Hari sudah tinggi yang menunjukkan sudah tengah hari dan semua orang bersiap untuk berangkat ke hutan.
Hutan ini bernama hutan kematian. Disebut demikian karena bagi orang biasa yang tak memiliki ilmu atau memiliki ilmu yang rendah yang mencoba masuk kehutan ini tidak akan bisa keluar, tidak diketahui alasannya, tetapi ada seorang yang berhasil keluar tapi itu juga karena dia memiliki ilmu yang cukup tinggi. Dia mengatakan di dalam hutan itu tidak ada tulang-belulang manusia yang pernah mati disana. Hutan itu seperti hutan biasanya, perbedaannya hanya pada atmosfer dan suasana disana sangat misterius. Meskipun dia keluar hidup-hidup dan memiliki ilmu cukup tinggi, tapi tak tahu mengapa orang itu mengalami gangguan mental, dia seperti orang yang tidak bernyawa tapi masih hidup seperti mayat hidup setelah mengatakan hal-hal yang ia lihat di dalam hutan itu.
Sehari semalam perjalanan sampailah mereka dihutan kematian pada pagi harinya.
"Kita akan berkemah disini, untuk hari ini kita semua istirahat terlebih dahulu besok baru kita mulai perburuannya," suara lantang Kaisar Qin.
Para kaisar dan Raja lainnya pun menyetujuinya, karena mereka sangat lelah karena sehabis perjalanan jauh dan hanya beberapa kali saja beristirahat.
Pengurus kerajaan masing-masing membangunkan tenda untuk kaisar maupun Raja mereka masing-masing.
Lain halnya dengn para bawahan seperti Jederal dan Prajurit diperintahkan untuk menjaga keamanan anggota kerajaan.
Jederal Mo dan Min Jung ingin mendirikan tenda untuk Lily.
"Kakak tidak perlu mendirikan tenda untukku jika kalian saja tidak akan bisa tidur didalamnya, aku memilih bersama kalian di alam terbuka," kata Lily sambil menghirup udara segar.
Lily sudah mulai terbiasa untuk memanggil Yen Mo dengan sebutan Kakak. Dan untuk Mi Jung, Lily memang dari awal bertemu kan Lily sudah memanggilnya kakak tampan.
"Tidak bisa Lily, kamu perempuan jadi tidak baik jika tidur diluar," kata Jenderal Mo menolak.
"Huft, aku mau diluar," kata Lily dengan menyilangkan tangannya didepan dada dan dengan wajah yang cemberut. Meskipun dia memakai cadar tapi tetap kelihatan cemberutannya.
"Huhh, baiklah, tapi ingat jangan jauh-jauh dari Min Jung, karena aku akan bertugas jadi tak bisa selalu menjaga mu," kata Jederal Mo pasrah dengan ke kerasan kepala Lily.
"Siap bos," kata Lily dengan tangan yang hormat seperti polisi pada zamannya.
Jederal Mo hanya mengusap kepala Lily dan pergi bertugas untuk memeriksa lingkungan, sedangkan Min Jung masih bingung dengan gaya yang dilakukan Lily, dia mencoba untuk meniru Lily. Lily yang melihat tingkah Min Jung pun terbesit ide untuk menggoda Min Jung.
"Kakak tampan cara nya seperti ini," kata Lily sambil memegang tangan Min Jung untuk menaruh tangannya dekat keningnya.
Min Jung yang dipegang tangannya menwgang dan wajahnya mulai merah.
Lily tahu jika pemuda di zaman ini memiliki sifat yang pemalu jika itu berhubungan dengan perempuan. Karena Lily sudah mempraktekkannya kepada Yen Mo semasa Yen Mo baru pertama kali datang kerumahnya. Ekspresi Min Jung saat ini sama dengan ekspresi Yen Mo saat itu.
Hari masih terang, pancaran matahari masih terasa kehangatannya, orang-orang saling berbincang untuk sekedar menghabiskan waktu.
Terlihat seorang gadis yang sedang bersender di bawah pohon dengan memejamkan matanya, tidak tahu tidur atau sekedar memejamkan mata, tapi pandangan orang yang terhadapnya yaitu, hinaan dan sindiran, karena seorang gadis tak pantas tidur sembarangan.
Gadis itu tak lain adalah Lily. Dia ditemani oleh seorang pengawal pribadi yaitu Min Jung yang dengan setiannya menjaganya.
"Lily bangun, jika ingin tidur masuk tenda, nanti kamu bisa masuk angin," kata Yen Mo sambil menepuk pipi Lily pelan.
Yen Mo masih saja mendirikan tenda untuk Lily meskipun Lily sudah melarangnya.
"Ehmn, aku tidak tidur, aku hanya memejamkan mata," kata Lily dengan suara serak khas bangun tidur dengan masih memejamkan matanya.
"Dimananya tidak tidur,, tu ngilermu menetes" kata Yen Mo membohongi Lily.
Tentu saja Lily langsung membuka matanya seraya mengusap bibirnya.
Yen Mo cekikikan menahan tawa. Mendengar kekehan Yen Mo mata Lily langsung memelototi Yen Mo yang tak hentinya menahan tawa sampai perutnya sakit dan diujung matanya keluar air mata.
Lily cemberut dan melipat kedua tangannya di depan dada, dan karena posisi Yen Mo berdiri di dekat kaki Lily yang jelunjur kedepan, Lily pun mengambil ancang-ancang untuk menendang kaki Yen Mo.
Bugk.
"Akhh," ringis Yen Mo seraya terduduk untuk memegangi kakinya yang sakit.
Lily yang sehabis menendang kaki Yen Mo segera pergi dari tempat itu.
"Lily," teriak Yen Mo, yang menjadi pusat perhatian orang-orang disitu. Merasa menjadi pusat perhatian Yen Mo langsung berdiri dan kembali menampilkan wajah datarnya dan pergi dari tempat itu.
Sedangkan Min Jung pergi mengikuti Lily.
"Huh huh huh, capeknya," kata Lily menyanggah tubuhnya dengan tangan kanan yang berpegang pada pohon.
"Mudahan kak Mo tidak mengejarku sampai sini," kata Lily melihat kebelakang dan kemudian berbalik kearah depan dan dia baru sadar bahwa dia sudah masuk hutan terlalu dalam.
Lily yang pelupa soal jalan tiba-tiba hatinya jadi gelisah.
"Aduh bagaimana ini, aku tak ingat jalan kembali," kata Lily gelisah.
Lily berjalan kearah asalnya yaitu berbalik, dia terus berjalan, lama berjalan tapi tak menemukan jalan keluar hutan dan hari mulai gelap dia pasrah dan terduduk disebuah akar pohon yang sangat besar, kira-kira umur pohon itu sudah ribuan atau ratusan tahun.
Terdengar sebuah suara dari balik pohon tersebut. Lily coba untuk memeriksanya semakin dekat suara itu makin jelas dan saat Lily sudah berada di belakang pohon itu yang ia lihat hanya semak belukar yang anehnya bisa tumbuh di antara akar-akar pohon besar itu. Karena penasaran Lily mencoba menyibak semak dan tiba-tiba ada yang menarik tangan Lily, karena terkejut Lily memejamkan matanya, merasa tak terjadi apapun Lily membuka matanya dan nampaklah sebuah pemandangan yang luar biasa Indah dan menakjubkan. Karena terkagum-kagum dengan pemandangan yang dilihatnya, dia tidak sadar bahwa ada seseorang yang sudah berdiri disampingnya. Suara deheman seseorang itu .menyadarkan Lily. Dia tersentak dan tanpa sadar mundur beberapa langkah kebelakang.
"S..siapa kau," tanya Lily was was.
Seseorang itu sosok kakek tua yang memiliki rambut panjang putih dan jenggot putih sepanjang bahu.
"Hahahaha, kau ingin tahu aku gadis muda, maka ikutilah aku," kata kakek tua dengan tawa yang bergema diudara seraya berjalan menjauh pergi.
Lily ragu untuk mengikutinya.
"Jika kau tak mengikutiku, kau tak akan bisa pulang," kata kakek tanpa berbalik.
"Pulang," gumam Lily.
Dengan terpaksa dia mengikuti kakek tua itu.
Lily terkagum dengan pemandangan lain yang berada di depan matanya.
"Kau ingin pulangkan" kata kakek tua dengan wajah serius.
"Pulang?" beo Lily bingung. Dia masih tidak fokus dan masih menikmati pemandangan.
"Pulang keduniamu," kata kakek tua yang membuat Lily fokus sepenuhnya.
"B...bagaimana anda bisa tahu, kalau saya bukan dari dunia ini," kata Lily terbata bata.
"Sebelum aku menjawabnya, perkenalkan kakek ini bernama Lu Feng, kau bisa memanggilku kakek Lu dan bagaimana aku bisa tahu yaitu dari aura yang ada pada dirimu" jelas Kakek Lu.
KALI INI LEBIH PANJANG CERITANYA DAN JANGAN LUPA KASIH LIKE, COMMENTA, AND VOTE UNTUK CERITA INI.
Happy Reading
Next...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
ARA
teng tong...saat-saat rasa penasaran makin greget
2022-04-22
0
Mis Nia
kalo Lily pulang ke dunia nya ..
terus gimana ceritanya.... Thoor.
2022-03-03
1
Salma Cheng
klo kembali kedunia lili artinya berpisah ma Jendral Mo ,,, jangan sampe thoor
2021-10-12
2