Bab 19

Orang tua Luna menatap kearah Luna dan Reyhan jang berjalan kearahnya. Mereka kini sedang makan di rumah makan kecil yang ada di dekat stasiun. Tempat terbuka namun sangat nyaman.

"Mama, Papa, ini temanku yang pernah ku ceritakan, Namanya Reyhan, " Ucap Luna seraya menatap kearah Reyhan. Mendengar nama Reyhan, Rani terbatuk karena mengingat nama anaknya.

"Duduklah, kau asli sini? " Tanya Rival

"Tidak, Om. Saya merantau disini, " Jawab Reyhan

Rani terus menatapnya, namun hanya mata uang terlihat.

"Kau kenapa, Ma?" Tanya Rival

"Nak Reyhan, bisa tidak kau buka masker mu, Nak" Pinta Rani

"kenapa tante, saya pilek, tapi tidak apa-apa, hanya sebentar ya tante, kasiham adek kecilnya takut ketularan, " Ucap Reyhan seraya membuka maskernya, berharap Ibunya tudaj mengenalinya saat ini.

"Kau kenapa sih, Ma. Keinget sama anakmu, ya gak mungkin lah, Ma. Memangnya yang punya nama Reyhan itu hanya anakmu, lihatlah! Dari kulit Reyhan yang ini susah jelas bukanlah anakmu yang dekil itu, " Ucap Rival

Namun Rani abai, ia terus menatap Reyhan hanb berusaha menghindar dari tatapannya. Biar bagaimana pun, Rani adalah Mama nya, sudah pasti firasat tentang anaknya ada.

Tapi melihat wajah tampan Reyhan saat ini, mungkin benar yang di katakan Rival, dia tidak mungkin anaknya yang dekkil itu.

"Kau mah makan apa, Nak. Biar kami pesankan," Ucap ramah Rani pada Reyhan

"Tidak usah tante, saya sudah sarapan tadi di kostan, " Tolak halus Reyhan.

"Memangnya anak tante juga Reyhan namanya, diakan dia sekarang, kenapa tante malah mengura saya Reyhan anaknya tante,? " Tanya Reyhan bertubi-tubi.

"Ah bukan begitu, iya... Namanya anaknya tante Reyhan, tapi dia susan kabur mencuri uangnya tante saat itu. Dia anak nakal, makanya dia kabur dari rumah," Ucap Rani dengan gugup namun masih kesal. Reyhan menatap kearah Luna, seolah ia ingin bertanya apakah itu benar.

"Sudah, jangan bahas para anak-anak nakal itu, Reyhan... Om sudah memesankan bakso untukmu, makan lah! " Ucap Rival, namun... Reyhan tidak punya n*fsu sama sekali.

Ia begitu kecewa pada siang ibu, seperti itulah penilaian nya terhadap dirinya dan juga Diana.

Sesak hatinya kini terasa kembali, namun ia berusaha tersenyum agar menutupi berapa sakitnya perasaan nya saat ini.

"Apakah tante masih ingin bertemu dengan nya? " Tanya Reyhan lagi.

Saat Rani imhjn menjawab, Rival menatap nya dengan tatapan yang entah apa itu artinya hanyalah Rani yang mengerti.

"Tidak, Nak. Tante sudah melupakan mereka, tante sudah memiliki Luna dan adiknya, " Ucap Rani dengan senyuman cantiknya.

Tentu Rival tersenyum mendengar pernyataan yang Rani katakan.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 siang, Reyhan membantu keluarga Luna untuk menginap di hotel terdekat, tentunya yang pas di kantong.

"Kalau begitu, saya permisi dulu, Om, tante, Luna, kalain harus istirahat juga," Ucap Reyhan, berusaha tersenyum pada Rani dan Rival meski hatinya sangat lah perih.

"Tidak bisa kah kau temani aku saja, aku sendirian kan di kamar, boleh ya Pa... " Rengek Luna pada Papanya.

"Reyhan anak yang baik, dia tidak akan macam-macam kok, " Ucap Luna yang membuat Reyhan membulatkan matanya.

. "Baiklah, Nak Reyhan... Kalau kau tidak keberatan, temani putri saya dulu, beberapa hari ini dia hilang semangat hidupnya, tapi setelah ia kuajak ke kota ia bisa tersenyum lagi, Om, Mohon ya... " Pinta Rival pada Reyhan.

Reyhan menatao Rival, Papanya begitu memanjakan Luna, dan itulah yang akan menjadi kan alasan Reyhan untuk membalas sakit hatinya.

"Baiklah, Om, " Jawab Reyhan dengan senyuman paksanya. Betapa bahagianya Luna mendengar jawaban Reyhan. Luna langsung menarik tanga Reyhan untuk masuk kedalam kamar Luna, begitu juga dengan Rival dan Rani, kebetulan adiknya Luna sudah tertidur pulas.

"Sekarang giliran kita, jarang-jarang kan kita nginap di hotel, main di kamar mandi yuk sayang, pasti lebih seru dan romantis seperti di film-film, " Ucap Rival seraya menarik tangan Rani masuk ke kamar mandi.

"Mas, kau jangan terlalu memanjakan Luna, gak baik juga kan membiarkan dia berduaan dengan Reyhan, " Ucap Rani.

"Reyhan anaknya baik, gak mungkin dia macam-macam, Sayang, hanya dua hari kita disini, aku bisa melihat kebahagiaan di mata Luna saat bertemu dengan Reyhan, apa jangan-janagn Luna menyukai Reyhan? " Tanya Rival

"Mas, Luna masih berusia 15 tahun, jangan aneh-aneh deh, ah" Ucap Rani, meskipun Rani tidak bisa memungkiri, bahwa apa yang Luna lakukan adalah ciri-ciri orang jatuh cinta.

*******

Hilang kasih, hilanglah sayang

Hilang rindu, hampa di hati

Sejak kau pergi tinggalkan aku

Tanpa alasan, engkau berlalu

Hingga hati bertanya-tanya

Sebab apa dikau berlalu

Adakah salahku pada dirimu?

Sampai saat ini, aku tak tahu

Tiada mendung, hujan pun turun

Panas terik, aku kedinginan

Seperti itu diriku kini

Rasa bersalah tidak ku tahu

Bukannya mimpi, tetapi t'lah nyata

Bertahun-tahun, diriku tersiksa

Di dalam gelap, aku menangis

Bayangan kasih s'lalu mendatang

"Diana, suara siapa itu? " Tanya Zoyami

"Suara abang, ini HP lama abang, Banar bawa HP yang tante berikan, " Ucap Diana seraya memainkan HP Reyhan yang sudah jelek.

"Kau bilang, itu suara abangmu, kau yakin....? " Tanya Zoyami

"Iya, Tante, kenapa...? " Tanya Diana seraya memiringkan kepala nya melihat kewajah Zoyami.

'Kenapa Reyhan menjadi paket komplit, ' bathin Zoyami seraya tersenyum sendiri.

"Ih, tante malah senyum-senyum sendiri, " Ucap Diana

''Iyakah? Apakah tante tersenyum, Kau mau kue bolu? '' tanya Zoyami

''Kue bolu, seperti apa tante?'' tanya Diana

Terpopuler

Comments

Santi Dewi

Santi Dewi

tetaplah jd anak yg baik reyhan..menhormati wanita tentunya...jangan biatkan dendam merusak dirimu ya...terulah menjdi kakak yg baik buat diana

2022-12-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!