Tidak menunggu waktu lama, The Wayne Enterprises Group. Memutuskan untuk menobatkan Keinna Lovania Anderson, sebagai CEO The Wayne Enterprises Group, setelah sepuluh hari pasca meninggalnya Billy Anderson.
"Ma, apa ini tidak terlalu cepat. Bahkan bisnis properti ku, belum mencapai angka 100%." pekik Keinna, saat mamanya memberitahukan keputusan dewan tentang pengangkatannya sebagai CEO The Wayne Enterprises Group.
"Keinna, bukankah semakin cepat semakin baik. Tidak mungkin Mama dan para dewan akan menunjuk Arlo dan Kino untuk menjabat sebagai CEO. Mereka masih anak bau kencur, belum mengerti urusan bisnis." Ucap Jesicca.
Keinna terlihat menghela nafas panjang, dia melihat foto mendiang Ayahnya.
"Papa, jujur aku belum siap jika harus memimpin perusahaan The Wayne Enterprises Group. Aku...." Keinna tidak bisa meneruskan kata-katanya, air mata menetes membasahi pipi nya.
Jesicca berjalan menghampiri putrinya, lalu memeluk Keinna.
"Mama tahu, kamu adalah kekuatan kedua setelah Papa. Kami yakin bahwa kamu bisa menjadi pemimpin seperti Papa." Ucap Jesicca.
"Jangan lupa untuk berlatih ilmu bela diri dan kemahiran bersenjata."
"Tentu, aku sudah bertekad akan menghabisi komplotan gengster yang sudah menghabisi nyawa Papa." Ucap Keinna.
...----------------...
Keesokan harinya...
Dengan di dampingi Alvaro Xander, Keinna berjalan menuju gedung tinggi The Wayne Enterprises Group.
"Gedung ini menjadi lebih besar dan tinggi dari yang aku ingat." Pekik Keinna.
"Tentu saja, Anda terakhir datang berkunjung saat Anda masih berusia 17 tahun," ucap Alvaro.
"Hmm, Papa melakukan perubahan besar hanya dalam waktu beberapa tahun. Apa kamu yakin aku bisa menjadi pemimpin seperti Papa?"
"Sangat yakin, satu hal yang perlu Anda tahu. Kami, tidak, Aku. Aku akan memastikan bahwa Anda akan menjadi pemimpin seperti Tuan Besar."
"Alvaro, Aku tidak yakin jika kamu tidak mengetahui tentang permintaan Papa yang ingin aku belajar bela diri dan juga keahlian bersenjata."
"Saya ada saat Tuan Besar mengatakan itu kepada Anda, Nona Besar."
"Jadi, apakah kamu akan mengajarkan aku bela diri dan juga keahlian bersenjata?" tanya Keinna.
"Tentu, setelah Nona Muda mengerti posisi baru sebagai CEO The Wayne Enterprises Group."
Keinna tersenyum, lalu segera melangkah ke arah yang sudah ditunjukkan Alvaro.
Cara pengobatan berjalan dengan lancar. Banyak media meliput penobatan Keinna.
Keinna menjadi CEO wanita termuda pertama di Negara K.
Keinna yang sebelumnya sudah ahli dalam dunia bisnis, posisi CEO baginya hanya sebagai nama saja.
Keinna mampu menguasai segala yang berkaitan dengan perusahaan TWEG dengan cepat.
Tak sedikit dari para dewan itu memuji kerja yang dihasilkan oleh Keinna.
Satu bulan sejak diangkatnya Keinna, dia sudah berhasil membuat penerobosan baru.
"Tidak ku sangka, akan semudah ini menjadi seorang CEO." Ucap Keinna.
Keinna tersenyum sambil melihat ke luar jendela, saat sebuah ketukan pintu terdengar.
"Masuk."
"Nona Besar.."
"Alvaro, bagaimana jika kamu memanggilku dengan sebutan nama saja. Aku merasa tidak pantas, mengingat kamu jauh lebih tua dari aku."
"Nona Besar, apa anda pikir saya sudah sangat tua?" pekik Alvaro.
" Kamu sudah bergabung dengan perusahaan TWEG selama lebih dari 10 tahun, apa aku salah jika aku menyebut kamu dengan sebutan tua?" kekeh Keinna.
"Saya masih tampan dan muda, Nona Besar."
"Haha, baiklah baik. Katakan, apa yang membawa mu datang padaku?"
"Jadwal Anda untuk berlatih bela diri dan keahlian senjata sudah di buat." Ucap Alvaro.
"Bagus, kapan kiranya aku bisa mulai berlatih? tangan ku seperti nya sudah gatal ingin menghajar seseorang." Ucap Keinna sambil melirik tajam ke arah Alvaro.
Glek !!
"Jangan memberikan saya tatapan seperti itu Nona Besar."
"Aku hanya bercanda. Jadi kapan jadwal latihan pertama ku?"
"Sekarang."
Keinna langsung bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan keluar ruangan di ikuti Alvaro.
Sepertinya, semangat Nona Keinna sangat besar. Itu akan membuatnya dengan cepat menguasai setelah pelajaran yang akan di ajarkan.
...----------------...
Sementara itu, di markas besar The Gledek.
"Sisi Utara di serang The Blood."
"Kurang ajar. Berani sekali mereka menyerang pertahanan Utara." Ketus ketua The Gledek.
"Berapa banyak yang tewas?"
"Hampir semua, hanya sedikit yang selamat tapi, kondisi nya sangat kritis."
Pimpinan The Gledek langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Ayo, aku akan membalas atas kematian dari para pasukan ku."
Dengan ketangkasan dan taktik main yang menjadi andalan The Gledek. Mereka berhasil melumpuhkan markas pembantu Gengster The Blood yang sudah menewaskan pasukannya di sisi Utara.
Brak !!
Jack melempar senjata di atas meja tempat kerja Aron.
"Papi.."
"Boy, kamu sebenarnya anak dari pimpinan The Gledek atau bukan sih?"
"Ada apa?"
"Seharusnya, kamu berada di lapangan tembak, atau sedang memperdalam ilmu ketahanan diri kamu. Bukan ada di meja kerja dan mengurus berkas mengerikan seperti ini."
Aron menutup laptop dan mengambil senjata yang ada di atas meja.
"Papi ingin melihat aku menembak disini?" Tanya Aron.
"Tentu saja."
"Sayangnya aku tidak mau, perusahaan ini aku bangun dengan jerih payahku sendiri. Bagaimana kalau kita unjuk kebolehan di lapangan tembak?"
"Siapa takut?" ucap Jack.
Mereka kini berada di lapangan tembak. Jack maupun Aron, sudah memakai jubah anti peluru.
Dor !!
Dor !!
Dor !!
Mereka mulai beradu ketangkasan dalam hal senjata.
Masing-masing bersembunyi di balik dinding yang sudah tersedia.
Ketegangan sempat terjadi, beberapa orang menganggap bahwa Aron terlalu melihat ini sebagai hal yang serius.
"Lihat, sepertinya Aron terlalu menikmati latihan ini."
"Aron seperti terlihat sedang menumpahkan kekesalannya kepada Tuan Jack karena beliau memaksa Aron untuk mengikuti jejak Tuan Jack." Ucap Hendri.
"Ya, kamu benar." ucap Bobo.
Sementara itu, yang terjadi antara anak dan ayah semakin memanas.
Aron berusaha keras untuk mengenai Jack. Namun bagi Jack, Aron bukanlah tandingan nya.
"Cih, anak bau bawang mau mencoba bermain dengan Ketua Tim." Pekik Jack.
Hening !!
Aron merasa bahwa Jack akan mulai menggunakan taktik andalan The Gledek.
Aron langsung memasang posisi bersiap, tepat saat Aron akan mengintip untuk melihat situasi, Jack muncul sambil menodongkan senjata.
Ceklek... !!
Jack menarik pelatuk nya.
"Sudah ku bilang, lebih baik kamu fokus pada taktik The Gledek yang sudah menjadi sangat viral di dunia. Lupakan tentang bisnis bodohmu itu."
Dor !!
Jack menembak ke arah tumpukan karung yang berada di belakang Aron.
Aron memejamkan mata, karena mengira sang ayah akan membunuhnya.
"Aron, jika kamu masih bersikeras ingin melanjutkan bisnismu daripada menekuni taktik The Gledek. Kamu tidak akan bertahan jika musuh menyerang secara tiba-tiba."
"Ingat Aron, Aku tidak akan selalu ada untuk melindungimu. Bisa saja, musik kita menyerahmu saat aku sedang tidak berada di negara ini."
"Aku harap kamu akan segera kembali menekuni taktik The Gledek, sebelum musuh di luar sana mengetahui identitas dari kamu yang sebenarnya. Yaitu, anak pimpinan The Gledek."
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments