Ungkapan Hati

Beberapa hari setelah kejadian itu, Alvaro sengaja menempatkan beberapa orang secara rahasia untuk mengawasi dan menjaga Keinna.

Alvaro masih menyelidiki tentang motif dari penyerangan secara tiba-tiba itu.

"Ini, ambil ini untuk berjaga-jaga. Ingat, jangan pernah dikeluarkan kecuali dalam keadaan terdesak." Ucap Alvaro sambil memberikan sebuah senjata kepada Keinna.

Keinna menerima itu dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Hais, kenapa kamu tersenyum seolah-olah aku baru saja memberimu sebuah mainan?"

"Ya, bukannya ini memang mainan ya? mainan yang bisa menghabisi nyawa seseorang. Aku jadi tidak sabar ingin bertemu dengan komplotan yang sudah berani-beraninya menghabisi nyawa Papaku."

"Wo, tenang ladies. Untuk masalah itu lebih baik kita kesampingkan dulu. Sekarang, kamu lebih baik fokus pada pekerjaanmu dan juga fokus memperdalam ilmu bela diri dan juga keahlian kamu dalam bersenjata."

"Kita tidak tahu gangster seperti apa dan sudah berada di tingkat apa yang sudah bermain dengan sangat cantik, sehingga tidak ada dari pengawalan khusus yang mengetahui kehadiran mereka." Ucap Alvaro yang kembali mengingatkan Keinna, saat Keinna begitu bersemangat untuk segera menemukan gangster yang sudah menghabisi sang ayah.

"Baiklah, baik. Aku mengerti." Ucap Keinna sambil menyembunyikan senjata itu di bawah sepatu yang sudah dia kenakan.

Alvaro tersenyum karena akhirnya Keinna tahu fungsi dari celah rahasia yang ada di setiap sepatu Keinna.

Ya, hampir semua sepatu yang biasa dikenakan Keinna memiliki celah rahasia. Dari luas sepatu itu tampak biasa, namun saat tombol kecil yang ada di telapak sepatu itu ditekan, akan membuka cela rahasia dimana, disana bisa menyimpan senjata jenis apapun yang berukuran kecil.

"Alvaro, Bagaimana dengan rencanamu untuk memberikan aku sekretaris yang baru?"

"Entah lah, aku masih belum menemukan keputusan saat aku berunding dengan para dewan."

"Hmm, baiklah. Jika para dewa setuju untuk memberikan aku sekretaris yang baru. Bisakah aku meminta sekretaris seorang wanita."

"Kenapa? apa Nona mulai alergi terhadap para pria?" Tanya Alvaro.

"Haha tidak. Hanya saja aku merasa sedikit bosan karena hampir setiap hari aku berurusan dengan para pria." Ucap Keinna.

"Kau, kau adalah yang selalu ada di sampingku hampir 24 jam. Kamu adalah laki-laki. Di rumah, aku juga direcoki oleh dua lelaki, yaitu saudaraku. Pada bisnisku yang lain, mulai dari properti, restoran, mall hingga rumah sakit. Semua di bawah kepemimpinan dan tanggung jawab seorang. Jadi, bolehlah jika sesekali aku menginginkan partner kerja seorang wanita."

"Akan aku pikirkan nanti."

"Terima kasih Alvaro. Kamu sudah seperti ayah pengganti bagiku." Ucap Keinna sambil tersenyum dan mengedip-ngedipkan matanya ke arah Alvaro.

Ya Tuhan, seandainya saja yang ada disampingku ini bukan putri dari penguasa besar seperti Tuan Billy Anderson, mungkin aku sudah menghajarnya karena menjadikan aku seperti sugar daddy.

Di sisi lain...

Aron memutuskan untuk lebih lama tinggal di sana. Fedro dapat mengetahui Alvaro yang mulai mencurigai Aron.

Alvaro bukan hanya mencurigai Aron, Tapi semua pendatang yang datang ke negara itu untuk berbisnis.

"Hendri, kamu kembalilah bersama dengan Fedro. Buat seolah-olah aku sudah kembali dari negara ini dan sekarang tengah sibuk di negara sendiri." Ucap Aron saat mereka tentang membahas bagaimana cara mereka keluar tanpa terus dicurigai dari negara T.

"Jangan bilang jika Tuan Aron, akan berusaha menetaskan kepompong itu menjadi kupu-kupu yang akan bertebaran di jalanan." Ucap Fedro.

"Fedro, kenapa kamu seolah-olah tidak mendukung aku yang sedang merasakan jatuh cinta?"

"Masalah nya, kita tidak sedang berada di negara kita sendiri. Kita tidak tahu bagaimana hukum dan pasal jatuh cinta di negara ini." Ucap Fedro.

"Itu tidak masalah. Sekarang, Aku ingin pergi jalan-jalan dan menikmati kedamaian kota ini. Jika kalian ingin ikut maka tinggalkan sejenak tentang permasalahan yang sedang terjadi." Ucap Aron.

Fedro dan Hendri saling berpandangan, mereka membenarkan apa yang baru saja Aron katakan.

Negara T, ibaratnya adalah negara dengan sejuta ketenangan jika dibandingkan dengan negara K.

Fedro dan Hendri tersenyum sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan semua berkas yang membuat kepala menjadi botak, dan segera menyusul Aron untuk menikmati ketenangan yang ada di negara T.

"Sudah ku duga kalian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa merasakan ketenangan hidup." Ucap Aron saat melihat kedua orang itu berbondong-bondong dan saling berlari cepat untuk mengejar Aron.

Ketiga orang itu mulai menelusuri setapak jalan, teriknya matahari tidak membuat mereka merasa panas. Mereka justru sangat menikmati panasnya matahari yang alami.

Jika di negara K, biasanya mereka akan merasakan panas karena akan selalu terjadi perang antara gangster sesama gangster atau gengster dengan mafia.

Aron menggantikan langkahnya dan dia tersenyum saat melihat sosok wanita yang sudah sangat dia rindukan selama beberapa hari ini.

"Apa kalian lapar?" Tanya Aron yang membuat Fedro dan Hendri saling berpandangan karena inilah kali pertamanya Aron menawarkan makan saat mereka sedang pergi bersama.

Aron segera berjalan menuju salah satu restoran yang sedang sepi pengunjung tanpa menantikan jawaban dari Fedro dan Hendri.

"Keinna.." Sapa Aron saat melihat Keinna sedang sibuk dengan gadgetnya.

"Aron.."

Cukup tanpa mereka saling berpandangan hingga tiba-tiba sebuah kupu-kupu dan beberapa guguran bunga beterbangan di antara mereka.

Fedro dan Hendri mengerti kenapa Aron menawari mereka makan, itu karena Aron melihat Keinna di sana."

"Jadi ini restoran yang kamu maksud. Yang hanya bisa ditemukan saat aku meninggalkan segala bentuk bisnis?" Tanya Aron yang membuat Keinna tersenyum.

Keinna lalu segera menawarkan Aron dan dua teman lainnnya untuk duduk dan menikmati hidangan yang ada di restoran.

"Jadi, apa yang membuatmu membangun cabang restoran di area sekitar kaki lima seperti ini?" Tanya Aron.

"Harganya juga terbilang cukup murah dibandingkan dengan makanan kaki lima pada umumnya. Rasa dari setiap menu restoranmu juga mampu menandingi dari masakan para chef terkenal."

"Hmm, sebenarnya alasannya cukup simple. Untuk apa kita terlalu memanjakan para pejabat tinggi, jika rakyat kecil tidak bisa mendapatkan kesejahteraan yang setara dengan mereka. Di negara ini, dalam hal urusan kesejahteraan, kita tidak pernah membandingkan mana yang pejabat dan mana yang rakyat biasa."

"Jika kita sudah meninggalkan dunia per-bisnis-an, itu artinya kita setara dengan mereka yang sedang berlalu lalang." Ucap Keinna sambil melihat ke arah jalanan yang mulai padat dengan orang yang mencari makan.

"Keinna, kamu benar-benar membuatku sangat terpukau setiap kali kita bertemu." Ucap Aron.

Keinna hanya menanggapi perkataan Aron dengan senyuman.

"Setiap kali bertemu, kamu membuat rasa nyaman diriku semakin meningkat sehingga aku sangat enggan untuk pergi darimu."

Uhuk...

Uhuk...

Uhuk...

Fedro dan Hendri yang sedang menikmati sop tulang, auto tersedak tulang begitu mendengar Aron yang terlihat mengutarakan isi hatinya.

"Hei, bisa kondisikan cara makan kalian. Aku sedang mencoba untuk mengungkapkan perasaan." Ketus Aron.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!