Sudah tiga hari Syafea tidak ada kabar. Bahkan teman-teman satu kelompoknya seolah menyembunyikan keberadaan Syafea yang sedang kritis.
"Bagaimana caraku untuk mengetahui keberadaanmu, Sayang?"
Zayd masih berjalan mondar-mandir di dalam ruang kerjanya. Namun, ketika Aletta menerobos masuk ke dalam ia akan berusaha berpura-pura sedang bekerja sehingga tidak ada waktu untuk keduanya saling berbicara satu sama lain.
Entah kenapa Zayd belum juga menyadari perasaannya terhadap Aletta. Sehingga ia sering menghindarinya secara diam-diam.
Namun, Tuhan seolah membuat keadaan itu agar Syafea benar-benar insyaf, sehingga balasan untuk apa yang sedang ia lakukan langsung dibayar instan. Sementara itu lawan main Syafea justru bangga terhadap pencapaiannya.
Karena pergulatan panas mereka lalukan secara berulang dan bahkan lebih dari sekali dalam sehari membuat **** ***** Syafe mengalami pendarahan. Awalnya mereka tidak tahu jika Syafea sampai melakukan hal yang kotor tersebut.
Sampai salah satu sahabat Syafea mendapatkan kabar jika Syafea di rawat intensif di sebuah Rumah Sakit ternama di Ibu Kota.
"Katamu kamu tidak akan melukai sahabatku, kenapa kamu tega melakukan hal itu padanya!"
"Cukup, salah sendiri dia yang terlalu menggoda!" ucap Hyu Jin dengan santai.
Ia memang seorang Casanova sejati, akan tetapi ia tidak mudah terikat oleh wanita manapun. Hanya saja Syafea yang memberikan hak itu secara suka rela kepadanya sehingga ia tidak mungkin menolaknya.
Terlebih lagi ia mengatakan jika suaminya tidak dapat memuaskan dirinya sama seperti yang dilakukan oleh Hyu Jin.
"Kamu tahu suaminya sedang melakukan pengobatan di negeri ini dan berharap jika Syafea bisa hamil."
Hyu Jin tertawa bahagia.
"Kamu tidak perlu khawatir, bisa aku pastikan jika wanita itu sebentar lagi akan hamil!"
"What's! Kalian benar-benar pasangan gi-la!"
Wilona membalikkan tubuhnya dan menjauhi bangsal perawatan tempat Syefa di rawat. Pikirannya berkecamuk hebat. Selain Syafea, Zayd juga merupakan sahabat sejatinya sejak masa SMA. Sehingga ia sangat tahu bagaimana Zayd sangat menjaga dan mencintai Syafea.
"Kenapa kamu begitu bodoh terhadap suamimu, harusnya kamu bersyukur karena Zayd menerima semua kekurangan yang kamu miliki bukannya melakukan hal yang tidak senonoh seperti ini!"
Wilona tampak memukul kepalanya berkali-kali akan hal ini.
"Bagaimana aku bisa menjelaskan hal ini pada Zayd nanti?"
Akan tetapi ia justru menjerumuskan sahabatnya itu ke lembah hitam yang sangat mencoreng nama baik Zayd. Saat ini Wilona juga tidak tahu jika Zayd sudah menikah lagi. Sehingga dengan langkah cepat ia menuju mobil miliknya.
"Sebaiknya aku segera datang ke kediaman Zayd. Mungkin jika aku berasalan Syafea mendapatkan tugas pemotretan di luar negeri semoga ia bisa percaya."
Untuk sesama model seharusnya kebohongan yang diucapkan oleh Wilona nanti tidak akan membuat Zayd curiga. Semoga saja.
Niat hati ingin segera memberi tahukan Zayd tentang kebenaran keadaan Syafea. Sementara itu Zayd terlihat uring-uringan di dalam kediamannya.
"Tuan, silakan makanannya!"
Dengan telaten setiap hari Aletta menyiapkan makanan untuk Zayd. Meski sebenarnya saat ia mencium aroma bawang putih, perutnya terasa seperti di aduk-aduk.
Sama seperti hari ini ketika Aletta sedang membuat tumis baby buncis lengkap dengan irisan dagin cincang ditambah irisan bawang Bombay. Dari aroma masakan yang dipersiapkan oleh Aletta, Zayd sampai datang sendiri ke dapur.
Tanpa diketahui oleh Zayd, Aletta berjuang sangat keras menahan gejolak yang berasal dari perutnya saat memasak menu itu. Namun, ketika ia menyadari jika Zayd memandangnya dari kejauhan Aletta bersikap biasa.
"Ya, Allah. Sejak kapan Tuan Zayd duduk di sana?"
Aletta hanya menyunggingkan sedikit senyuman sambil mengangguk ketika Zayd terus menatapnya. Begitu pula ketika Aletta mengambil kerupuk udang untuk teman makan tumisan yang ia buat, perutnya kembali bergejolak.
Salah satu tangannya memegang perutnya yang masih rata dan ketika ia tidak tahan, Aletta segera berlari kecil ke kamar mandi. Melihat sebuah kesempatan langka, Zayd segera mempercepat langkahnya untuk pergi ke sana.
Diperhatikan semua hidangan yang tersaji di atas meja makan membuat cacing di perut Zayd meronta. Tanpa menunggu kedatangan Aletta Zayd mengambil nasi dan tumis buncis tadi. Tidak lupa kerupuk udang menemani acara sarapan paginya.
Bunyi meriah berasal dari bibir Zayd yang sedang mengunyah menu sarapan pagi itu.
"Memangnya Tuan Zayd sudah makan? Kenapa tidak menunggu aku datang?"
Ternyata Aletta sudah berdiri tepat di area meja makan. Kini ia berada sangat dekat dengan Zayd. Ditambah lagi aroma tubuh Zayd sangat harum dan membuat gejolak di dalam perutnya berangsur sembuh.
Zayd yang sibuk makan baru sadar jika ada Aletta di belakang kursinya.
"Aletta, sejak kapan kamu berdiri di situ?"
Aletta menggaruk tengkuknya. "Sejak tadi."
"Trus kenapa nggak langsung makan. Atau perlu aku suapi dan ambilkan menunya?"
"Nggak usah, cuma heran aja Tuan bisa sampai di sini tanpa aku panggil ke kamar."
"Sekali-kali tidak ingin merepotkan orang lain, sehingga aku bersikap seperti ini. Akan tetapi aku meminta maaf kalau aku sampai membuatmu sedih."
"Tumben Tuan Zayd meminta maaf, bukannya harusnya ia sangat anti untuk meminta maaf?" tanya Aletta di dalam hati.
Meskipun kesal Aletta tetap berusaha untuk duduk di hadapan Zayd. Bukannya mengambil makanan yang dimasak olehnya, Aletta justru mengambil menu lain.
Ia mulai mengambil nasi goreng untuk mengisi perutnya. Zayd yang melihat hal itu lalu memegang tangan Aletta.
"Kamu mau makan apa?"
"Nasi goreng, memangnya kenapa?"
"Nggak boleh, calon ibu hamil tidak boleh makan makanan berminyak!" seru Zayd dengan bersungut-sungut.
Sontak bibir Aletta mengerucut karena hal itu. Bagaimana bisa lelaki di hadapannya justru melarang apa yang ingin ia makan.
Dengan telaten Zayd mengambilkan makanan sehat untuk Aletta. Dari raut wajah Aletta bisa dipastikan jika ia tidak menyukai menu makanan yang disiapkan oleh Zayd. Bahkan perutnya terasa diaduk-aduk.
"Kenapa diam? Apa perlu aku menyuapimu?"
Sontak saja Aletta menggeleng. Saat ia hendak menyuapi makanan ke mulutnya bel pintu rumah berbunyi.
"Siapa?"
"Nggak tau, Tuan!" jawab Aletta menggeleng.
Terlihat Zayd membuang kasar nafasnya lali menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Ya, dibuka dong Aletta!" ucapnya dengan nada setengah kesal.
"Siap! Laksanakan!"
Senyum Aletta tersungging sempurna ketika ia berhasil lolos dari menu makanan yang membuatnya tersiksa tadi. Dengan semangat empat lima Aletta bergegas menuju pintu depan untuk membuka pintu.
Wilona merasa kesal karena pintunya tidak kunjung dibuka sampai akhirnya saat ia hendak menerobos masuk pintu sudah dibuka terlebih dahulu oleh Aletta.
"Maaf, Nyonya mencari siapa?"
Sontak saja Wilona mengamati Aletta dari ujung kepala sampai kaki. Ada sebuah pertanyaan besar yang menghinggapi Wilona saat ini ketika melihat ada wanita lain di rumah sahabatnya.
"Nyonya, hallo ... apa Nyonya mendengar pertanyaan dari saya?"
"Eh, iya ... maaf."
"Tuan Zayd, apa ada di rumah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
kayanya aleta hamil nih.si shafea bikin kritis trs meninggal aja thor kesel aku sama dia
2022-11-27
4
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ𝚞𝚜
harusnya zayd makan bersama sama Aleta knp mkn sendirian
2022-11-26
2
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ𝚞𝚜
apakah Aleta hamil
2022-11-26
2