamu sudah mulai tidak waras. Bagaimana jika ternyata setelah terluka kamu tidak dapat bertemu dengan Keinna? Keinna ada disini hanya berkunjung saja, Keinna bukan Dokter jadi dia tidak mungkin dapat langsung menanganimu begitu melihat kamu terluka."
"Sudah, lakukan saja." Pekik Aron.
"Tidak, jika aku melakukan itu, sama saja aku mengirim diriku sendiri ke neraka."
"Tidak, aku janji Papi tidak akan sampai tahu." Ucap Aron.
"Kau sudah benar-benar gila setelah bertemu dengan Keinna."
"Ya kau benar. Keinna telah mengubah seluruh aspek dalam diriku."
Hendri kemudian membuat beberapa luka sayatan di Aron.
Disinilah Aron kemudian berada. Keinna segera memerintahkan dokter untuk mengobati dan menjahit luka sayatan yang ada di lengan Aron.
"Apa yang terjadi dengan mu?" Tanya Keinna setelah Aron mendapatkan perawatan.
"Ini hanya luka kecil."
"Apa kamu terluka karena orang di negara ini?" tanya Keinna.
Aron langsung melihat ke arah Hendri yang terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya.
Hendri berdoa agar Aron tidak mengatakan bahwa dia terluka oleh orang-orang di negara ini.
Negara T, terkenal dengan tingkat hukum yang ketat. Siapa saja yang menyerang tanpa alasan. Terutama menyerang pendatang, maka dia akan langsung ditembak mati.
"Tidak, ini luka yang aku peroleh karena aku sedikit bermain-main dengan para orang-orang ku yang kebetulan ikut datang ke negara ini." Ucap Aron yang membuat Hendri bernafas lega.
"Syukurlah, menurut hasil pemeriksaan. Luka mu tidak parah. Hanya satu goresan yang perlu jahitan." Ucap Keinna.
"Keinna, sebenarnya berapa bisnis yang kamu punya selain rumah sakit, bisnis properti dan juga restoran?" Tanya Aron berbasa-basi saat Keinna mengajaknya untuk berkeliling.
"Hmmm, aku tidak bisa menjawabnya karena aku jarang berbagi informasi pribadi dengan orang yang baru aku kenal." Ucap Keinna.
"Maaf." Ucap Aron.
"Tidak masalah."
Aron kemudian mengajak Keinna untuk berbicara banyak hal.
Sementara itu, ada beberapa kelompok yang sedang mengamati Aron dan Keinna.
"Apa kamu yakin, pria yang bernama Aron adalah anak dari pimpinan The Gledek?"
"Yakin."
"Keyakinan mu sungguh membuatku ragu, lihatlah dia bahkan seorang diri. Tidak ada tanda-tanda dari para pengawal yang menjaganya. Bukankah kebanyakan dari anak pemimpin besar kelompok gangster pasti memiliki orang yang akan selalu berada di dekatnya untuk memberikan perlindungan."
"Bagaimana jika kita unjuk kebolehan dari para anggota baru geng kita?"
"Maksudmu?"
"Kita akan memerintahkan mereka untuk menyerang pria yang kita duga sebagai anak dari pimpinan The Gledek, sehingga ketika pria itu bukan pria incaran kita. Kita akan bebas dari segala ranah hukum yang berlaku di negara ini."
"Ya, kau benar. Aku juga mendengar bahwa negara ini sangat ketat terhadap perbuatan kriminal."
"Hanya negara ini satu-satunya negara yang bersih dari komplotan mafia maupun gangster."
"Ya, tapi tidak menutup kemungkinan jika gengster dan mafia itu tetap ada di negara ini."
"Ada, tapi mereka bukanlah gengster atau mafia seperti yang ada di negara kita."
"Aku tidak mengerti."
"Negara T, mempunyai kelompok mafia yang sangat terkenal di bawah kepemimpinan Mr. X. Jika pada umumnya kelompok gangster atau mafia di negara kita akan merampas atau saling menyerang satu sama lain. Tidak dengan kelompok mafia di negara ini yang berada di bawah kepemimpinan Mr. X. Mereka justru melakukan hal yang berbanding terbalik dengan kebanyakan anggota gangster dan mafia."
"Jadi, jika kita masih meragukan tentang seseorang, lebih baik kita menyuruh orang lain untuk dijadikan kambing hitam dan berdoa agar kita tidak berhadapan dengan Mr. X."
"Ya, Aku juga pernah mendengar tentang Mr. X. Kalau begitu tunggu apalagi cepat kerahkan orang yang baru saja bergabung dengan geng kita untuk menyerang Aron."
"Laksanakan."
Tepat saat Aron dan Keinna berada di halaman belakang rumah sakit, beberapa orang langsung menghadang dan tanpa basa-basi lagi langsung menyerang keduanya.
Keinna dan Aron yang memang benar-benar saat itu sedang sendirian, tidak didampingi Hendri, Fedro maupun Alvaro. Sedikit terkejut dengan komplotan yang tiba-tiba muncul dan menyerang mereka.
"Hmm, anggap saja ini adalah sesi latihan kenyataan. Jika sebelumnya aku selalu berlatih bohongan. Inilah saatnya menunjukkan keahlianku." Ucap Keinna.
Aron berusaha keras melawan rasa sakit karena luka bekas jahitan yang robek terkena pukulan, agar para komplotan itu tidak berhasil menyerangnya.
Sayang, walaupun Aron sudah sedikit bisa menguasai teknik menggunakan senjata. Saat itu, Aron sama sekali tidak mempunyai senjata sedikitpun. Hanya sedikit kemampuan bela diri yang membawanya untuk bertahan dari keganasan komplotan yang terus menyerang mereka.
Aron hampir tumbang, untung saja Keinna berhasil melumpuhkan mereka semua dengan mengambil alih tongkat yang mereka bawa.
Saat salah satunya mengeluarkan senjata tajam, Aron segera menendang kaki seseorang itu hingga senjatanya terlempar dan Aron segera mengambilnya sebelum kemudian melemparkan senjata itu pada Keinna.
Dor !!!
Dor !!
Dor !!
Dengan sekali hentakan kaki dan gerakan memutar, Keinna menghabisi semua komplotan itu hingga tidak tersisa sedikitpun.
Aron?
Mulutnya langsung terbuka lebar ketika mengetahui teknik yang dilakukan oleh Keinna.
"Tuan Aron..." Hendri dan Fedro segera berlari ke arah mereka karena sebelumnya mereka mendengar suara tembakan.
Hendri dan Fedro membantu Aron untuk berdiri, namun sayangnya keterkejutan Aaron saat melihat Keinna, membuatnya terasa kehilangan seluruh otot-otot nya.
"Apa kalian melihatnya, gadis yang aku kira lemah lembut ternyata...."
"Nona Besar.." Alvaro segera menghampiri Keinna yang terlihat meniup asap kecil yang keluar dari senjata api yang baru saja selesai dia gunakan.
"Hai Alvaro, bagaimana? apa kamu suka dengan pertunjukan yang baru saja aku mainkan?"
Hendri dan Fedro saling berpandangan, mereka tentu saja heran saat Keinna menyebut bahwa yang terjadi barusan adalah sebuah pertunjukan.
Bagaimana tidak, bagi mereka, tadi itu merupakan sebuah serangan mendadak yang sangat fatal. Ditambah Aron yang saat itu sedang sendirian, bisa saja Aron kehilangan nyawa mengingat lebih dari 15 orang yang menyerang mereka.
"Apa yang terjadi? siapa mereka kenapa mereka tiba-tiba menyerang?" Tanya Alvaro.
"Alvaro! kamu tidak ingin mengkritik tentang apa yang baru saja aku lakukan?"
"Tidak penting, yang paling penting adalah siapa mereka, dari mana asalnya, apa tujuan mereka datang dan menyerang." Ucap Alvaro sambil memeriksa beberapa orang yang sudah tewas di tangan Keinna.
"Apa menurutmu gangster musuh dari The Gledek mulai mengetahui identitas dari tuan Aron yang sebenarnya?" Bisik Fedro pada Hendri.
"Aku tidak tahu, lebih baik kita berpura-pura sebagai orang bodoh. Ingat, kita sekarang berada di negara T. Negara tempat dimana Mr. X berada dan memiliki kekuasaan yang penuh." Bisik Hendri.
"Aku yakin kau pasti tidak ingin bertemu dengan Mr. X atau memiliki urusan dengan nya." Imbuh Hendri.
Sementara Aron, dia masih pada posisinya. Duduk dengan mulut terbuka lebar.
Keinna, kamu adalah wanita yang sangat istimewa di mataku. Kamu unik, sehingga membuat rasa penasaran dalam diriku semakin besar. Aku harus bisa menaklukkan wanita sepertimu.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments