Part 16. CURIGA

Merasa jika Zayd menyembunyikan sesuatu, maka beliau segera mengambil langkah untuk mendekati putranya itu. Ketika Umi mendengar percakapan mereka tentu saja membuatnya harus bersembunyi dibalik dinding dapur. Terlihat jika sesekali beliau harus mengintip ke arah sumber suara.

"Nggak ada yang perlu di curigai sih, interaksi mereka masih dalam batas wajar seperti yang lainnya. Akan tetapi ada sesuatu hal yang ingin aku ketahui di sini! Aku harus menyelidikinya!" ucap Umi bersemangat.

Benar saja sesaat ketika Zayd ingin berbalik, saat Aletta sedang memblender bumbu tiba-tiba perutnya bergejolak. Rasa mualnya begitu menyiksa hingga akhirnya ia berlari ke kamar mandi dan meninggalkan Zayd sendirian.

Zayd hanya melongo ketika melihat istri kecilnya itu berlari ke kamar mandi dengan tergesa-gesa. Ia sepertinya lupa akan ucapan dari dokter Richard tentang apa yang harus dilakukan selama kehamilan Aletta berada di tri semester pertama.

Sementara itu di kamar mandi, Aletta tampak sangat letih setelah beberapa kali mengelurkan cairan dari dalam perutnya.

"Kenapa dia datang di saat yang tidak tepat?" gumam Aletta sambil mengusap perutnya yang masih terasa sakit.

Lagi dan lagi bukannya makanan atau air yang keluar dari dalam perutnya. Melainkan sebuah cairan berwarna agak kekuningan. Kebetulan Umi yang melihat Aletta berlari ke kamar mandi segera menyusulnya.

Umi yang hafal dengan kondisi orang hamil segera menghampiri dan memijat tengkuk Aletta dengan lembut. Suasana itu menjadi lain ketika Aletta menoleh ke arah Umi. Menyadari jika ibu mertuanya yang membantunya kali ini, ada rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya.

"Kamu sedang hamil muda, Nak. Sebaiknya menghindari pemicu mual agar kamu tidak semakin tersiksa dengan gejala di awal kehamilan."

Tidak berani menjawab ucapan dari Umi, Aletta lebih memilih untuk hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan. Saat menyadari jika mungkin Aletta mengamali morning sickness, Zayd segera menyusulnya ke kamar mandi.

Langkah Zayd awalnya terlihat bersemangat, akan tetapi hal itu berubah ketika melihat Aletta bersama uminya. Zayd yang terlambat datang seketika membeku di depan pintu memandangi semua interaksi yang terjadi antara Umi dan Aletta.

"Apakah jika yang mual dan muntah itu Syafea, Umi akan begitu perhatian padanya atau tidak, karena anak yang dikandung Aletta saat ini adalah calon cucunya."

Pemikiran Zayd yang terlalu jauh membuatnya tidak bisa langsung mengetahui semua gejala yang dialami oleh ibu hamil. Di tambah lagi ini asleal2

Umi pun menoleh ke arah Zayd. Mencoba memanggil dan meminta bantuan Zayd untuk membawanya ke sofa untuk diberikan ramuan kesehatan agar Aletta dan aguhnga

"Asisten rumah tanggamu sedang hamil muda, Zayd. Kenapa kau masih membiarkan dirinya bekerja?"

"I-itu ... Umi ...." seketika suara Zayd tercekat di tenggorokan ketika ia akan mengucap sebuah kebohongan.

Tidak terbiasa berbohong membuat Zayd menjadi salah tingkah sedari tadi. Bagaimana bisa ia membohongi tentang status Aletta. Sedangkan setelah ini Aletta harus mendapatkan semua perhatian darinya dengan skala prioritas.

"Cepat bantuin, Zayd. Kenapa kau diam saja?"

"Bukan muhrim, Umi!" ucap Zayd beralibi.

Sontak saja kedua mata Aletta membulat lebar. Pada kenyataannya saat ini ia adalah istri siri dari Zayd. dudukan

Umi memapah tubuh Aletta dengan penuh kasih sayang. Membawanya duduk di sofa panjang yang berada tidak jauh dari dapur.

"Zayd, apa kau tidak mempunyai peralatan P3K?"

"Punya, Umi ... tunggu sebentar.

Merasa kesal karena putranya hanya mematung, Umi segera memanggilnya dan membuatkan sebuah perintah kepadanya.

"Zayd, untuk apa kau mematung di situ? Selesaikan masakan Aletta, apa hidungmu tidak peka dengan bau masakan yang gosong ini?"

Setelah mendapatkan peringatan saat ini dari Umi, Zayd baru bergegas pergi kembali ke dapur.

"Oh, iya. Aku lupa Umi."

Kakak siap pergi ke dapur untuk memeriksa makanan yang berada di sana. sejujurnya zat lupa jika ada rasa ini tidak memasak karena tadi yang menyelesaikan semua masakan adalah Aletta dan ia hanya pembantu dalam mencuci atau memotong sayuran saja.

Kebetulan saat mereka mulai membuat adonan bakwan, rasa mual perlahan menggelayutinya hingga membuat Aletta lebih memilih untuk pergi ke kamar mandi dan memuntahkan apa yang ada di perutnya.

"Gara-gara hal tadi makanan yang seharusnya sudah siap kini justru malah gosong dan tidak bisa dimakan. Kalau begini bukankah katanya sebuah pemborosan makanan. Jika tidak ada Umi di sini, sudah bisa dipastikan Aletta akan dirinya akan baik-baik saja.

"Kenapa sikap ayah dan anak sama saja!" ucap Umi sambil menggelengkan kepalanya.

Ada banyak hal yang membuat Zayd seketika menjadi lemas. Zayd begitu takut jika Umi sampai mengetahui perbuatannya dengan Syafea. Hal itu membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik. Otaknya seketika membeku, hingga ia bingung dengan apa yang harus dilakukan saat ini.

Kesadarannya kembali ketika melihat kobaran api di atas kompor. Buru-buru Zayd mematikan kompor tersebut. Namun, hasil masakan yang sudah dipersiapkan Aletta menjadi gosong.

Mencium bau masakan yang gosong membuat Umi berjalan menuju dapur. Dalam sekejap beliau sudah mendekati putranya tersebut.

"Jika kamu tidak bisa memasak, sebaiknya kamu temani saja Aletta, biar Umi yang meneruskan membuat masakan."

Zayd menoleh ke arah Uminya, "Aku yakin jika Umi pasti capek. Sebaiknya kita makan di luar saja daripada membuat Umi semakin kecapean."

Umi mendorong tubuh Zayd sejenak, "Kamu ini, sukanya membuang-buang uang saja. Bukanlah lebih hemat dan sehat jika kita memasak makanan sendiri?"

Tanpa menunggu persetujuan dari Zayd, Umi terlihat menyisingkan lengan baju gamisnya dan memasangkan celemek di tubuhnya. Sesaat kemudian ia bergerak lincah memainkan tangannya di dapur.

Sama seperti Aletta ketika memasak, tidak membutuhkan waktu yang lama kini berbagai masakan tersaji di atas meja makan. Zayd hanya melongo melihat ibunya membereskan semua kekacauan yang diperbuat olehnya tadi.

Ketika menoleh, Umi menepuk jidatnya karena putranya sama sekali tidak bergerak.

"Jadi sejak kapan kau berdiri di situ? Bukankah Umi memintamu untuk menemani Aletta? Kenapa justru diam seperti patung?"

Bagaimana Umi tidak jengkel ketika melihat putranya diam seperti itu.

Jika boleh memilih sudah pasti Zayd akan bersembunyi di lubang semut daripada harus berada di situasi yang pelik seperti ini.

Melihat keadaan Aletta yang sudah baik-baik saja, kini Umi mengajaknya untuk makan bersama. Tentu saja ia merasa sungkan karena dirinya berdiam diri, sementara tamunya yang justru memasak untuk dirinya.

"Tidak usah Umi, silakan Umi dan yang lainnya saja yang makan. Saya masih merasa tidak nyaman. Biasanya hanya minum susu sama memakan sedikit camilan di sana."

"Tapi ibu hamil harus banyak makan buah dan daging. Agar kandunganya semakin tumbuh sehat dan baik."

"I-iya, Umi."

Terpopuler

Comments

🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ𝚞𝚜

🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ𝚞𝚜

nanti jg pasti ketahuan kalau Aletta tuh istrinya zayd

2022-12-04

1

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

masih rumit ya mau jujur takut disembunyikan tetap bakalan ketahuan 🤭

2022-12-03

1

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

kalo umi tau status kalian bagaimana reaksinya yah🤔🤔🤔🤔🤔

2022-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 PART 1. DIJEBAK
2 PART 2. MENDADAK NIKAH
3 Part 3. KELUAR NEGERI
4 Part 4. GETAR-GETAR CINTA
5 Part 5. HANYA ISTRI KONTRAK
6 Part 6. SEMOGA KEBAIKAN SELALU MENYERTAI KITA
7 Part 7. AIBMU
8 Part 8. BERHASIL
9 Part 9. NAKAL
10 Part 10. PENGHIANATAN CINTA
11 Part 11. MUAL
12 Part 12. MEMANG SIAPA KAMU
13 Part 13. NASEHAT DOKTER
14 Part 14. BAHAGIA ATAU TERLUKA
15 Part 15. KEDATANGAN UMI
16 Part 16. CURIGA
17 Part 17. KETAKUTAN
18 Part 18. JUJUR
19 Part 19. PASRAH
20 Part 20. KAU MILIKKU
21 Part 21. CELAKA
22 Part 22. TAKDIR ALETTA
23 Part 23. PERHATIAN
24 Part 24. SUSU CINTA
25 Part 25. GUNDAH
26 Part 26. PELAKOR
27 Part 27. PILIH AKU ATAU DIA
28 Part 28. HAMIL
29 Part 29. CURIGA
30 Part 30. TIDAK ADIL
31 Part 31. RENCANA LICIK
32 Part 32. KETAHUAN
33 Part 33. TAKUT SALAH
34 Part 34. RASA INI MEMBELENGGU
35 Part 35. SALAH
36 Part 36. KECURIGAAN ZAYD
37 PART 37. PERTEMUAN RAHASIA
38 Part 38. KESEPAKATAN
39 Part 39. KETAHUAN
40 Part 40. MENANTU KETERLALUAN
41 Part 41. RUMAH SAKIT
42 Part 42. DICULIK
43 Part 43. SEBUAH RAHASIA
44 Part 44. KETAKUTAN SYAFEA
45 Part 45. SIUMAN
46 Part 46. MELARIKAN DIRI
47 Part 47. BERSYUKUR
48 Part 48. KANGEN
49 Part 49. KETAHUAN
50 Part 50. PATAH SEBELUM BERKEMBANG
51 Part 51. AKHIRNYA MENEMUKANMU
52 Part 52. AKU MENCINTAIMU
53 Part 53. BERIKAN DIA PADAKU
54 Part 54. KETAHUAN
55 Part 55. SEBUAH KEPUTUSAN
56 Part 56. KEGUGURAN
57 Part 57. BERSYUKUR
58 Part 58. MIMPI
59 Part 59. TERLUKA
60 Part 60. SELALU CINTA
61 Part 61. KETIKA CINTA BERBICARA
62 Part 62. PENYESALAN
63 Part 63. KHILAF TERINDAH
64 Part 64. CINTA DAN LUKA
65 Part 65. KEPLESET
66 Part 66. BAGAIMANA INI
67 Part 67. BABY NOE
68 Part 68. MAAF, KITA PISAH
69 Part 69. BISAKAH KAU ADIL
70 Part 70. MENCINTAI ISTRI ORANG
71 Part 71. MAAF, UNCLE
72 Part 72. FAKTA BARU
73 Part 73. CINTA YANG SALAH
74 Part 74. MEMILIHMU
75 Part 75. TERPOJOK
76 Part 76. TERIMA KASIH
77 Part 77. RASA YANG SALAH
78 Part 78. LEDAKAN
79 Part 79. PULANG KE INDONESIA
80 Part 80. MUSIBAH LAGI
81 Part 81. SAKIT
82 Part 82. PERTOLONGAN
83 Part 83. TITIK TEMU
84 Part 84. TERLUKA
85 Part 85. BERTEMU BAPAK
86 Part 86. HAL YANG TIDAK DIINGINKAN
87 Part 87. SETITIK HARAPAN
88 Bab 88. SEBUAH HARAPAN
89 Bab 89. PERTOLONGAN ALLAH
90 Bab 90. AKHIR YANG BAHAGIA
Episodes

Updated 90 Episodes

1
PART 1. DIJEBAK
2
PART 2. MENDADAK NIKAH
3
Part 3. KELUAR NEGERI
4
Part 4. GETAR-GETAR CINTA
5
Part 5. HANYA ISTRI KONTRAK
6
Part 6. SEMOGA KEBAIKAN SELALU MENYERTAI KITA
7
Part 7. AIBMU
8
Part 8. BERHASIL
9
Part 9. NAKAL
10
Part 10. PENGHIANATAN CINTA
11
Part 11. MUAL
12
Part 12. MEMANG SIAPA KAMU
13
Part 13. NASEHAT DOKTER
14
Part 14. BAHAGIA ATAU TERLUKA
15
Part 15. KEDATANGAN UMI
16
Part 16. CURIGA
17
Part 17. KETAKUTAN
18
Part 18. JUJUR
19
Part 19. PASRAH
20
Part 20. KAU MILIKKU
21
Part 21. CELAKA
22
Part 22. TAKDIR ALETTA
23
Part 23. PERHATIAN
24
Part 24. SUSU CINTA
25
Part 25. GUNDAH
26
Part 26. PELAKOR
27
Part 27. PILIH AKU ATAU DIA
28
Part 28. HAMIL
29
Part 29. CURIGA
30
Part 30. TIDAK ADIL
31
Part 31. RENCANA LICIK
32
Part 32. KETAHUAN
33
Part 33. TAKUT SALAH
34
Part 34. RASA INI MEMBELENGGU
35
Part 35. SALAH
36
Part 36. KECURIGAAN ZAYD
37
PART 37. PERTEMUAN RAHASIA
38
Part 38. KESEPAKATAN
39
Part 39. KETAHUAN
40
Part 40. MENANTU KETERLALUAN
41
Part 41. RUMAH SAKIT
42
Part 42. DICULIK
43
Part 43. SEBUAH RAHASIA
44
Part 44. KETAKUTAN SYAFEA
45
Part 45. SIUMAN
46
Part 46. MELARIKAN DIRI
47
Part 47. BERSYUKUR
48
Part 48. KANGEN
49
Part 49. KETAHUAN
50
Part 50. PATAH SEBELUM BERKEMBANG
51
Part 51. AKHIRNYA MENEMUKANMU
52
Part 52. AKU MENCINTAIMU
53
Part 53. BERIKAN DIA PADAKU
54
Part 54. KETAHUAN
55
Part 55. SEBUAH KEPUTUSAN
56
Part 56. KEGUGURAN
57
Part 57. BERSYUKUR
58
Part 58. MIMPI
59
Part 59. TERLUKA
60
Part 60. SELALU CINTA
61
Part 61. KETIKA CINTA BERBICARA
62
Part 62. PENYESALAN
63
Part 63. KHILAF TERINDAH
64
Part 64. CINTA DAN LUKA
65
Part 65. KEPLESET
66
Part 66. BAGAIMANA INI
67
Part 67. BABY NOE
68
Part 68. MAAF, KITA PISAH
69
Part 69. BISAKAH KAU ADIL
70
Part 70. MENCINTAI ISTRI ORANG
71
Part 71. MAAF, UNCLE
72
Part 72. FAKTA BARU
73
Part 73. CINTA YANG SALAH
74
Part 74. MEMILIHMU
75
Part 75. TERPOJOK
76
Part 76. TERIMA KASIH
77
Part 77. RASA YANG SALAH
78
Part 78. LEDAKAN
79
Part 79. PULANG KE INDONESIA
80
Part 80. MUSIBAH LAGI
81
Part 81. SAKIT
82
Part 82. PERTOLONGAN
83
Part 83. TITIK TEMU
84
Part 84. TERLUKA
85
Part 85. BERTEMU BAPAK
86
Part 86. HAL YANG TIDAK DIINGINKAN
87
Part 87. SETITIK HARAPAN
88
Bab 88. SEBUAH HARAPAN
89
Bab 89. PERTOLONGAN ALLAH
90
Bab 90. AKHIR YANG BAHAGIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!