Bab 6

Beberapa tahun kemudian.

Reyhan dan Diana kini sudah menerima keadaan, Reyhan yang hanya fokus bekerja kini menatap sang adik yang sudah berusia 6 Tahun sedangkan dirinya sudah 16 Tahun. Tiga tahun pergi tidak ada ayah dan ibunya yang mencari. Kini Reyhan tumbuh menjadi sosok lelaki yang tampan, entah dari mana garis ketampanan yang ia peroleh, Tapi ... ia bahagia, Karena ia melihat Diana yang kini sudah bisa berbaur dengan Teman-teman nya. Reyhan bersyukur karena di lingkungan ini ia di terima dengan baik.

'Entah kenapa, aku yakin, jika aku bisa berhasil membesarkan Diana, meskipun kemampuan ku hanya begini saja, tanpa ada ijazah dan pengalaman lain selain berjualan, aku tidak bisa melakukan apapun lagi, ' bathin Reyhan seraya menatap Diana yang sedang main dengan para anak tetangga.

''Rey kau tidak jualan hari ini, tumben jam segini ada di rumah, ?'' tanya seorang ibu-ibu yang berpenampilan modis tapi ramah

''Iya, Bu. alhamdulillah gorengan nya laku semua, jadi Reyhan bisa pulang lebih cepat,'' ucap Reyhan seraya duduk di semen yang ada di pinggir jalan.

''Reyhan, kau mau hidup maju gak?'' tanya bu Rita yang kini duduk di samping Reyhan.

''Mau sih mau, Bu. hanya saja... apa yang bisa Rey lakukan selain berdagang seperti ini, '' ucap Rey menatap nanar arah depannya.

''Kau anak yang pekerja keras Rey, Di usiamu yang masih seperti ini kau sudah menjadi ayah sekaligus Ibu untuk Diana, Kau adalah calon anak yang sukses, jangan merendah, setiap Rezeki seseorang sudah ada yang mengatur, hanya saja... kau harus tingkatkan semangat mu, Ibu punya anak di kota, Dia butuh pelayan di restoran nya, gajinya lumayan 3 juta dalam sebulan, jika kau bersedia Ibu akan mengatakan ke anak ibu untuk memperkerjakan mu,'' ucap Ibu Rita yang memang terkenal kaya di tempat itu, meskipun penampilan nya seperti orang sombong dan judes, tapi percayalah... Bu Rita sangatlah baik pada Reyhan dan Diana. Reyhan juga sudah memiliki banyak tabungan cukup baginya untuk menghidupi Diana, Tapi... Ia ingin Diana sukses, ia ingin menepati janji nya, ingin membuat orang tuanya menyesal karena sudah menelantarkan mereka, dan ia butuh sekolah yang bagus untuk Diana.

''Gajinya besar, otomatis biaya kehidupan kami disana juga besar, Bu. Mana lagi harus bayar kontrakan yang mungkin sepuluh kali lipat di sana, '' ucap Reyhan menatap sedih pada Bu Rita.

''Kau jangan cemas, Ibu sudah mengatakan pada anak ibu bahwa kau sudah Ibu anggap seperti anak sendiri, jadi mereka akan menganggapmu seperti adiknya sendiri, kau jangan cemas masalah tempat tinggal, Kau dan Diana sudah Ibu siapkan tempat disana, Ibu sudah mengaturnya,'' ucap Ibu Rita Seraya menepuk bahu Rayhan. Sejenak Reyhan menatap pada Ibu Rita, ia tidak menyangka bahwa ia dikelilingi oleh orang-orang baik.

'' Ibu tidak mengharapkan apapun dari kamu Raihan, Ibu hanya ingin melihat kau sukses dan bisa membuktikan sumpahmu pada orang tuamu, Ibu ingin melihat mereka menyesal karena telah membuang anak seperti kalian, Ibu adalah seorang wanita, seorang ibu dari tiga anak, tapi Ibu tidak pernah melakukan apa yang orang tuamu lakukan, meskipun kau tahu sendiri... Ibu sudah tidak memiliki suami, tapi Ibu bisa membuat anak ibu sukses, karena bagi ibu anak adalah segalanya, dulu Ibu pernah hampir putus asa karena tidak bisa memberikan makan untuk anak-anak ibu, tapi Tuhan itu adil Reyhan, rezeki sudah ada yang mengaturnya jadi ... Yakinlah!semua apa yang kau alami saat ini, adalah jalan untuk kau menuju sukses, intinya... kau harus menambah porsi sabarmu, dan tingkatkan semangat mu," ucap Ibu Rita

Reyhan terharu dengan apa yang ibu Rita katakan, dia berharap semua yang dikatakan oleh Ibu Rita menjadi kenyataan. Tidak bisa dipungkiri bahwa Raihan saat ini sangat membenci orang tuanya, Apakah salah jika seorang anak membenci orang tua yang telah sengaja menelantarkan anak kandungnya. Dan yang lebih membuat Raihan sakit hati adalah mereka lebih mementingkan anak orang lain daripada anak kandung dan juga ayahnya yang lebih mementingkan seorang wanita daripada anak kandungnya.

'' Bolehkah Reyhan berpikir dulu, Bu,?'' tanya Reyhan pada Bu Rita

''Tentu saja nak... ibu tidak memaksamu, jika kau tidak bisa, tidak Apa-apa'' ucap Bu Rita Seraya mengelus kepala Raihan, Rehan tersenyum ia sangat berharap kasih sayang ini berasal dari ibunya tapi sudah beberapa tahun Ia tidak pernah merasakan kelembutan itu.

...----------------...

"Ma, Kenapa mama gak jemput Luna, sih!" ucap kesal Luna anak tiri Rani.

"Luna, Adikmu rewel sayang, Jadi Mama gak mungkin ninggalin adikmu sendirian, " ucap Rani seraya menggendong anak lelakinya.

"Alasan, aku benci adek itu, Karena dia kasih sayang Mama untukku terbagi, !" teriak Luna yang membuat Rani terkejut.

"Sayang... Jangan ngambek begitu, nanti cantiknya hilang loh, " goda Mama Rani pada anaknya

" Mama banyak alasan, selalu adik yang menjadi alasan, bilang saja kalau Mama males jemput Luna, nanti Luna aduin sama Papa, " acam Luna

" Mama tidak membuat alasan Luna adikmu sakit dia memang rewel dari tadi, coba kau sentuh keningnya ... dia panas sayang, "ucap Mama Rani berusaha membujuk putrinya itu

akhirnya Rani pun terdiam ia benar-benar menyentuh kening adiknya. benar saja adiknya saat ini demam karena itulah ia masih berada dalam gendongan mama Rani. setelah menjelaskan semuanya akhirnya Luna pun mengerti, Ia pun berlalu meninggalkan Mama Rani seraya menghentakkan kedua kakinya karena lelah berjalan kaki.

'' Luna, Apakah papamu memberi kabar?'' tanya Mama Rani

'' Iya Ma, katanya besok Papa sudah pulang ucap Luna Seraya melepaskan kaos kakinya. Rani tersenyum mendengar jawaban Luna, Iya bahagia karena Rival tidak sama dengan Romi, setidaknya Romi memberikan nafkah yang cukup untuk Rani dan juga kedua anaknya saat ini, ia rela meninggalkan kedua anaknya hanya demi Rival.

''Kenapa Mama melamun? Apakah mama masih ingat dengan kedua anak mama,?'' tanya Luna setelah keluar dari kamarnya, tentu Rani sangat terkejut dengan ucapan Luna, pasalnya ia tidak mengingat sama sekali tentang anak-anaknya.

''Ngomong-ngomong, mereka sekarang tinggal bersama siapa mah? Apakah tinggal sama ayahnya,?'' tanya Luna kembali

'' Mama tidak tahu sayang, saat Mama menikah dengan papamu Mama sudah kehilangan kontak dengan ayahnya anak-anak, mungkin saja mereka tinggal bersama ayahnya,'' ucap Rani dengan Sirat mata yang penuh kesedihan.

sebelum mereka menikah Rival sudah memperingatkan Rani bahwa Rani tidak boleh membawa anaknya dan juga tidak boleh memiliki kontak dengan anak-anaknya, Karena itulah Rani tidak pernah mengingat anak-anaknya.

Terpopuler

Comments

hidagede1

hidagede1

yang di tunggu" akhir nya up juga, 😁

2022-11-28

0

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

oooh ...mama rani udah punya anak lagi

2022-11-28

0

Santi Dewi

Santi Dewi

aenangya udah up....lanjut kagi dobg..jangan kelamaan ya...semangat ya thor👍🥰

2022-11-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!