Melepas rindu

Beberapa hari berlalu...

Aron mulai tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Aron terlalu merindukan Keinna.

"Hendri, bisakah kamu mencarikan aku obat rindu yang sangat mujarab?" Tanya Aron saat Hendri masuk untuk mengantarkan berkas yang harus ditandatangani.

"Setiap orang pasti pernah merasakan yang namanya rindu. Entah itu rindu kepada keluarga, rindu kedua orang tua, ayah, ibu, saudara, rindu sahabat, teman, rindu kepada pasangan, istri, suami, rindu kekasih, rindu pacar dan ada juga yang rindu pada mantan. Perasaan rindu biasanya dirasakan ketika sudah lama tak bertemu atau berjumpa dengan seseorang yang jauh di sana."

"Aku memintamu untuk mencarikan aku obat rindu, bukan meminta kamu untuk memberikan aku ceramah tentang rindu." Ketus Aron.

Hendri menundukkan kepalanya.

Ceklek...

Aron dan Hendri menoleh ke arah pintu yang terbuka. Keduanya terkejut, khususnya Aron.

"Papi?" Pekik Aron.

"Hai son, bagaimana kabarmu?" Tanya Jack.

Hendri langsung keluar dari ruangan itu, saat Jack berjalan mendekati Aron.

"Baik." Ucap Aron.

"Hmm, tanganmu sepertinya sudah jauh lebih baik."

"Tentu saja, aku membawanya ke dokter terbaik di negara ini. Sehingga, luka ini tidak memerlukan waktu yang lama dalam tahap penyembuhannya." Ucap Aron.

"Apa yang membawa Papi ke sini." Ketus Aron.

"Baiklah, sepertinya kamu masih marah atas insiden yang sudah Papa lakukan terhadap perusahaan properti milikmu." Ucap Jack.

Aron memilih untuk diam dan tidak menanggapi apa yang baru saja dibicarakan oleh sang Ayah.

"Dengar nak, kedatangan Papi ke sini hanya untuk menyampaikan dua hal. Setelah itu, tapi akan langsung pergi dan memberikan waktu kepadamu untuk berpikir."

"Hal pertama, untuk pertama kalinya dalam sejarah kepemimpinan Papi sebagai ketua gangster The Gledek. Papi akan meminta maaf kepadamu, tapi tahu yang Papi lakukan salah. Maaf."

"Jadi kedatangan Papi tidak lebih untuk meminta maaf atas insiden yang sudah Papi perbuat?. Maaf saja tidak akan mengembalikan perusahaan yang sudah Papi hancurkan."

Jack tersenyum, dia semakin yakin bahwa jiwa sadis dalam diri Aron benar-benar ada dan kuat.

Jack mengambil dokumen yang dia sembunyikan di belakang, dan memberikannya kepada Aron.

"Apa ini?" Tanya Aron.

"Kenapa kamu tidak melihatnya sendiri, sehingga kamu akan tahu apa isi dari dokumen yang aku bawa."

Aron segera membuka dokumen itu dan dia terkejut karena isi dari dokumen itu adalah, beberapa foto dan juga aset dari perusahaan yang sudah diambil oleh kelompok The Gledek.

"Hari ini, perusahaan bisnismu di utara, sudah kembali berdiri sama seperti sebelumnya. Hari ini juga, seluruh karyawanmu sudah mulai bekerja. Papi sudah mengembalikan kondisi perusahaan mu."

Aron menutup berkas itu dan menatap tajam ke arah Jack.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah kepemimpinan Papi. Papi akan mengakui kekalahan Papi."

"Hal yang kedua, Papi sudah berjanji kepada Mami, jika Papi bisa melihat dengan mata kepala Papi sendiri bahwa, kamu memang benar-benar layak untuk meneruskan jalan yang sudah kamu pilih. Maka, tapi tidak akan pernah memaksa kamu lagi untuk masuk dan mempelajari tentang misi dan rahasia The Gledek."

"Papi bercanda."

"Tidak boy. Kamu sudah membuktikan kepada Papi bahwa kamu bisa berdiri dan melindungi diri kamu sendiri. Walaupun kamu menolak takdir karena kamu keturunan The Gledek. Kamu tidak bisa menolak bahwa ada sisi kejam dari dirimu."

Setelah mengatakan itu, Jack bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi dari ruangan Aron.

Jack tersenyum saat dia baru saja menutup pintu ruangan Aron.

Aron masih terdiam, dia sungguh terkejut sekaligus tidak percaya dengan sosok yang baru saja ada di hadapannya.

Berkali-kali Aron memperhatikan lembah demi lembar yang ada dalam dokumen itu.

Aron kemudian menghubungi Aston. Orang yang bertanggung jawab atas perusahaan properti yang ada di utara.

Aron benar-benar terkejut untuk kesekian kalinya, saat Aston mengatakan bahwa perusahaan propertinya baru saja dibuka dan semua karyawan masuk seperti biasa.

Aston juga mengatakan bahwa seluruh aset kembali dan tidak ada yang kurang sedikitpun.

Aron kemudian bangkit dan keluar dari ruangannya untuk mencari keberadaan Hendri.

Aron melihat Hendri baru saja selesai mengobrol dengan Jack.

Jack pergi setelah mengetahui keberadaan Aron.

Aron semakin bingung tak kala dia melihat Jack menepuk-nepuk bahu Hendri sebelum pergi meninggalkan perusahaan Aron.

"Hendri, apa kamu yakin jika yang tadi itu adalah Papi ku? Pimpinan The Gledek?" Tanya Aron saat Hendri segera berjalan menghampirinya begitu Jack sudah pergi.

"Ya, barusan itu adalah pimpinan The Gledek, dan yang barusan terlihat adalah sisi dewa dalam diri Tuan Besar Jack, pimpinan The Gledek."

"Hmmm, kenapa dia bisa bersikap seperti itu?"

"Karena dia telah menemukan sisi kejahatan yang tersembunyi dalam diri Tuan." Ucap Hendri.

Beberapa hari berlalu...

Aron mendatangi markas, Jack menyambutnya dengan senyuman.

"Aron, ini adalah sebuah kejutan yang menyenangkan. Kamu datang ke markas?"

Jack langsung membawa Aron menuju tempat di mana mereka biasa menghabiskan waktu berdua untuk mengobrol.

Jika biasanya Jack akan membicarakan tentang keinginannya agar Aron bergabung dan fokus pada The Gledek, kali ini Jack mengajak Aron untuk berbicara mengenai bisnis dan juga masa depan yang diinginkan oleh Aron.

"Apa setelah ini kamu berencana untuk mencari kekasih atau pendamping hidup?"

"Tidak, Aku tidak akan mencari karena aku sudah menemukannya."

"Benarkah?"

"Ya, sayangnya dia bukan berasal dari negara ini."

"Dari mana asalnya bagi Papi itu tidak masalah. Papi harap kamu akan membawanya dan memperkenalkan wanita yang sudah berhasil menaklukkan hatimu kepada Papi dan Mami."

"Apa Papi yakin dengan apa yang baru saja tapi katakan?"

"Boy, bukankah Papi sudah mengatakan bahwa Papi tidak akan lagi memaksa kamu untuk bergabung dengan The Gledek, Papi akan merestui setiap langkah yang akan kamu ambil."

Aron bangkit dari tempat duduknya dan memeluk Jack.

"Terima kasih Papi."

Jack tersenyum dan membalas pelukan Aron. Pemandangan itu, merupakan pemandangan yang patut diabadikan karena termasuk dalam kategori langka.

Beberapa orang yang ada di markas itu, memilih untuk mengabadikan momen. Beberapa diantaranya sampai meneteskan air mata karena merasa terharu melihat ayah dan anak yang saling berpelukan.

Bagaimana tidak, jika biasanya pertemuan mereka akan berakhir dengan pertengkaran dan perselisihan.

Kali ini, mereka tampak berbicara hangat dan ditutup dengan sebuah pelukan.

"Aku perjanjian akan segera membawa wanita itu kepada Mami dan Papi." Ucap Aron.

"Pergilah, Mami dan Papi akan menunggu kedatanganmu di Mansion."

Keinna, Aku akan segera datang untuk melepas rindu yang sudah sebesar gunung ini.

...----------------...

Di Perusahaan The Wayne Enterprises Group...

"Tidak, lebih baik jangan terima kerjasama yang akan kamu lakukan di negara K." Ucap Alvaro ketika Elia menunjukkan bahwa minggu depan Keinna ada jadwal untuk melakukan kunjungan bisnis ke negara K.

Alvaro dengan tegas melarang Keinna untuk pergi ke sana.

Alvaro masih trauma dengan insiden yang menewaskan Billy Anderson.

"Alvaro, bukankah ini adalah suatu kesempatan yang bagus. Sehingga kita bisa mencari tahu gangster yang sudah menghabisi nyawa ayah."

Alvaro terdiam, sepertinya dia harus membicarakan ini dengan kelompok mafia nya.

Sepertinya aku harus membentuk pasukan pengamanan khusus untuk mengawal kepergian Keinna.

Aku harus melakukan strategi tambahan untuk berjaga-jaga agar kejadian kemarin tidak terulang.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!