Di tengah-tengah derita yang kita rasakan, ada banyak hal yang bisa kita jadikan pelajaran.
Keindahan rona dunia, tiada sanggup kita bayangkan, Setiap apa yang kita angankan tak sesuai yang kita dapatkan. Karena dunia hanyalah panggung sandiwara, yang terkadang banyak wajah yang hanya memerankan tanpa melibatkan perasaan.
'Di dalam bayangan, aku hanya bisa berharap yang terbaik untukku dan adikku, aku tak ingin lebih hanya saja aku ingin membuat apa yang adikku inginkan bisa terwujud, hanyalah itu mimpiku, segala yang ada pada diriku, akan aku serahkan pada adikku, karena dia alasan ku untuk hidup dan berjuang saat ini, dialah arti dari setiap apa yang aku lakukan saat ini, jika aku di katakan munafik, tidak apa, karena itulah yang kini aku rasakan, tak ada hal lain. Di saat adikku sakit, tubuh nya panas dan aku tidak bisa memberikan pengobatan yang terbaik, di situlah hatiku terasa sakit, dia butuh kasih sayang, tapi hanya aku yang ada di sisinya' bathin Reyhan
"Hei, kok pagi-pagi melamun, yuk makan! Udah di tungguin yuh sama Diana," ucap Zoyami
"Ah iya. Aku bisa minta bantuan kak Zoya, gak?" tanya Reyhan
"Bantuan apa,? ' tanya Zoyami
"Sekitar jam 10.00 temanku akan tiba di Stasiun Kota, dia minta aku datang... Kak Zoya bisa nggak jagain Diana,"ucap ragu Raihan
Tentu Zoyami tersenyum mendengar ucapan gugup Raihan.
"Tentu, Pergilah! aku dan Diana juga akan bermain, "ucap Zoyami dengan senyum cantiknya.
" Terimakasih, kak"ucap Reyhan
"Sama-sama, yuk makan! " Ajak Zoyami
Di saat Reyhan susah sampai di meja makan, ia melihat Diana sudah duduk cantik di sana.
Diana tersenyum pada Reyhan, tentu Reyhan langsung mencium kening Diana.
"Pagi Bang, " Sapa Diana.
"Pagi juga, sayang." ucao Reyhan seraya tersenyum pada Acara Diana yang di dandani dengan begitu cantik dan lucu.
******
"Mas, aku cari kerja sajaa ya," Pinta Ani pada Romi
"Kau mau kerja apa memangnya, Jangan-jangan. Kau mau menjual diri, iya! " Bentak Romi
"Mas, aku tidak seperti itu, makanya kalau ingin istrinya hanya diam di rumah, ngankang di atas ranjang, biayain hidupnya, ini aku sampai kelaparan setiap hari, kerja Mas.... Kerja! Jangan hanya mancing terus,!" Ucap Ani yang sudah tidak bisa menahan emosi nya.
"Aku butuh makan, hanya makan yang aku minta, byakn skincare seperti yang lainnya, aku hanya ingin tidak kelaparan setiap hari, Mas. Tidak biskaah kau kasih makan, kenapa kita tidak bercerai saja Mas, kita bisa menjalani hidup masing-masing," Ucao Ani dengan sesenggukan
Setiap pagi begitu lah Ani dan Romi, bukan salah Ani, setia paj Ani selalu menahan lapar, bahkan terkadang Ani kinta nasi pada tetangga. Sedangkan Romi hanya sibuk memancing.
Melihat Ani yang menangis dengan tubuh bergetar, Romi langsung memeluknya.
"Maafkan aku, jangan minta cerai padaku, aku sysah berusaha mencari pekerjaan, tapi aku belum menemukan yang pas kah sabarlah! Aku janji akan membuatmu bahagia nanti, " Ucap Romi seraya memeluk Ani
"Kau selalu berkata begitu Mas, tapi sampai sekarang... Kau tetap seperti dulu," Ucap Ani dalam pelukan Romi.
"Kenapa kita tidak buka usaha sendiri Masih, kau selalu menolak jika ku ajak jualan, aku yang akan menjualnya Mas, siapa tahu kita bisa bayar utang-utang kita, " Ucap Ano seraya melepaskan pelukannya
"Memangnya kau mau jualan apa, apa kau tidak gengsi berjualan keliling?" Tanya Romi
"Lebih malu lagi jika kita selalu pinjam uang tapi gak bayar-bayar Mas, aku akan jual gado-gado keliling, Mas ada uang simpanan gak, ayolah Mas... " Rengek Ani
"Aku tidak punya sama sekali Ani, tapi hari ini aku carikan modalnya untukmu, kau tunggulah,! " Ucap Rojj seraya membelai kepala Ani yang mana tubuh nya kini makin kurus.
Ani tersenyum mendengar ucapan Romi, semoga saja... Romi menemukan modal untuknya.
"Aku akan menunggumu, Mas." Ucap Ani
"He', aku pergi, " Ucap Romi seraya pergi, ia benar-benar mencari pinjaman untuk istrinya .
Dalam perjalanan ia berfikir pada siapa ia akan meminjam uang, jika pada teman-temannya itu tidak mungkin, Romi sangatlah frustasi. Namun... Ia ingat pada ustadz musholla.
"Baiklah, akan aku coba, bukanlah dia sangat baik, Tuhan... Mudahkan agar kami bisa makan setiap harinya,' ucap Romi serata menghidupkan mesin motornya lagi, Ia langsung mendatangi Mushola diakan ustad itu berada.
" Assalamu'alaikum ustadz, " Sapa Romi
"Waalaikumsalam Pak Romi," Jawab pak Ustadz seraya mendekati Romi
"Kebetulan nih, datang kemari, mau sholat kah? " Tanya pak Ustadz
"Bukan pak Ustadz, saya datang kemari.. Mau pinjam uang, buat modal istri saya jualan, Pak. Lalu pak Romi menceritakan masalah hidup nya
" Saya ingin berubah Pak Ustadz, saya tidak tahu harus pinjam sama siapa lagi, saya sudah cari kerja tapi belum dapat pak, " Ucap Romi dengan kepala tertunduk
"Berapa yang bapak Romi butuhkan? " Tanya pak Ustadz dengan ramah
"Hanya untuk jualan Gado-gado Ustadz, tidak lebih, tapi saya tidak tahu berapa modalnya, " Ucap Romi jujur
"Begini saja Pak, ini saya bawa yang 200 ribu, bapak gunakan saja, jika ada bapak bayar, jika tidak ada, bapak dan istri jangan terlalu memikirkan, yang penting bapak dan istri sudah mau berusaha, tapi ingat pak, bapak harus terus membantu sang istri, " Ucap pak Ustadz setaya mengambil uang di aaku baju koko nya.
"Pak Ustadz memang sangat lah baik, semoga Allah yang membalas nya ya, pak. " Ucao Romi seraya menerima uang itu dari Pak Ustadz
"Sama-sama Pak Romi, semoga usahanya lancar, dan di beri rezeki yang barokah Amin, " Ucap Ustadz itu yang juga di Amin-kan oleh Romi.
******
"Apakah masih lama Pa?" Tanya Luna
"Setengah jam lagi akan sampai sayang, memang nya kau mau langsung bertemu dengan temanmu, apa temanmu itu snagatlab baik? " Tanya Rival
"Tentu sangat lah baik, Pa" Jawab Kuna, sedangkan Rani hanya bisa menyimak pembicaraan antara anak dan Ayah.
Hingga tanpa di sadari, Luna dan yang lainnya sudah sampai di terminal bus kota. Kuna langsung mengecek ponsel nya, berharap Reyhan memberinya kabar.
[ Aku sudah ada di terminal, aku pakai baju Hoodie abu-abu ] pesan itu masuk 10 menit yang lalu, Luna mengedarkan pandangan nya ke seluruh arah, benar saja... Ia melihat sosok yang duduk degan baju Hoodie dan topi.
[ Apakah kau pakai topi hitam? ] pesan Luna yang langsung centang dua biru
[ Iya, kau dimana? ] balas Reyhan
Benar saja... Luna langsung mendekati kursi itu.
"Hai, " Sapa Luna dengan gugup. Tentu Reyhan langsung menatap kesalahan wanita yang berdiri di depan nya.
"Cantik, Manis" Kata itu yang pertama kali Reyhan ucapkan, entah dia sadar apa tidak, tapi itu susah mampu membuat Luna tersipu malu.
"Dimana orang tuamu,? " Tanya Reyhan yang kini sudah melepas maskernya, tentu membuat Luna terpesona. Reyhan sudah banyak berubah, wajahnya begitu mulus dan mempeskna, sedangkan Reyhan juga sama-sama terkejut kalau ia melihat Ibu yang selama ini ingin ia mlihat kini bahagia dengan suami dan anak nya. Tudakkah ia merindukan lu dan Diana? Bathin Ret saat menatap Rani yang menggendong anaknya denga Rival.
"Yuk, akh kenalin ka Papa dan mama, " Ajak Luna
"Tapi aku pakai masker ya, aku lihat ada baby di sana, akh pilek, gak baik untuk seorang bayi, " Alasan Reyhan
"Oke, tidak apa-apa, " Ucap Luna seraya menggandeng lengan Reyhan.
Setiap langkah bagi Reyhan bagaikan paku yang ia injak, sakit... Tapi ia juga rindu ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Santi Dewi
jangan terlalu menyimpan dendam reyhan itu hanya akan membuat hidupmu juga tidak bahagia nantinya
2022-12-20
0
hidagede1
apakah sang ibu mengenali anak nya? 🤔
2022-12-20
0