Setelah Tak Diinginkan

Setelah Tak Diinginkan

Bab 1

Rey, Terpaksa harus hidup nelangsa di usianya yang masih umur 12 tahun, Tahun ini ia lulus sekolah dasar, dan harus menerima perceraian orang tuanya.

Karena keegoisan mereka Reyhan dan Diana harus ikut sang Ibu, Karena sang ayah yang tak menginginkan mereka.

"Kalian lihatlah ... bahkan Ayah kalian tidak menginginkan kalian, Ibu harus bagaimana merawat kalian, !''

Itulah kata yang Ibunya katakan setiap saat pada Reyhan, sedangkan Diana, Ia tak tahu apapun tentang apa yang Ibunya katakan, Ia masih berusia 3 tahun lebih bahkan bicaranya pun belum lancar.

Sudah Empat bulan Perceraian itu terjadi, Setiap saat Ibunya selalu mengeluh dan marah-marah, Karena sudah tak memiliki apapun untuk di makan.

"Kamu sebagai anak laki-laki, seharusnya bisa membantu Ibu cari uang, Tapi kau malah enak-enakan makan tidur," ucap marah sang Ibu

"Lalu apa yang harus Rey lakukan, Bu. Rey juga harus menjaga Diana, Setiap hari ibu pergi entah kemana, Rey sudah cuci piring, cuci baju Ibu dan juga membersihkan rumah, " ucap Rey yang kini sudah mulai bersuara, Bukan karena apa Rey melawan perkataan ibunya, ia sudah tidak tahan karena setiap hari Diana kelaparan karena tak ada sesuatu yang tersedia ,sedangkan sang ibu selalu pergi ke luar rumah mulai dari pagi hingga malam.

"Kau mulai berani melawan Ibu, Iya... !"bentak sang Ibu yang di sertai dengan pukulan di tubuh Rey bertubi-tubi.

Rey hanya diam, Ia tidak mampu melawan sang ibu.

"Ampun Bu, sakit... " rengek Rey saat Ibu nya masih belum berhenti memukul nya.

"Bu, Jangan pukul abang," suara Diana mampu menghentikan tangan Ibunya.

"Kau lagi, Kau adalah biang masalah, kau pembawa sial, Kalian hanya bisa menyusahkan saja, Aaa... " teriak Ibunya Reihan yang bernama Rani.

"Abang, Diana lapar, Diana mau makan, " ucap Diana

"Sabar ya dek, Abang akan cari makanan dulu, adek tunggu disini dulu ya, Abang akan segera kembali, " ucap Rey seraya mengusap kepala adiknya.

Anak kecil itu hanya menganggukkan kepala nya. Rey yang tak tega melihat adiknya, langsung keluar rumah mencari sesuatu yang bisa ia kasihkan ke adiknya.

"Adek harus tetap berada di kamar, jangan keluar sebelum abang datang, " pesan itu kini selalu teringat oleh Diana yang masih kecil.

...****************...

Malam ini Reyhan merasakan dingin karena langit baru saja berhenti hujan. Saat itu Reyhan melihat tong sampah yang ada di depan sebuah warung makan, ia melihat sebungkus nasi lumayan banyak, Namun ... sudah tercampur dengan lauk. Reyhan mengambil bungkusan itu dan menciumnya, memastikan jika nasi itu belum basi.

"Diana pasti senang," gumam Reyhan seraya tersenyum mengambil nasi itu lalu memasukkan kedalam plastik yang ia bawa.

Menemukan sisa nasi saja sudah membuat Reyhan bahagia, Ia tak mengharap kan apapun dari Ibunya, yang ia harapkan hanyalah kasih sayangnya buat Diana, Dia masih kecil... Diana masih berusia tiga tahun, Bukankah anak seusia dia seharus nya masih lengket dengan sang Ibu.

'Apa salah kami, Ibu... Ayah, Kenapa kalian tega melakukan ini pada kami, Padahal ... kehadiran kami adalah keinginan kalian, Kami ... tidak meminta untuk di lahirkan, Jika kami hanya akan menjadi beban buat kalian, Kami hanya butuh kasih sayang, Lalu dimana salah kami, ' bathin Reyhan seraya terus melangkah kan kakinya.

Hingga tanpa ia sadari, Ia pun sampai di depan rumah kecilnya, Betapa terkejut nya saat Reyhan melihat Diana duduk di teras sendiri, menahan dingin dengan memeluk tubuh nya.

''Dek, kenapa di luar? Abang sudah mengatakan, kalau adek tunggu di dalam saja,'' ucap Reyhan

"Di dalam ada teman Ibu, dia bawa makanan, Dedek minta gak boleh, dedek di suruh keluar sama Ibu, " ucap Diana, perkataan nya tidak jelas, Tapi bisa di pahami oleh Reyhan.

Reyhan lalu melihat ke arah sepeda motor yang terparkir di depan rumahnya.

'Kenapa Ibu tega, Apa salahnya berbagi dengan Diana' bathin Reyhan seraya merangkul tubuh adiknya.

''Diana jangan sedih ya, Abang sudah bawa makanan untuk Diana, ayo masuk! kita makan bareng, '' ajak Reyhan menahan air mata yang hendak lepas melihat wajah adiknya.

Diana tersenyum menatap abangnya, Saat Reyhan dan Diana masuk, mereka mendengar suara tawa Ibunya dan teman lelakinya tertawa, Di sana juga terdengar tawa anak kecil.

''Wah, Luna pinter sekali, Ibu bangga, '' suara Ibunya memuji anak kecil yang bernama Luna, Reyhan bisa melihat tawa Ibunya, Yang mana kamar itu tidak tertutup sepenuhnya, mungkin karena Diana yang keluar dan tidak rapat menutup nya.

'Ibu tega, Ibu membahagiakan anak orang lain tapi, menelantarkan anak kandungnya sendiri' bathin Reyhan yang terus menatap pada arah kamar Ibunya.

''Abang, ayo! Diana sudah sangat lapar, '' ucap Diana yang menyadarkan Reyhan.

''Ah, iya ... maaf, Ayo sayang, '' Reyhan lalu mengambil piring dan sebotol air putih, lalu di bawa kedalam kamarnya. Sengaja pintu kamar nya Reyhan kunci, agar Diana tidak mendengar suara tawa ketiga manusia yang tidak memiliki perasaan itu.

''Dek, Ini ikannya sudah tercampur, tadi abang terjatuh, jadi ... tidak apa-apa ya, kalau nasinya kayak begini,?'' ucap Reyhan

''Enak, Nasinya enak bang, '' ucap anak itu menikmati suapan demi suapan dari abangnya.

''Abang tidak makan, ?'' tanya Diana

''Nanti, Kalau Diana sudah makan, abang akan makan, ayo ... makan yang banyak, '' ucap Reyhan yang terus menyuapi sang adik.

Melihat adiknya yang lahap memakan nasi sisa, hati Reyhan sangatlan sakit, sedangkan sang Ibu makan nasi enak bersama kekasih dan calon anak barunya. Tidak bisakah mereka berbagi meski hanya sedikit.

...****************...

''Kapan mas akan menikahi ku, Bukankah mas sudah berjanji akan menikahi ku secepatnya?'' tanya Rani

Sejenak lelaki itu terdiam, Ia menatap kekasihnya itu.

''Rani ... aku akan menikahi mu, Tapi aku tak bisa mencukupi biaya kedua anakmu, kebutuhan putriku saja sudah banyak, di tambah kamu, Jika kau harus membawa kedua anakmu, aku gak sanggup, '' ucap lelaki itu yang bernama Rival

''Aku akan meninggalkan mereka demi kamu, Mas'' ucapan yang begitu mudah namun sangat menyakitkan bagi Reyhan itupun lolos dari bibir Rani.

''Benarkah? Jika begitu ... kita akan segera n menikah sayang, Tapi ingat! sayangi Luna, Dia permata bagiku, '' ucap sang lelaki yang di balas anggukan dan senyuman yang merekah di bibir Rani.

Meninggalkan anak kandung demi anak orang lain, Apakah itu adalah keegoisan seorang manusia. Apakah ada seorang ibu seperti Rani? meninggalkan anak kandung, menelantarkan anak kandung demi anak kekasihnya.

''Aku benci kamu, Ibu'' gumam Reyhan seraya meninggalkan depan kamar ibunya dan kembali ke kamar nya, memeluk Diana yang sudah terlelap tidur.

Terpopuler

Comments

Bagus Dwi

Bagus Dwi

Njis sihk klo ibu ge ke gituh

2023-04-16

0

Yudi Saputra

Yudi Saputra

ibu gila...

2022-11-17

3

hidagede1

hidagede1

hadir... 😊, ada ya seorang ibu tega sama anak kandung nya😢

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!