"Apakah normal jika seseorang memiliki kekuatan atau sihir di zaman ini," tanya Lily hati-hati.
"Iya itu wajar, emang kenapa," kata Yen Mo biasa.
"Apakah kamu punya kekuatan?. Kamu tidak pernah menunjukkan pada ku saat di zamanku," kata Lily.
"Ya, aku punya, aku memiliki kekuatan berelemen Api dan angin," kata Yen Mo.
"Woahh benarkah, coba tunjukkan," kata Lily penasaran.
Yen Mo pun mengeluarkan percikan api dari jentikan jari tangannya.
"Wah wah wah, menakjubkan," kata Lily kesenangan seperti melihat mainan baru.
"Mengapa aku tidak pernah lihat kekuatanmu?" tanya Lily penasaran.
"Entahlah, aku juga tidak tahu, saat aku mencobanya hal seperti ini (mengeluarkan api dari tangannya) tidak muncul, aku sudah mencobanya berulang kali tapi hasilnya nihil, jadinya aku tak memcobanya lagi," jelas Yen Mo.
"Ohhh, kemungkinan kekuatanmu tidak berfungsi karena di zamanku tidak ada kekuatan seperti itu," kata Lily menebak.
"Mungkin, dan memangnya kamu kenapa tanya seperti itu?" Kata Yen Mo.
"Itu.... emmm... aku... punya kekuatan juga, tapi aku bingung itu kekuatan atau sihir, aku juga baru tahu saat aku mandi tadi," kata Lily gugup.
"Kekuatan seperti apa," kata Yen Mo antusias.
Lily pun menunjukkannya.
"Kamu ingin apa yang tidak ada di zaman ini," tanya Lily.
Bingung Yen Mo dan berkata asal.
"Aku ingin Ice Cream" Kata Yen Mo.
"Baiklah," kata Lily.
Lily mulai memikirkan tentang ice cream dan menyebutkannya dalam hati.
Yen Mo memperhatikan dengan seksama dan tiba-tiba di tangan Lily muncul lah ice cream. Melihat itu Yen Mo terkejut sekaligus kagum seraya mengambilnya dari tangan Lily.
"Benarkah ini ice cream," kata Yen Mo penasaran.
"Coba makan," kata Lily.
Yen Mo pun membuka bungkusannya dan ketika dia meletakkan bungkusannya, bungkusan itu hilang seketika dan lagi-lagi Yen Mo kaget.
"Wah hilang, aku akan mencoba ice cream ini," kata Yen Mo seraya mencicipi ice Cream.
Sampai habis ice cream, Lily hanya menunggu.
"Ini benar-benar ice cream," kata Yen Mo antusias.
"Tentu saja ice cream, kamu saja memakannya sampai habis," kata Lily jengah dengan kelakuan Yen Mo yang berubah 180 derajat jika dihadapannya.
*******
2 bulan telah berlalu, pagi hari di sebuah taman yang berisikan berbagai macam bunga yang tersusun rapi, kolam kecil yang berisikan ikan yang cantik dan diatas air diapungi oleh bunga teratai putih yang Indah dipandang, angin bertiup menyejukkan. Dibawah pohon yang rindang dan terlihatlah sesosok gadis cantik yang menggunakan pakaian berwarna abu-abu yang disela-sela pinggang berwarna biru, dengan hiasan kepala sederhana tidak mengurangi kecantikannya telah duduk santai dikursi kayu. Dia adalah Lily, dia juga tidak tahu kenapa seluruh badanya menjadi sangat berubah sesampainya di zaman ini, dia mengira karena dia sering berendam diair yang dicampur dengan berbagai macam wewangian.
"Sudah lama aku terdampar di zaman ini, bagaimana kabar keluargaku ya, apakah mereka sangat mengkhawatirkanku, mencariku," gumam Lily tak terasa air matanya menetes, makin lama makin deras. Saat dia termenung memikirkan keluarganya ada seseorang yang menepuk pundaknya.
"Hey Lily, sedang ngapain disini," kata Yen Mo.
Sadar Lily pun menghapus air matanya sebelum berbalik menghadap Yen Mo.
"Ahh kamu, ngagetin aja," kata Lily mencoba tersenyum.
"Kenapa matamu sembab Lily, apakah ada yang mengganggumu?" tanya Yen Mo khawatir.
"Tidak ada, aku hanya..... aku kangen keluargaku," kata Lily dan meneteskan air mata lagi.
Melihat Lily menangis hati Yen Mo menjadi sakit dan dia mulai memeluk seraya menepuk kecil punggung Lily untuk menenangkannya.
"Apakah kamu bosan disini sendirian," kata Yen Mo mengalihkan pembicaraan.
Mendengar itu Lily mengangkat kepalanya dan mengangguk. Meskipun dia tidak sendiri tapi jika setiap harinya seperti itu bosan juga Lily jadinya.
"Kalau begitu kamu mau ikut aku ke istana," ajak Yen Mo.
"Bolehkah," kata Lily.
Yen Mo mengangguk menyetujui.
"Kamu ajak Lin Sing ikut bersamamu," kata Yen Mo.
"Baiklah," kata Lily sambil tersenyum cerah melupakan kesedihannya.
"Cepat kamu bersiap, akan aku tunggu di pintu gerbang," kata Yen Mo.
Lily mengangguk seraya pergi. Melihat perubahan ekspresi Lily Yen Mo tersenyum lega. Pasalnya dia tidak ingin Lily pergi jauh darinya.
30 menit Yen Mo menunggu datanglah Lily dengan menggunakan pakaian yang tadi dia pakai yang berubah hanya tatanan rambutnya, dia mengikatnya dengan gaya kuncir satu dan dia menggunakan cadar.
"Kenapa menggunakan cadar" Tanya Yen Mo penasaran.
"Tidak tahu, lagi pengen aja dan males dandan, jadi tadi cuman cuci muka hehe," kata Lily cengengesan.
"Astaga, ini perempuan jenis apa. Normalnya perempuan merawat seluruh tubuh mereka dan berprilaku sopan sedangkan dia tidak peduli akan hal itu... Tapi aku suka dia karena hal yang berbeda itu," gumam Yen Mo dalam hati sambil tersenyum kecil.
Yen Mo menaiki kudanya sedangkan Lily masih berdiri.
"Kenapa kamu masih disitu, cepat naiki kudamu," kata Yen Mo.
Mendengar itu Lily mendekati Yen Mo dan plakkk, suara pukulan Lily mengenai paha Yen Mo.
Melihat itu para penjaga dan pelayan menahan tawa.
"Akhh, kenapa kamu memukulku, sakit tau," kata Yen Mo sambil mengusap pahanya.
"Sakit kan, begitu juga aku, jika aku terjatuh dari kuda," kata Lily menatap tajam Yen Mo.
"Ahhhh, maaf aku lupa kamu tidak bisa menunggang kuda hehe," kata Yen Mo cengengesan.
"Huh," dengus Lily dengan melipat kedua tangannya didepan dada dan memonyongkan bibirnya seraya menggembungkan pipinya.
"Imutnyaaa," gumam Yen Mo dalam hati gemes, begitu juga dengan para penjaga dan pelayan.
"Ayolah, jangan ngambek, ayo naik kuda bersama saja," ucap Yen Mo seraya turun dari kudanya untuk membantu Lily naik.
Setelah Lily naik dan diikuti oleh Yen Mo yang duduk dibelakangnya.
"Siap," kata Yen Mo.
Lily mengangguk pasti dan mereka pun melesat pergi. Setelah kepergian mereka para penjaga dan pelayan mengeluarkan tawa mereka.
"Nona Lily sangat lucu ya dan hanya nona Lily yang berani seperti itu terhadap tuan," kata penjaga A dan diangguki oleh yang lainnya. Beberapa saat setelah para penjaga dan pelayan ingin bubar datang lah Lin Sing yang terengah-engah sehabis berlari.
"Dimana tuan dan nona?" tanya Lin Sing pada penjaga.
"Tuan dan nona sudah pergi, memang kenapa?" jawab Penjaga.
"Ihhh tuan dan nona ini, meninggalkanku," cemberut Lin Sing.
"Oh ya, tadi tuan berpesan bahwa kamu harus datang ke istana untuk menemani nona," kata penjaga.
"Benarkah!" kata Lin Sing dengan senyum merekah.
Penjaga itu hanya mengangguk.
"Baiklah, terimakasih," kata Lin Sing seraya pergi mencari kereta untuk membawa dirinya dan barang-barang yang diinginkan nonanya.
Di lain sisi, ada seekor kuda yang ditunggangi oleh 2 orang yaitu Yen Mo dan Lily yang masih menunggangi kuda, Lily sangat menikmati hembusan angin kencang yang menerpa wajahnya, melihat ekspresi senang Lily hati Yen Mo menjadi tenang. Mereka melalui jalan yang sedikit rimbun dengan pepohonan, mereka tidak ingin melalui jalan yang banyak orang berlalu lalang. Sekitar 30 menit mereka sampai di pintu gerbang istana kekaisaran. Mereka turun dari kuda mereka dan disambut oleh Para Penjaga.
JANGAN BOSAN-BOSAN MEMBACA CERITA INI YA. SEMOG KALIAN MENIKMATINYA.
Jangan lupa beri saran, like, comments and vote ya... ☺️
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ARA
enak bener setiap ingin sesuatu langsung muncul wkwkwk
2022-04-22
0
SaSa🐕
lahh ngapa dia gak minta hp biar gak bosen 🤣🤣 trus granat, pistol😂😂
2022-03-23
1
pembacasetia
kayaknya mual2 tuh habis naik kuda
2022-03-03
0