Bab 2

Pagi telah tiba, Rani sudah cantik dengan riasan nya, sedangkan Anak-anak seperti seorang pengemis jalanan.

''Ibu, Diana ikut'' Diana memegang tangan Ibunya, dengan mata yang berbinar, Diana menatap Ibunya.

''Rey, bawa adikmu masuk, Jika mas Rival datag dan melihat adikmu yang dekil ini, Dia pasti akan gagal membawa Ibu ke rumahnya,!" teriak sang ibu

"Ibu, Diana mau ikut Ibu, apa salahnya dia iku, Bu. Bukan kah Diana anak Ibu," ucap Reyhan, namun ia masih tetap mengambil adiknya itu, menggendong nya dengan kerepotan.

"Kau tahu tidak dengan ucapanmu itu, Siapa yang menginginkan anak dekil seperti kalian, Setelah ibu berhasil menikahi Om Rival, Kalian tinggal lah dengan Ayah kalian, jangan seenaknya saja, udah buat anak tapi gak mau susah, Ibu capek urus kalian, Ibu capek cari biaya kalian, " ucap Rani dengan marah. Sakit... itu yang Reyhan rasakan, Ia tak minta untuk di lahirkan, Jika hanya menjadi beban.

"Pergilah Ibu, kami juga sudah tak menginginkan Ibu, Reyhan bersumpah akan membuat Diana menjadi wanita tercantik, dan Reyhan berjanji akan. membuat kalian menyesal, " ucap Reyhan. dengan menahan marah, Namun... malah di tertawakan oleh sang Ibu.

"Ber-angan jangan terlalu tinggi, Kau ini... hahahahah'' tawa Ibunya seraya meninggal kan Reyhan dan Diana menuju kearah Rival yang sudah datang bersama Putrinya Luna.

''Hai, Mama... Mama Rani cantik sekali,'' puji Luna, anak Rival yang berusia 10 Tahun dia sudah besar, Tapi Diana... ia masih kecil, tapi Ibu tanpa berfikir mengatakan akan meninggalkan kami.

Reyhan meneteskan air mata kala melihat kebahagiaan Ibu dan kekasihnya.

Diana menatap Reyhan seraya berkata

''Apakah Ibu tak sayang Diana lagi, Bang?'' tanya anak polos itu Reyhan hanya menggeleng kan. kepala nya mencium kening adiknya.

''Diana mau gak tinggal hanya berdua dengan abang, Kita akan bahagia tanpa di marahi Ibu lagi, Kita bisa bermain sepuasnya, abang akan menyayangi Diana, tidak ada lagi pukulan dari ibu untuk kita, Diana mau tidak?'' tanya Reyhan menatap adiknya

''Apakah kita akan kerumah Ayah,?'' tanya Diana dengan bahagia

''Apakah Diana merindukan Ayah,?''tanya Reyhan

Anak kecil itu langsung menganggukkan yg mau kepalanya, dengan bibir tersenyum dan mata berbinar. Perjalanan dari rumahnya ke rumah sang ayah memang tak begitu jauh, Karena Rani dan Romi sang Ayah Reyhan memang Kawasan tapi beda gang.

Dengan menggandeng tangan Diana, Reyhan membawa Diana ke rumah sang ayah, dengan sesekali Reyhan menggendong adiknya.

''Bang, Diana capek, '' ucap Diana seraya duduk di pinggir jalan, Bersamaan dengan itu Diana melihat sang Ayah.

"Bang, Ayah" ucap Diana seraya menunjuk ke arah Ayahnya yang sedang boncengan dengan gadis cantik.

"Ayah ...!'' teriak Diana yang mana membuat sang Ayah menoleh dan berhenti sejenak tepat 5 langkah dari tempat Diana duduk, dengan semangat dan rindu, Diana bangun dan mendekati sang Ayah, Sedangkan Reyhan hang sudah tahu tatapan tak suka Ayah langsung mengejar Diana.

''Ayah, Ayah mau kemana, Diana ikut'' ucap Diana seraya memegang baju Ayahnya.

''Siapa dia Mas, ?'' tanya gadis cantik itu.

''Bukan siapa-siapa, Hei ... bawa adikmu pergi, bikini bajuku kotor saja, '' ucapan sang Ayah. pada Reyhan, membuat pegangan tangan Diana terlepas, Mungkin Diana mengerti dengan apa yang Ayahnya katakan.

''Abang,'' ucap Diana menatap Abangnya dengan mata uang yang sudah berkaca

''Ayah, untuk saat ini, hanya saat ini kami memanggil mu Ayah, tidak untuk hari berikutnya, berbahagialah kalian dengan pasangan kalian, menelantarkan anak yang masih membutuhkan kalian, tapi dengarkan sumpah anak lelakimu ini, Ayah. Aku Reyhan bersumpah akan membuat kalian menyesal karena telah menelantarkan kami, dan akan ku buat kalian mengemis pada kami untuk di akui sebagai orang tua, Tapi Ayah ... kami, tak akan pernah mengakui kalian, bahkan jika kalian bersujud pun aku tak akan pernah mengakui Ayah ataupun Ibu sebagai orang tua kami, Diana ... ayo dek, kita pergi.... kehadiran kita sudah tidak di ingin kan lagi, Mari kita cari kebahagiaan kita sendiri, tanpa mereka yang tak punya hati, Kita buat mereka menyesal, dek'' ucap Reyhan seraya menggendong Diana, pergi meninggalkan sang Ayah yang masih menatapnya tak percaya, Apalagi sang Ayah melihat memar di tangan Reyhan dan Diana.

''Mas, kau baik-baik saja kan, ?'' tegur wanita yang juga mematung dari tadi.

''Eh iya, Ayo ...'' ucap Ayahnya Reyhan yang bernama Romi

Sepanjang perjalanan, Romi selalu terngiang dengan sumpah yang Reyhan katakan, apalagi mengingat sorot mata Reyhan yang penuh dengan kebencian. Reyhan ... Putra kebanggaan nya, hanya saja ... gadis pujaannya ini tidak menginginkan anak kecil saat mereka akan menikah nanti, Ia tidak mau momen bahagia nya di rusak oleh hal-hal yang tak di inginkan.

Kembali ke rumahnya dengan hati yang semakin sakit, Reyhan mengambil celengan yang sudah lama ia kumpul kan, dan hanya ada uang 100 ribu dan itu pecahan dari uang seribuan dan uang liam ratusan perak.

'Dengan uang segini, aku tak mungkin akan pergi dari rumah ini, ' bathin Reyhan, lalu ia ingat kalau Ibunya tidak ada di rumahnya, Ia pun masuk kedalam rumah Ibunya , Mencari sesuatu yang bisa ia bawa.

Semua isi lemari sudah ia gledah. Ia menemukan tumpukan uang, Lalu Reyhan menghitungnya.

'Ibu punya uang segini, tapi gak mau kasih kami makan, Ibu ... aku ambil uangnya ya, Sebagai gantinya, aku dan Diana akan pergi dari hidup ibu, selamanya,' bathin Reyhan lalu memasukkan uang itu kedalam celana nya, Uang yang ada 10 lembar uang merah semua itu sudah cukup untuk Reyhan pergi membawa sang adik.

Rethan akan bekerja setelah ini, Tapi entah bekerja sebagai apa dan dimana, Reyhan belum tahu arah. Namun ... Reyhan sudah menulis surat untuk Ibunya.

Reyhan pun mengemasi pakaian adiknya serta memnaea sedikit mainan yang di sukai Diana.

''Kita. pergi ya sayang, Nanti kita cari makanan yang enak, Diana mau beli apa?'' tanya Reyhan seraya menggendong tas ransel nya.

''Mmmm ... Diana mau ayam goreng seperti Upin dan Ipin, '' ucap Diana dengan bahagia

''Ya, nanti kita beli ya, sekarang kita pergi sebelum Ibu datang, '' ucap Reyhan seraya membawa Diana, Ia membawa gerobak yang ada di samping rumah nya, untuk Diana naiki, Ia tak mungkin membiarkan adiknya berjalan kaki menyusuri jalan yang akan entah kemana, ia juga membawa terpal kecil agar adiknya tidak kehujanan, Semuanya sudah Reyhan siapkan.

Malam telah tiba, Rani sudah pulang dengan calon suami dan anak tirinya.

''Kau bahagia sayang?'' tanya Rani pada anak tirinya

''Bahagia dong Ma, Luna sangat bahagia karena punya Mama yang cantik, Iya kan, Pa ...?'' tanya Luna pada Papanya

''Tentu dong sayang, Ran ... kami langsung pulang ya, Kasihan Luna sudah lelah, '' ucap Rival pada Rani

''Baiklah, Mas. Hati-hati ya, Luna ... selamat malam sayang, semoga mimpi indah, '' ucap Rani seraya melambaikan tangannya pada Rival dan Luna

Terpopuler

Comments

Rosnelli Sihombing S Rosnelli

Rosnelli Sihombing S Rosnelli

ah sini sayang kerumah mami ros aja kita bersama anakku umur 15 tahun suamiku dan aku kita berlima akan bahagia. banyak orang nggak bisa punya anak ibu bedebah ini membuang anak anaknya bedebah

2022-11-17

1

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

lanjut thoor ..menarik

2022-11-16

0

hidagede1

hidagede1

nyesek baca nya 😭, yg jadi orng tua se enak nya aja menelantar kan anak, cma mau enak nya aja,,,

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!