Jack melihat kepergian Aron dengan senyuman.
"Bersihkan kekacauan yang sudah Aron perbuat." Ucap Jack sambil berlalu pergi.
"Tuan, sebaiknya kita pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka yang ada di tangan Tuan." Pekik Hendri saat mereka dalam perjalanan pulang.
Aron hanya terdiam sambil melihat tangannya yang terluka.
Tanpa menunggu jawaban dari Aron, Hendri membelok mobilnya ketika melewati sebuah rumah sakit.
Saat memasuki rumah sakit, Aron tiba-tiba teringat pertemuannya dengan Keinna.
"Keinna, kenapa tiba-tiba aku merindukan nya." Pekik Aron.
"Fedro, berikan ponsel ku." Ucap Aron.
Fedro segera memberikan ponselnya, sementara Hendri mencoba untuk membalut luka di tangan Aron, agar cairannya tidak semakin menetes.
Aron segera menghubungi Keinna dengan tangan yang lain. Sayangnya Keinna saat itu berada di ruang meeting sehingga Keinna mengaktifkan mode senyap pada ponselnya.
"Hmm, sepertinya dia sedang meeting." Ucap Aron sambil memberikan ponselnya kembali kepada Fedro.
"Apa Tuan ingin saya mengirimkan pesan kepada nona?" Tanya Fedro.
"Tidak perlu, nanti setelah dia selesai meeting juga akan segera menghubungiku kembali."
Tak lama berselang, mereka sudah memasuki ruang dokter.
Dokter mulai menjahit luka di tangan Aron, tepat saat dokter baru saja menjahit luka itu dan akan memberikan perban. Keinna menelponnya.
"Hei, apa kamu sedang berada di rumah sakit?" Tanya Keinna.
"Ya, aku mengalami sedikit kecelakaan." Ucap Aron santai.
"Sudah Tuan." Ucap dokter itu yang membuat Keinna mengerutkan dahinya karena sang dokter mengucapkan kata Tuan pada Aron.
Kenapa dokter itu mengucapkan kata Tuan kepada Aron? bukankah biasanya dokter akan menggunakan panggilan Pak atau anda? siapa sebenarnya Aron?
Aron kemudian berhasil membuat Keinna lupa dengan rasa penasarannya, karena Aron terus memberikan kata-kata cinta dan kata-kata gombal.
Keinna merasa bahagia dan merasa bahwa kata-kata yang diucapkan dari Aron, mampu menghilangkan rasa lelah yang dia rasakan.
Sementara itu, Istri Jack terlihat panik saat melihat suaminya pulang dengan banyak cairan merah di bajunya.
"Papi, apa yang terjadi pada Papi, apakah Papi baru saja terluka oleh musuh?"
"Tidak."
"Lalu, dari mana Papi mendapatkan warna merah di baju ini?" Tanya Mami.
"Ini adalah milik Aron."
"Apa. Aron terluka?"
"Ya."
"Parah?"
"Mungkin."
"Kok mungkin sih?"
"Ya, karena Aron langsung pergi setelah mendapatkan luka itu."
"Apa yang menyebabkan Aron terluka? apa papi tidak membantu Aron?"
"Aron terluka oleh pedang papi."
"Apa?"
Istri Jack merasa syok, dia hampir saja pingsan jika Jack tidak sergap menahan tubuhnya.
"Mami, tenanglah Aron baik-baik saja dia hanya mengalami luka kecil."
"Bagaimana bisa Papi mengatakan bahwa Aron hanya mengalami luka kecil, sementara noda yang ada pada pakaian Papi begitu banyak." Ketus Mami.
"Ayo, sebaiknya kita duduk dulu dan Papi akan menceritakan apa yang terjadi."
"Setelah Papi berganti pakaian." Imbuh Jack.
Tak lama kemudian, Jack sudah selesai berganti pakaian dan dia menemukan sang istri duduk sambil menangis.
"Mami, kenapa mami menangis?"
"Mami sangat mengkhawatirkan keadaan Aron."
"Mami tenang dulu, kendalikan diri Mami. dan dengarkan cerita Papi."
Setelah di rasa bahwa istrinya tenang, Jack mulai menceritakan tentang dia yang memerintahkan anak buahnya yang berada pada tingkat paling rendah, untuk menghancurkan bisnis properti milik Aron yang ada di utara.
"Hanya perusahaan kecil, saat itu papi memerintahkan kepada mereka agar merusak bangunannya dan mengambil seluruh aset harta, tanpa menyakiti pegawai yang bekerja di sana."
"Lalu?" Tanya Istri Jack.
"Papi tidak menyangka jika yang Papi lakukan mengundang kemarahan yang besar dalam diri Aron."
"Aron langsung datang dan menghancurkan markas besar. Tidak hanya itu, Aron membunuh kelompok yang sudah menghancurkan bisnis propertinya."
"Papi sangat bahagia walaupun markas hancur berantakan, bahkan bisa di bilang Aron menghancurkan separuh dari markas besar itu. Jika saja Mami ada di sana, Mami akan melihat kemarahan yang nyata dalam diri Aron."
"Papi, kenapa Papi terus bercerita tentang apa yang papi lakukan dan tentang apa yang dilakukan oleh Aron. Mami tidak mempedulikan semua itu, yang Mami pedulikan hanyalah dari mana Aron mendapatkan luka sehingga, noda itu menempel pada pakaian Papi."
"Dengarkan Papi dulu.."
"Baiklah.."
"Aron sangat marah bahkan dia menyebut Papi dengan kata kamu atau anda."
"Ha? apa tapi serius dengan apa yang baru saja Papi ceritakan?"
"Ya, Aron bahkan mengatakan bahwa bisnis properti yang sudah dia bangun dengan susah payah adalah harga dirinya. Papi sudah menghancurkan harga dirinya, karena Papi menghancurkan bisnis properti yang baru saja dia bangun di sisi Utara."
"Papi dan Aron terlibat perang senjata. Papi melihat Aron seperti Papi melihat diri Papi sendiri. Hingga saat kami berada di pedang. Papi pikir, Papi sudah mampu mengalahkannya. Ternyata Papi salah, Aron justru menahan pedang yang sudah Papi todongkan kepadanya."
"Dari pedang itulah Aron mendapatkan luka di tangannya. Aron menggenggam erat pedang itu hingga pedang itu terlepas dari tangan Papi. Aron kemudian membalik pedang itu dan mendonorkan senjata nya kepada Papi."
"Aron mengucapkan kata-kata yang benar-benar membuat Papi terkejut. Sebelum pergi, Aron membersihkan cairan yang keluar dari tangannya ke pakaian Papi. Itulah kenapa Papi sengaja tidak berganti pakaian dan langsung pulang untuk menemui Mami."
"Mami, sekarang Papi yakin dengan apa yang selalu Mami bicarakan kepada Papi. Aron memiliki jiwa gengster yang kuat di dalam dirinya, hanya saja karena dia tidak bisa menerima takdir, jiwa gengster nya tertutup oleh rasa kemanusiaan dan bisnis yang sangat tinggi."
"Papi sekarang yakin dan tidak perlu lagi mengkhawatirkan Aron. Papi yakin, Aron bisa menjaga dirinya sendiri jika suatu saat musuh The Gledek tiba-tiba datang dan menyerang Aron."
Istri Jack menghapus air matanya dan tersenyum sebelum dia memeluk suaminya.
"Papi akan menepati janji yang sudah Papi ucapkan kepada Mami."
"Benarkah?" Tanya Mami.
"Ya, Papi tidak akan lagi memaksa Aron untuk mendalami ilmu dan mempelajari trik dari The Gledek."
"Apa Papi yakin?"
"Tentu saja, mulai hari ini. Detik ini, Papi tidak akan lagi memaksa Aron, Papi akan mendukung Aron dalam jalannya menjadi seorang pebisnis."
...----------------...
Di sisi lain...
Alvaro baru saja menemukan siapa dalang dari penyerangan mendadak yang terjadi beberapa waktu silam.
"Mafia The Blood Mens."Pekik Alvaro.
"Ya, menurut Intel yang kami lepas di luar. Mafia The Blood Mens datang ke sini karena dia mengejar pria yang bernama Aron."
"Aron?"
"Ya, saat itu mereka menyerang Nona Besar, dan temannya karena mengira pria itu adalah Aron, anak dari pimpinan gengster The Gledek. Sayangnya, setelah mereka kembali ke negaranya. Mereka menemukan fakta bahwa mereka telah salah sasaran."
"Aron..."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments