Hujan deras yang melanda kota T, seolah-olah ikut berduka atas meninggalnya pemimpin tertinggi The Wayne Enterprises Group. Atau yang biasa di kenal dengan perusahaan TWEG.
Billy Anderson, meninggal dalam insiden mengerikan dalam perjalanan nya menuju negara K.
Dimana saat itu, Billy Anderson beserta rombongan, tiba-tiba dihadang oleh sekelompok gengster.
Walaupun Billy Anderson sudah membawa pasukan pengaman sendiri, jumlah gengster itu sangat banyak.
Mereka menyerang dengan membabi buta, setelah berhasil melumpuhkan Billy Anderson. Mereka mengambil seluruh aset yang Billy Anderson bawa.
Keinna Lovania Anderson, 21 tahun. Yang merupakan anak pertama dari Billy Anderson dan Jesicca Anderson.
Walaupun usianya terbilang muda, Keinna harus dewasa oleh keadaan. Di usianya yang masih 21 tahun, dia sudah terjun dalam dunia bisnis. Hingga, tidak menutup kemungkinan, setelah ini dia akan menggantikan posisi sang Ayah menjadi CEO TWEG.
Kematian sang Ayah di tangan gengster, membuat Keinna bertekad akan membalaskan dendam dan mencari keberadaan gengster yang memiliki tanda petir di pergelangan tangan.
Dari mana Keinna tahu? sementara saat itu, Keinna tidak ikut sang Ayah.
Alvaro Xander, 30 tahun.
Alvaro merupakan orang kepercayaan Billy Anderson, dan menjadi kaki tangan Billy sejak Alvaro masih berusia 20 tahun.
Selain mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan, Alvaro merupakan penembak jitu, dan sangat jago bela diri.
"Maafkan aku yang tidak bisa melindungi Tuan besar, Nyonya besar." pekik Alvaro, saat Jesicca melihat keadaannya yang kritis.
"Sebenarnya, berapa nyawa yang kamu punya? dari banyaknya gengster, kenapa hanya kamu yang lolos dari pandangan mereka?" tanya Keinna.
"Nona muda, apa anda lupa siapa saya?" ucap Alvaro.
Keinna tersenyum lalu teringat akan perkataan sang Ayah.
"Aku ingin, suatu saat nanti, kamu akan belajar bela diri dan menguasai segala jenis senjata seperti Alvaro."
"Kenapa?" tanya Keinna.
"Keinna, dalam dunia bisnis. Mempunyai banyak pengawal saja tidak cukup. Kamu harus mempunyai setidaknya satu orang setia, yang akan selalu menjagamu dalam keadaan apapun, seperti Alvaro yang menjaga Ayah seperti menjaga nyawanya sendiri. Jika kamu memiliki keahlian sepertinya, Ayah akan merasa jauh lebih tenang."
"Ayah tenang saja, setelah aku berhasil memajukan bisnisku yang satu ini. Aku akan belajar bela diri." ucap Keinna.
"Keinna, kamu sudah berhasil mendirikan restoran, mall, dan rumah sakit. Apa lagi yang kamu tunggu?"
"Bisnis properti."
"Hmmm, lekaslah belajar sehingga ayah bisa melihatmu seperti Alvaro sebelum Ayah meninggal dunia."
Keinna menghapus air matanya, saat dia mengingat permintaan yang menjadi permintaan terakhir dari sang Ayah.
"Aku pasti akan menjadi seperti Alvaro. Tidak, aku pasti akan menjadi yang paling terbaik dari nya."
...----------------...
Di negara K..
Pimpinan Gengster Gledek, sedang tersenyum sambil menghitung jumlah aset yang berhasil mereka rampas.
"Bagus kalau semuanya sudah di bersihkan, apa kamu yakin tidak ada yang masih hidup di antara rombongan yang sudah kalian rampas seluruh harta yang di bawa?" tanya Jack, pemimpin The Gledek.
"Sudah tuan." jawap seseorang melalui sambungan telepon.
"Bagus, kalau begitu, segera kembali ke markas dan jangan lupa untuk membersihkan hingga tidak ada jejak sedikit pun." ucap Jack.
"Siap, laksanakan."
The Gledek, ada salah satu kompolotan gengster yang sangat sulit dilacak keberadaannya, The Gledek, umumnya menyerang mereka yang mencoba untuk mencari skala informasi tentang The Gledek.
Tak jarang, mereka menyerang orang yang datang ke negara K, untuk berbisnis dan mengambil seluruh harta yang mereka bawa.
The Gledek, merupakan musuh terbesar dari para gangster yang ada di negara K tersebut.
Hampir setiap hari, selalu saja ada anggota The Gledek yang gugur karena saling bentrok dengan gangster lain.
Hari ini, anak dari pimpinan The Gledek. Aron Blade Repsol. Kembali dalam keadaan babak belur.
"Aron, Aron. Papi heran sama kamu. Kamu itu anak dari pimpinan The Gledek, tapi kenapa kamu selalu saja kalah dalam hal bertarung. Bahkan, kamu tidak mahir menggunakan senjata." pekik Jack, sambil mengambil pisau yang ada di pinggangnya, kemudian menarik pelatuk dan mengarahkan nya pada Aron.
Dor ....
Dor...
Dor..
Tiga tembakan berhasil melewati Aron yang sedang berdiri, peluru itu langsung menembus patung yang memang sengaja diletakkan di sana untuk berlatih senjata.
Aron Blade Repsol, 27 tahun.
Sebenarnya dia menolak takdir dirinya yang menjadi anak dari pimpinan gangster. Aron lebih suka bergelut dengan dunia bisnis.
The Gledek, yang mempunyai banyak musuh tentu saja membuat Aron juga menjadi sasaran balas dendam mereka.
Selama 5 tahun terakhir, Aron sudah berlatih bela diri dan menggunakan senjata. Namun sayangnya, karena Aron kurang tertarik dengan persenjataan. Membuat nya masih belum bisa menguasai senjata hingga saat ini.
"Berhentilah dengan bisnis mu, sekalipun kamu tidak masuk dalam dunia bisnis. Aku masih sanggup untuk menghidupi dirimu bahkan, Aku sanggup menghidupi setuju turunan." ucap Jack sebelum dia pergi meninggalkan Aron.
Setelah kepergian Jack. Hendri datang menghampiri Aron.
Hendri adalah orang yang di tugaskan Jack untuk menjaga Aron, sekaligus menjadi teman dekat Aron.
"Aron, sebaiknya kamu menuruti perintah Papimu untuk fokus pada beladiri dan belajar menggunakan senjata dengan benar."
"Hendri, aku sudah mahir menguasai senjata. Hanya saja, tadi itu aku sedang dalam mode apes saja." pekik Aron.
"Pikirkan lagi, Dan aku harap kamu akan setuju untuk lebih dulu fokus pada beladiri dan juga belajar menggunakan senjata. Kau tahu, di luar sana para gangster yang menjadi musuh kita semakin menggila."
Aron hanya menelan nafas panjang sebelum rahimnya dia bangkit dan pergi untuk pulang ke rumahnya.
Di dalam kamar, Aron memasuki ruangan rahasia yang ada di kamarnya.
Aron mulai memakai penutup telinga serta kacamata khusus untuk berlatih menembak.
Dor...
Dor....
Dor...
Dari 5 tembakan, hanya dua yang meleset dari target.
Aron terus menembak, hingga semua objek yang ada di sana hancur.
Setelah amunisi habis, Aron membuang ponselnya ke sembarang arah.
Aron duduk, kali ini bukan mengeluh tentang takdirnya yang menjadi anak dari seorang pimpinan gengster mengerikan.
Aron mengingat tentang seorang yang berhasil lolos dari serangan The Gledek.
"Siapa orang itu, kenapa dia sangat lihat melarikan diri tanpa di ketahui oleh pasukan Papi?"
Saat itu, Aron baru saja selesai melakukan perjalanan bisnis dan dia tidak sengaja melihat komplotan gangster ayahnya sedang menghabisi setiap orang dari rombongan Billy Anderson.
Aron terkesima dengan salah satu pria yang berhasil lolos dari kekejaman The Gledek.
"Jika saja Papi tahu jika ada seorang pria yang lolos dari serangan mematikan itu, mungkin semua anggota yang melakukan operasi saat itu pasti sudah pasti bunuh."
Sementara di rumah sakit...
Alvaro mencoba untuk bangkit dan dia sekarang berdiri di jendela ruang rumah sakit.
Alvaro memejamkan mata, mengingat insiden mengerikan yang terjadi.
Alvaro bisa mengingat dengan jelas, saat The Gledek menghabisi pasukan pengaman lebih dulu dengan mode senyap.
"Siapa gengster itu, taktik yang mereka gunakan sangat rapi. Tidak akan ada yang tahu bahwa mereka sedang di serang saat itu. Aku harus segera mencari tahu."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Tidak menunggu waktu lama, The Wayne Enterprises Group. Memutuskan untuk menobatkan Keinna Lovania Anderson, sebagai CEO The Wayne Enterprises Group, setelah sepuluh hari pasca meninggalnya Billy Anderson.
"Ma, apa ini tidak terlalu cepat. Bahkan bisnis properti ku, belum mencapai angka 100%." pekik Keinna, saat mamanya memberitahukan keputusan dewan tentang pengangkatannya sebagai CEO The Wayne Enterprises Group.
"Keinna, bukankah semakin cepat semakin baik. Tidak mungkin Mama dan para dewan akan menunjuk Arlo dan Kino untuk menjabat sebagai CEO. Mereka masih anak bau kencur, belum mengerti urusan bisnis." Ucap Jesicca.
Keinna terlihat menghela nafas panjang, dia melihat foto mendiang Ayahnya.
"Papa, jujur aku belum siap jika harus memimpin perusahaan The Wayne Enterprises Group. Aku...." Keinna tidak bisa meneruskan kata-katanya, air mata menetes membasahi pipi nya.
Jesicca berjalan menghampiri putrinya, lalu memeluk Keinna.
"Mama tahu, kamu adalah kekuatan kedua setelah Papa. Kami yakin bahwa kamu bisa menjadi pemimpin seperti Papa." Ucap Jesicca.
"Jangan lupa untuk berlatih ilmu bela diri dan kemahiran bersenjata."
"Tentu, aku sudah bertekad akan menghabisi komplotan gengster yang sudah menghabisi nyawa Papa." Ucap Keinna.
...----------------...
Keesokan harinya...
Dengan di dampingi Alvaro Xander, Keinna berjalan menuju gedung tinggi The Wayne Enterprises Group.
"Gedung ini menjadi lebih besar dan tinggi dari yang aku ingat." Pekik Keinna.
"Tentu saja, Anda terakhir datang berkunjung saat Anda masih berusia 17 tahun," ucap Alvaro.
"Hmm, Papa melakukan perubahan besar hanya dalam waktu beberapa tahun. Apa kamu yakin aku bisa menjadi pemimpin seperti Papa?"
"Sangat yakin, satu hal yang perlu Anda tahu. Kami, tidak, Aku. Aku akan memastikan bahwa Anda akan menjadi pemimpin seperti Tuan Besar."
"Alvaro, Aku tidak yakin jika kamu tidak mengetahui tentang permintaan Papa yang ingin aku belajar bela diri dan juga keahlian bersenjata."
"Saya ada saat Tuan Besar mengatakan itu kepada Anda, Nona Besar."
"Jadi, apakah kamu akan mengajarkan aku bela diri dan juga keahlian bersenjata?" tanya Keinna.
"Tentu, setelah Nona Muda mengerti posisi baru sebagai CEO The Wayne Enterprises Group."
Keinna tersenyum, lalu segera melangkah ke arah yang sudah ditunjukkan Alvaro.
Cara pengobatan berjalan dengan lancar. Banyak media meliput penobatan Keinna.
Keinna menjadi CEO wanita termuda pertama di Negara K.
Keinna yang sebelumnya sudah ahli dalam dunia bisnis, posisi CEO baginya hanya sebagai nama saja.
Keinna mampu menguasai segala yang berkaitan dengan perusahaan TWEG dengan cepat.
Tak sedikit dari para dewan itu memuji kerja yang dihasilkan oleh Keinna.
Satu bulan sejak diangkatnya Keinna, dia sudah berhasil membuat penerobosan baru.
"Tidak ku sangka, akan semudah ini menjadi seorang CEO." Ucap Keinna.
Keinna tersenyum sambil melihat ke luar jendela, saat sebuah ketukan pintu terdengar.
"Masuk."
"Nona Besar.."
"Alvaro, bagaimana jika kamu memanggilku dengan sebutan nama saja. Aku merasa tidak pantas, mengingat kamu jauh lebih tua dari aku."
"Nona Besar, apa anda pikir saya sudah sangat tua?" pekik Alvaro.
" Kamu sudah bergabung dengan perusahaan TWEG selama lebih dari 10 tahun, apa aku salah jika aku menyebut kamu dengan sebutan tua?" kekeh Keinna.
"Saya masih tampan dan muda, Nona Besar."
"Haha, baiklah baik. Katakan, apa yang membawa mu datang padaku?"
"Jadwal Anda untuk berlatih bela diri dan keahlian senjata sudah di buat." Ucap Alvaro.
"Bagus, kapan kiranya aku bisa mulai berlatih? tangan ku seperti nya sudah gatal ingin menghajar seseorang." Ucap Keinna sambil melirik tajam ke arah Alvaro.
Glek !!
"Jangan memberikan saya tatapan seperti itu Nona Besar."
"Aku hanya bercanda. Jadi kapan jadwal latihan pertama ku?"
"Sekarang."
Keinna langsung bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan keluar ruangan di ikuti Alvaro.
Sepertinya, semangat Nona Keinna sangat besar. Itu akan membuatnya dengan cepat menguasai setelah pelajaran yang akan di ajarkan.
...----------------...
Sementara itu, di markas besar The Gledek.
"Sisi Utara di serang The Blood."
"Kurang ajar. Berani sekali mereka menyerang pertahanan Utara." Ketus ketua The Gledek.
"Berapa banyak yang tewas?"
"Hampir semua, hanya sedikit yang selamat tapi, kondisi nya sangat kritis."
Pimpinan The Gledek langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Ayo, aku akan membalas atas kematian dari para pasukan ku."
Dengan ketangkasan dan taktik main yang menjadi andalan The Gledek. Mereka berhasil melumpuhkan markas pembantu Gengster The Blood yang sudah menewaskan pasukannya di sisi Utara.
Brak !!
Jack melempar senjata di atas meja tempat kerja Aron.
"Papi.."
"Boy, kamu sebenarnya anak dari pimpinan The Gledek atau bukan sih?"
"Ada apa?"
"Seharusnya, kamu berada di lapangan tembak, atau sedang memperdalam ilmu ketahanan diri kamu. Bukan ada di meja kerja dan mengurus berkas mengerikan seperti ini."
Aron menutup laptop dan mengambil senjata yang ada di atas meja.
"Papi ingin melihat aku menembak disini?" Tanya Aron.
"Tentu saja."
"Sayangnya aku tidak mau, perusahaan ini aku bangun dengan jerih payahku sendiri. Bagaimana kalau kita unjuk kebolehan di lapangan tembak?"
"Siapa takut?" ucap Jack.
Mereka kini berada di lapangan tembak. Jack maupun Aron, sudah memakai jubah anti peluru.
Dor !!
Dor !!
Dor !!
Mereka mulai beradu ketangkasan dalam hal senjata.
Masing-masing bersembunyi di balik dinding yang sudah tersedia.
Ketegangan sempat terjadi, beberapa orang menganggap bahwa Aron terlalu melihat ini sebagai hal yang serius.
"Lihat, sepertinya Aron terlalu menikmati latihan ini."
"Aron seperti terlihat sedang menumpahkan kekesalannya kepada Tuan Jack karena beliau memaksa Aron untuk mengikuti jejak Tuan Jack." Ucap Hendri.
"Ya, kamu benar." ucap Bobo.
Sementara itu, yang terjadi antara anak dan ayah semakin memanas.
Aron berusaha keras untuk mengenai Jack. Namun bagi Jack, Aron bukanlah tandingan nya.
"Cih, anak bau bawang mau mencoba bermain dengan Ketua Tim." Pekik Jack.
Hening !!
Aron merasa bahwa Jack akan mulai menggunakan taktik andalan The Gledek.
Aron langsung memasang posisi bersiap, tepat saat Aron akan mengintip untuk melihat situasi, Jack muncul sambil menodongkan senjata.
Ceklek... !!
Jack menarik pelatuk nya.
"Sudah ku bilang, lebih baik kamu fokus pada taktik The Gledek yang sudah menjadi sangat viral di dunia. Lupakan tentang bisnis bodohmu itu."
Dor !!
Jack menembak ke arah tumpukan karung yang berada di belakang Aron.
Aron memejamkan mata, karena mengira sang ayah akan membunuhnya.
"Aron, jika kamu masih bersikeras ingin melanjutkan bisnismu daripada menekuni taktik The Gledek. Kamu tidak akan bertahan jika musuh menyerang secara tiba-tiba."
"Ingat Aron, Aku tidak akan selalu ada untuk melindungimu. Bisa saja, musik kita menyerahmu saat aku sedang tidak berada di negara ini."
"Aku harap kamu akan segera kembali menekuni taktik The Gledek, sebelum musuh di luar sana mengetahui identitas dari kamu yang sebenarnya. Yaitu, anak pimpinan The Gledek."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Seperti dugaan Alvaro, Keinna mampu menguasai teknik beladiri dan persenjataan.
Hari ini, Alvaro sendiri yang akan menguji hasil dari belajar Keinna selama satu bulan terakhir.
"Tuan Alvaro, kapan yakin jika anda sendiri yang akan menguji Nona Keinna?" tanya salah seorang master yang mengajarkan Keinna bela diri.
"Memangnya kenapa?"
Master itu kemudian menceritakan tentang Keinna selama dilatih melawan pasukan yang ada disana.
"Jadi, ketika dia mengingat tentang Tuan Besar, ketangguhannya akan meningkatkan?" tanya Alvaro.
"Bener sekali."
"Hmm, menarik. Aku jadi tidak sabar untuk menguji dan melihat itu dengan mata kepala sendiri."
Alvaro segera berjalan memasuki area bergelut., dimana Keinna sudah siap untuk bertarung lagi.
"Alvaro, apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Keinna.
"Hari ini, aku sendiri yang akan menguji hasil dari belajar kamu selama satu bulan." Ucap Alvaro.
"Ah, jadi sekarang aku melawan penjaga tuan?" Ledek Keinna.
"Nona, berapa kali harus aku katakan, aku tidak setua yang Anda pikirkan."
"Kalau begitu, buktikan. Ajari aku lebih banyak tentang pertahanan diri."
"Bersiaplah.."
Alvaro dan Keinna saling menyerang satu sama lain dengan tangan kosong.
Alvaro bersiap dalam mode pertahanan diri, sementara Keinna dalam mode menyerang secara agresif.
"Ayo, apa hanya itu kemampuan mu?" Ucap Alvaro.
"Kya..."
Keinna terus menyerang secara membabi buta, Alvaro masih berdiri dan masih dalam mode pertahanan.
Keinna terus menyerang dari berbagai sisi, hanya saja serangan Keinna tidak sedikit pun mengenai Alvaro.
"Cukup bagus, hanya saja Nona harus banyak berlatih fokus dan mencari titik terlemah dari lawan." Ucap Alvaro.
"Sekarang, giliran ku untuk menyerang."
Keinna tersenyum dan langsung mengambil langkah untuk bertahan.
Alvaro menyerang dari arah yang tidak terduga oleh Keinna. Membuat Keinna dengan cepat kalah dari Alvaro.
"Alvaro, sebenarnya siapa kamu?" Tanya Keinna yang terkejut dengan serangan Alvaro yang berbeda dengan para petarung yang sudah bertarung dengan Keinna.
"Aku adalah Alvaro, kan?"
Alvaro membantu Keinna untuk berdiri.
"Teknik menyerang sudah bagus, hanya kurang fokus pada kelemahan lawan, Nona jangan terlalu fokus pada balas dendam, yang utama adalah fokus untuk mencari kelemahan lawan sehingga Nona akan dengan mudah mengalahkannya." Ucap Alvaro.
"Untuk masalah pertahanan diri, saya rasa belum terlalu baik. Namun, sudah bisa dikategorikan mampu bertahan walaupun tidak pada tingkat tinggi. Saya yakin, terus berlari selama beberapa bulan ke depan. Anda akan berhasil menjadi pribadi yang memiliki ketahanan diri yang kuat."
"Seperti kamu?"
"Ya, seperti saya."
"Kalau begitu, Aku ingin kamu mengajarkan aku trip dan rahasianya agar memiliki ketahanan diri yang kuat."
"Lain kali akan saya ajarkan."
"Sekarang saja." Ucap Keinna yang sepertinya sudah tidak sabar ingin mengetahui apa sebenarnya rahasia dari Alvaro, sehingga pertahanan diri yang dimiliki Alvaro sangatlah kuat.
"Sekarang, waktunya ada untuk menjadi CEO TWEG, karena sebentar lagi ada akan melakukan meeting dengan kolegal yang baru saja melakukan hubungan kerjasama dengan perusahaan TWEG."
"Huft....,," Keinna sepertinya sudah mulai tidak bersemangat dengan bisnis yang dia jalani.
Keinna sekarang lebih tertarik bergelut dengan bela diri dan sesuatu yang berhubungan dengan senjata.
"Alvaro, bisa kamu beri aku senjata?"
"Untuk apa?"
"Tentu saja untuk berjaga jaga."
"Akan aku pikirkan nanti."
"Alvaro..."
"Nona muda, bisakah jika kita sedang berada di arena berlatih anda berhenti memanggil saya Alvaro?"
"Lalu, aku harus memanggilmu apa?"
"Panggil aku Xander, atau X."
"X?"
Keinna tiba-tiba teringat saat dirinya dulu tidak sengaja mendengar percakapan rahasia sang ayah dengan seseorang.
Saat itu, ayah selalu menyinggung nama Xander atau yang biasa di kenal dengan Mr. X.
"Apa Alvaro adalah orang yang selama ini disebut Papa sebagai mata mata terpercaya?." Lirih Keinna.
Keinna ingin bertanya langsung pada Alvaro. Sayangnya, pertemuan-pertemuan penting sudah menunggunya. Sehingga, untuk sesaat dia melupakan keinginannya untuk mencari informasi tentang Alvaro.
"Anda mempunyai waktu istirahat 15 menit sebelum lanjut pada pertemuan kedua." Ucap Alvaro setelah mereka keluar dari salah satu restoran tempat di mana mereka melakukan pertemuan.
"Apa pertemuan kedua juga akan dilakukan di luar perusahaan?"
"Ya, karena selama masa kejayaan Tuan Besar, tidak ada satupun kolega yang berhasil membuat Tuan Besar melakukan pertemuan di perusahaannya."
"Kenapa?"
"Beliau hanya berkata bahwa yang boleh melakukan pertemuan di perusahaan, adalah mereka yang sudah terbukti kualitas dan kemahiran nya dalam urusan bisnis."
"Apa sampai sekarang tidak ada yang berhasil menciptakan rekor terbaik?" tanya Keinna.
"Ada, hanya dua perusahaan dalam 5 tahun terakhir."
"Wow, apa perusahaan yang lainnya tidak berkualitas dalam urusan bisnis?"
"Dalam pandangan Tuan Besar, tidak."
"Hmm, baiklah. Berikan aku berkas tentang kolega yang akan melakukan pertemuan denganku nanti." Ucap Keinna.
Alvaro segera membuka gadgetnya dan mengirimkan beberapa berkas yang berkaitan dengan kolega bisnis TWEG.
Saat Keinna pernah mempelajari tentang berkas dari bisnis koleganya, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya yang mengatakan bahwa ada salah satu perusahaan yang tertarik untuk bekerjasama dengan perusahaan Keinna dalam bidang properti.
Keinna langsung menelpon Arya. Orang yang dipercaya menjadi penanggung jawab di perusahaan Keinna di bidang properti.
"First Take Properti?" Ucap Keinna saat Arya memberitahukan nama perusahaan yang ingin berkolaborasi dengan perusahaan properti miliknya.
"Bener, jika Nona Keinna bersedia. Pertemuan pertama akan dilakukan pada pukul 16.00." Suara Arya.
"Waw Arya. Seberapa besar kamu melihat peluang kita untuk bekerja sama dengannya sehingga kamu membuat keputusan ini dengan begitu cepat?" tanya Keinna.
Keinna tahu, Arya adalah orang yang tepat untuk bertanggung jawab atas urusan properti yang sedang dikembangkan. Karena, Arya merupakan orang yang sangat teliti dan sangat pandai dalam memperhitungkan keuntungan.
Jika Arya sudah dengan cepat menerima perusahaan yang akan berkolaborasi dengan perusahaan Keinna, itu artinya perusahaan itu menawarkan keuntungan yang besar bagi perusahaan Keinna.
"Ya, setelah melihat proposal pengajuan yang mereka kirimkan kepada kita. Akan banyak sisi positif yang akan kita dapat. Terutama, perusahaan ini berasal dari negara K. Dimana, negara itu sangat dikenal dengan ketatnya persaingan bisnis. Sehingga, sangat sulit untuk menjalin hubungan dengan perusahaan yang ada di negara K." Terang Arya.
Negara K. Tempat dimana Papa merenggang nyawa. Hmmm, sepertinya ini merupakan satu jalan untuk mengungkap siapa sebenarnya cancer yang sudah menghabisi Papa.
Keinna segera menyetujui pertemuannya dengan perusahaan yang akan menjalin hubungan bisnis dengan perubahan properti miliknya. Tentu saja setelah Keinna berkonfirmasi dengan Alvaro, serta memastikan bahwa pada jam tersebut tidak akan ada lagi meeting atau bertemu dengan kolega dari perusahaan TWEG lainnya.
"Apa Nona Besar yakin, akan menerima kerjasama yang akan diajukan oleh perusahaan yang berasal dari negara K?" tanya Alvaro.
"Tentu saja, bukankah setelah menjalin kerjasama kita akan bisa mendapatkan informasi mengenai negara K, yang katanya banyak sekali jenis macam gengster dan juga mafia?"
Alvaro terdiam, dalam hati dia memuji kecerdikan dari Keinna. Yang membuat hubungan bisnis ini menjadi ladang informasi untuk mengorek segalanya mengenai negara K.
Pukul 16.00
Keinna dan Alvaro baru saja tiba di salah satu restoran Keinna. Arya yang melihat kedatangan mereka langsung berjalan menuju pintu untuk menyambut kedatangan Keinna.
"Nona..." Sapa Arya.
"Apa perwakilan dari First Take Properti sudah datang?" tanya Keinna sampai melepas kacamata hitam yang selalu dia gunakan.
"Bukan perwakilan Nona, tapi yang datang adalah CEO nya sendiri."
"Hmm, menarik. Siapa namanya?"
"Aron Blade Repsol."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!