"Siapa orang yang mencariku Aletta?"
Terdengar derap langkah kaki Zayd yang berasal dari ruang dalam menuju ke ruang tamu. Wilona mengulum senyumnya ketika melihat Zayd datang menghampirinya.
"Apa kabar Zayd. Bagaimana kabarmu?" ucap Wilona berbasa-basi.
"Kabarku baik-baik saja. Ada urusan apa kamu datang ke sini?" tanya Zayd tampak langsung pada intinya.
Meskipun diperlakukan kasar, Wilona tidak merasa sakit hati. Ia tetap mengucapkan kata-kata lembut seperti biasanya.
"Bolehkah aku masuk? Sepertinya tidak sopan ketika kita terus berbicara di depan pintu."
Sontak saja Zayd menoleh ke arah Aletta yang sedari tadi menunduk ketika Zayd datang menghampirinya. Dari interaksi yang ia lihat, Wilona bisa menyimpulkan jika wanita yang berada di hadapannya ini adalah asisten rumah tangga yang bekerja di rumah itu.
Tidak ingin memberikan celah kepada wanita lain yang datang berkunjung ke rumahnya, Zayd lebih memilih berbohong.
"Jika kau ingin mencari Syafea, dia tidak ada di rumah. Akan tetapi kalau kau ingin bicara denganku, sebaiknya kita bicara di sini saja!"
"Ternyata sikapmu masih sama seperti dahulu, Zayd. Kau masih menjaga pandanganmu dari wanita lain selain pada istrimu Syafea."
"Akan tetapi apakah kenyataan setelah ini bisa membuat kau membuka mata jika Syafea bukanlah wanita yang cocok untuk kamu cintai."
"Seharusnya yang kau cintai adalah aku bukan Syafea."
Wilona terus tampak memandang ke arah Zayd. Ingin rasanya ia mengucapkan kata yang sejujurnya tentang Syafea, tetapi ia terganggu akan kehadiran Aletta
"Tidak bisakah kau menyuruh asisten rumah tanggamu untuk masuk, agar aku bisa leluasa berbicara denganmu?"
Sorot mata Wilona terlihat penuh pengharapan m, tetapi Zayd tidak akan memberikan sebuah celah.
Mendengar jika dirinya dianggap sebagai asisten rumah tangga, tentu saja Aletta merasa geram. Bagaimanapun juga Aletta adalah seorang istri. Meskipun ia hanyalah seorang istri siri, tetapi ia tidak mau dianggap sebagai asisten rumah tangga.
"Enak aja bilang aku asisten rumah tangga? Memangnya siapa dia bisa menjudge aku dengan hal seperti itu?" gumam Aletta tidak terima.
Tangan kecilnya terlihat mengepal dan hal itu tidak luput dari pandangan Zayd yang terus mengawasi Aletta. Daripada memandang ke arah Wilona, Zayd lebih memfokuskan penglihatannya pada Aletta.
Setelah puas memandangi Aletta kini Zayd menoleh ke arah Wilona.
"Kau mengira wanita di dekatku ini adalah asisten rumah tangga?"
"Iya. Memangnya kenapa lagi? Apakah yang aku ucapkan ini salah?"
Di dalam hati Zayd masih terjadi pergolakan batin. Berada di antara ia harus mengatakan hal yang sejujurnya atau tidak. Mengingat jika di negeri sakura ini Wilona cukup berkuasa sehingga kalau ia tidak berkata jujur saat ini bisa saja ia menguak rahasia yang mereka bertiga jaga.
Bisa saja Wilona mengatakannya kepada seluruh keluarganya yang berada di Indonesia. Kalau sampai hal itu terjadi maka gagalah semua rencana indah yang telah di susun oleh Zayd dan juga Syafea.
"Aleta ini adalah istri keduaku dan kami sudah menikah. Sehingga apapun yang ingin kau ucapkan saat ini juga melibatkan dia yang berada di sampingku ini."
"Semua aku lakukan untuk menjaga pandangan dan berita-berita yang kurang mengenakkan yang akan timbul ketika kita terlihat bersama."
Wilona tersenyum sumbang.
"Apa wanita ini istri keduamu? Aakah Syafea yang mengetahui hal ini?"
"Tentu saja Syafea juga mengetahui hal ini, karena dialah yang mengusulkan agar aku menikah dengan Aletta."
Sontak saja kedua mata Wilona membulat sempurna. Belum lagi dengan interaksi yang ditunjukkan oleh Zayd pada Aletta.
Salah satu tangan Zayd memegang pinggang ramping milik Aletta. Lalu mencoba memperkenalkannya kepada Wilona yang berada di hadapannya saat ini.
"Aletta Sayang, kenalkan ini namanya Wilona teman istriku ketika berada di Indonesia dan teman seperjuangan ketika menjadi model."
Dengan malu-malu, Aletta mengulurkan tangannya ke arah Wilona.
"Dan Wilona ... aku perkenalkan istri keduaku kepadamu. Ia bernama Aletta dan saat ini dia sedang mengandung calon anakku!"
Sontak saja kedua mata Wilona membulat sempurna untuk kedua kalinya.
"Bagaimana bisa Syafea membiarkan suaminya menikah dengan wanita lain?"
Seketika muncullah pemikiran buruk tentang pasangan tersebut.
"Apakah Syafea masih tidak menginginkan dirinya hamil, sehingga menggunakan wanita lain untuk mengandung benih dari suaminya tersebut? Gila! Kamu benar-benar gila Syafea!"
Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada Zayd. Namun, sebuah kenyataan yang berada di hadapannya saat ini memukul mundur dirinya secara perlahan.
Sepertinya ia benar-benar tidak bisa mendekati Zayd dengan cara apapun. Terlebih saat ini ia sudah memiliki dua istri dan salah satu istrinya sedang mengandung anaknya.
"Aku terlambat, aku benar-benar terlambat datang kepadamu, Zayd."
Saat mendengar jika dirinya diakui sebagai istri, Aletta merasa bahagia. Akan tetapi dirinya yang belum hamil tapi sudah dinyatakan hamil oleh z
Zayd membuat dirinya kurang suka.
"Kenapa Tuan Zayd bisa menyimpulkan aku sudah hamil? Apakah dengan cara itu bisa mengusir wanita ini dengan segera? Kenapa aku merasa bahagia?"
"Bagaimana Wilona? Apakah kamu ingin terus mengatakan sesuatu kepadaku atau kamu bisa pergi."
"Sebaliknya kamu bisa menunggu hingga Syafea kembali."
Wilona mencoba untuk tersenyum meskipun rasanya amat sulit.
"Tidak, aku tidak ingin mengganggu rumah tangga kalian. Lain kali saja aku datang ke sini lagi."
"Akan lebih baik jika ada Syafea, maaf jika kedatanganku justru telah mengganggu waktu kalian."
"Tidak apa-apa, maaf aku tidak mengijinkan kamu masuk tadi."
Wilona hanya membalas dengan senyuman lalu segera pergi. Gemuruh di dadanya membuat ia tidak bisa menahan tangisnya lagi saat berada di dalam mobil.
Wilona tampak beberapa kali memukul setir kemudi untuk melampiaskan kekesalannya dan juga rasa sedihnya karena kehilangan cintanya.
"Aku kira aku masih bisa mendapatkan hatimu Zayd. Apalagi melihat Syafea yang tidak kunjung hamil, membuat aku ingin mendekatimu kembali. Namun, semuanya sepertinya sudah terlambat. Kau sudah memiliki wanita lain yang berada di sisimu."
Sementara itu tangan Zayd tidak kunjung lepas dari pinggang ramping milik Aletta. Sehingga membuat Aletta sangat tidak nyaman.
"Maaf, Tuan. Bisa tidak Anda melepaskan tangan Anda dari pinggang saya?"
Sontak Zayd segera melepas tangannya seraya meminta maaf sekaligus. "Maaf, jika tadi aku memegang tubuhmu. Aku tidak menyangka jika wanita itu bisa datang ke sini."
"He he he, tidak apa-apa, Tuan. Kalau begitu saya permisi mau masuk kamar."
"Hei, kenapa masuk kamar? Makananmu saja belum sempat kamu sentuh!"
"Astaga, bagaimana aku bisa menghindari makanan itu?" rutuk Aletta di dalam hati.
"Ingat, calon ibu hamil harus makan makanan empat sehat lima sempurna. Apa kau mau menggagalkan rencana kehamilan untukmu?"
"He he he, tentu saja tidak, Tuan. Akan tetapi saya merasa mual ketika harus menelan makanan yang Tuan siapkan tadi!" ucapnya dengan jujur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ𝚞𝚜
udh tanda" tuh km hamil Aletta.
2022-12-04
1
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
wilona knp.ga kamu ungkap aja kebusukan syafea .jd aku yang greget ya 🙈🙈🙈🙈.
eh ada yang nyaman ya pegang2 😂😂😂😂
2022-11-27
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
hayo tanda" nya sdh menunjukkan klu kau hamil Aletta...semoga itu benar
2022-11-27
2