Aron sengaja tidak memberi kabar kepada Keinna selama beberapa hari terakhir.
Aron ingin memberikan kejutan kepada Keinna. Aron memastikan bahwa kepergiannya kali ini tidak ada kebohongan.
Aron berkata kepada kedua orang tuanya bahwa dia akan pergi ke negara T, untuk mengunjungi kekasihnya dan membawanya ke mari.
Fedro dan Hendri tentu saja ikut karena mereka sangat setia mendampingi Aron.
Mereka mendapatkan penginapan yang letaknya tidak jauh dari Perusahaan TWEG.
"Fedro, apakah kamu sudah mendapatkan jadwal hari ini dari Keinna?" Tanya Aron.
"Tuan, bukankah kita baru saja sampai. Tidakkah Tuan ingin beristirahat terlebih dahulu sebelum menemui Nona Keinna?"
"Apa kamu mau rinduku yang sudah sebesar gunung ini meledak di tempat ini?" Pekik Aron.
Hendri dan Fedro saling berpandangan, mereka merasa bahwa Aron sudah benar-benar gila gara-gara cinta.
"Sulit bila Anda merindukan orang. Tetapi Anda tahu jika Anda merindukan mereka, itu berarti Anda beruntung. Itu berarti Anda memiliki seseorang yang istimewa dalam hidup Anda, seseorang yang berharga untuk dirindukan." Ucap Fedro.
"Ya, kamu benar. Tumben sekali bicara mu ini bener?" Ucap Aron.
Hendri menepuk-nepuk bahu Fedro sebelum mereka menyusul Aron yang sudah lebih dulu keluar dari ruangan.
Siang ini, Keinna di jadwalkan untuk melakukan kunjungan kerja pada perusahaan properti miliknya.
Keinna merasa kehilangan semangat karena beberapa hari ini Aron sama sekali tidak bisa dihubungi.
Sesampainya di kantor properti, Keinna sedikit terkejut karena ada seorang pria yang berada di ruang pribadinya dan sedang duduk di kursi kebesaran.
"Ehem, Tuan siapa Anda dan kenapa ada sangat lancang memasuki ruangan ini dan duduk di kursi kebesaran ku?" Tanya Keinna.
Pria yang tidak lain adalah Aron itu memilih untuk diam karena dia ingin tahu sampai mana kemarahan Keinna.
"Hello, apa anda tuli? kenapa anda tidak mendengarkan apa yang baru saja aku katakan?"
"Atau jangan-jangan memang anda punya masalah dengan pendengaran?"
Aron masih terdiam.
Keinna mengambil busur yang dijadikan pajangan di ruangan itu.
Srettt !!
Keinna segera melepaskan anak panah itu tepat di depan tanaman yang berada di pojok ruangan.
Aron tentu saja terkejut saat mendapati anak panah itu melesat dengan cepat melewatinya dan langsung tertancap pada tanah yang ada pada tanaman itu.
"Itu adalah peringatan kedua setelah peringatan pertama anda tidak menjawab pertanyaan dari saya."
"Saya hitung sampai 3, jika anda tidak segera berdiri dan pergi dari sana. Anak panah ini akan kembali melesat, dan mungkin akan mengenai anggota dari tubuh anda." Pekik Keinna.
"Satu..."
Aron mulai khawatir, dan berpikir apakah benar Keinna akan menembakkan anak panah lagi.
Aron sedikit mengintip dari balik tempat duduknya, dia melihat Keinna berjalan dan mengambil anak panah lagi.
"Dua..."
Aron mulai khawatir tak kala Keinna mulai memasang anak panah tersebut.
"Ti...."
"Keinna ini aku.." Ucap Aron yang langsung berdiri sebelum Keinna melepaskan anak panah nya.
"Aron?" Pekik Keinna.
"Yes, ini aku."
Keinna langsung melemparkan anak panah itu dan berlari memeluk Aron.
"Kenapa kamu jahat sekali?" Pekik Keinna.
"Apa yang menjadikan aku jahat di matamu?"
"Kamu sengaja kan menonaktifkan ponselmu, sehingga aku tidak dapat menerima kabar darimu." Ucap Keinna.
"Maaf, sebelumnya aku memang sengaja melakukan itu. Tapi percayalah aku melakukan itu karena memang aku ingin memberi kejutan kepadamu." Ucap Aron.
"Apakah kamu tahu bagaimana rasanya rindu telah berhasil menghancurkan hatiku?. Dimana rindu ini bisa menemukan jantung dan kalbuku. Ingin rasanya ku putar waktu sehingga dapat kembali bersama denganmu." Ucap Keinna sambil melepaskan pelukannya.
"Aku hanya ingin mendapatkan sedikit waktu untuk selalu berdua denganmu. Apabila aku ini egois, maka maafkan aku sebab aku merindukanmu." Imbuhnya.
Aron memegang pipi Keinna dan menyatukan bibir mereka.
Elia yang baru saja akan memasuki ruangan, memilih untuk menutup kembali pintu dan pergi dari sana.
"Ya Tuhan, mata jomblo ku sudah ternodai." Pekik Elia.
Karena Elia berjalan sambil sesekali memejamkan mata, Membuat Elia menabrak Alvaro yang saat itu sedang berjalan menuju ruangan Keinna.
Brak !!
Dalam adegan lambat, Elia jatuh dengan sempurna dan menyebabkan bibirnya dan Alvaro bersatu.
Mata Elia langsung membola sempurna, saat Elia akan pergi dari tubuh Alvaro. Alvaro menahannya dan melanjutkan apa yang sudah terjadi secara tidak sengaja.
Elia awalnya memberontak dan hendak melepaskan diri, namun lambat laun dia mulai menikmati apa yang terjadi.
"Ehem... Ehem..."
Elia yang tadinya memecahkan mata karena sedang menikmati sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, begitu mendengar suara langsung berdiri.
Elia dan Alvaro terkejut saat melihat suara itu berasal dari Keinna.
"Nona Besar.." Ucap keduanya sambil menundukkan kepalanya.
"Bisakah kalian memesan hotel, jangan menodai lantai yang tidak berdosa ini." Ucap Keinna sambil berlalu bersama dengan Aron.
"Oh ya Elia, kosongkan jadwal ku untuk beberapa hari ke depan." Pekik Keinna.
"Nona, 1 jam lagi seharusnya kita melakukan kunjungan kerja ke..."
"Batalkan saja, atau jika ingin kamu menghadirinya maka aku akan mengizinkan kamu untuk menggantikan aku."
"Tapi, jika kamu masih ingin memesan kamar dan menikmati apa yang baru saja terjadi, aku juga mengijinkan." Teriak Keinna karena memang jarak mereka sudah cukup jauh.
Alvaro dan Elia terlihat salah tingkah. Untuk beberapa saat keduanya diam dan saling melihat ke arah lain.
"Elia, Aku punya misi untukmu. Aku harap kamu akan datang dan bergabung dengan apa yang akan aku lakukan." Ucap Alvaro kemudian setelah dia berhasil mendapatkan kembali kesadarannya.
"Temui aku di Jalan Gelap mata, blok 3. Ada pintu kecil di lorong sebelah kanan. Aku akan menunggumu disana tepat pukul 16:00."
Setelah mengatakan itu Alvaro segera pergi meninggalkan Elia untuk bertemu dengan Pimpinan Mafia yang menggantikan posisinya ketika dia tidak berada dalam pasukan.
Elia tiba-tiba merasakan serangan kupu-kupu di dalam dirinya.
"Alvaro, apakah secepat itu dia akan mengajakku untuk melakukan penyatuan tubuh?" Pekik Elia yang beranggapan bahwa Alvaro akan membawanya dalam perapian romantis.
Aron tidak menduga jika Keinna akan mengajaknya untuk pulang ke rumah menemui Mama."
"Jadi ini pria yang sudah berhasil menaklukkan hati wanita pebisnis yang kaku dan jutek?" Ucap Mama saat Keinna memperkenalkan Aron pada keluarganya.
"Mama, jangan bikin malu deh."
"Haha.."
Mama kemudian segera mengajak Aron untuk masuk ke dalam rumah.
Saat masuk ke dalam rumah, pandangan Arab langsung setuju pada foto besar yang terpanjang di ruangan itu.
"Itu adalah foto mendiang Ayahnya Keinna." Ucap Mama.
"Saya sedikit mendengar cerita tentang ayah dari Keinna, saya turut berduka cita."
Mama tersenyum kemudian memilih untuk mengganti topik pembicaraan yang lebih menarik.
Hari ini Aron dan Keinna menghabiskan waktu seharian bersama dengan keluarga Keinna.
Di tempat lain, Elia sedang sibuk memilih gaun yang pantas untuk kencan pertama mereka.
Sementara Alvaro, mulai sibuk mendiskusikan tentang pengamanan rahasia yang akan mengawal kepergian Keinna.
"Aku harap Nona Besar tidak akan pergi ke Negera K." Pekik pemimpin mafia J.
"Tapi, bukankah itu merupakan kesempatan yang bagus untuk mencari tahu siapa gangster yang sudah menghabisi tuan besar?" Ucap pemimpin yang biasa dipanggil L.
Alvaro terdiam, apa yang dikatakan oleh Mr. L ada benarnya, ini adalah kesempatan yang bagus untuk mencari tahu gangster yang sudah menghabisi Billy Anderson.
Disisi lain, Alvaro sedikit khawatir tentang keselamatan Keinna.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments