Sebelum sampai di kekaisaran Qin, mereka mampir ke sebuah tempat makan untuk sekedar mengisi perut mereka yang berdemo ria, karena mereka belum makan setelah sampai di zaman ini dan untuk putri karena kejadian perampokan itu dia tidak bisa makan. Mereka mengedarkan pandangan mereka untuk mencari tempat duduk yang kosong.
-------------------------------------------
Saat mereka mencari Puteri Mei Lin bersuara.
"Itu disana ada tempat duduk kosong, mari kita kesana," ajak Putri Mei Lin menunjuk meja dengan 4 kursi kosong.
Mereka duduk dan Yen Mo memanggil pelayan untuk memesan makanan, setelah selesai tidak beberapa lama pesanan mereka datang. Di sela makan mereka Putri Mei Lin baru teringat bahwa dia tidak tahu nama dari gadis yang bersama Jendral Mo, dia berdehem karena mendengar itu Yen Mo dan Lily menatap ke arah Putri Mei Lin serempak.
"Ekhmm...namamu siapa?" tanya Putri Mei Lin malu-malu.
Sebelum merespon pertanyaan Putri Mei Lin, Lily menelan makanan yang ada dimulutnya, setelah itu menjawab.
"Nama ku Lilyana, kamu bisa memanggilku Lily," jawab Lily.
Keheningan melanda antara mereka bertiga dan dengan pikiran masing-masing.
Selesai makan mereka kembali berangkat menuju ke kaisaran Qin. Mereka memilih menyewa sebuah kereta untuk pergi dan sedangkan Jenderal Mo dibelikan kuda oleh Putri Mei Lin. Sekitar 3 jam menempuh perjalanan mereka sampai di gerbang ke kaisaran. Awalnya penjaga menjegah masuk karena mereka penjaga baru dan tak pernal melihat Jenderal Mo selama 3 bulan, setelah lama menunggu Putri Mei Lin bingung dan mengeluarkan kepalanya dari jendela kereta.
"Penjaga cepat buka gerbangnya," kesal Putri Mei Lin.
Penjaga dengan cepat membuka gerbang dan mempersilahkan kereta masuk. Sesampainya di depan sebuah paviliun bergaya kuno, yang di depannya ada 2 orang penjaga yang berjaga di depan pintu.
Putri Mei Lin langsung menuju kedepan pintu tersebut, dan kedua penjaga itu menunduk hormat.
"Cepat beritahu yang mulia putra mahkota, aku datang," ucap Putri Mei Lin.
"Putri Mei Lin meminta izin memasuki ruangan," ucap penjaga lantang.
Putri Mei Lin pun masuk kedalam ruangan diikuti oleh Jenderal Mo dan Lily. Terlihat sesosok pemuda yang duduk dikursi samping jendela sambil membaca sebuah buku, si pemuda masih belum menyadari kedatangan dua sosok di belakang putri Mei Lin, setelah putri Mei Lin memanggilnya.
"Kaka, apakah kau tak ingin melihat keadaanku yang kacau balau ini," ucap Putri Mei Lin manja sambil berjalan ke arah putra mahkota.
Putra mahkota mendongakkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke arah suara. Alangkah terkejut dan bahagianya dia ketika pandangannya mengarah kepada Jenderal Mo dan berjalan ke arah Jenderal mo dam tidak menghiraukan Putri Mei Lin. Kesal Putri Mei Lin hanya mendengus kesal dan menuju arah putra mahkota dan Jenderal Mo berdiri.
"Jenderal Mo apakah ini benar-benar kamu, ini nyatakan," Putra mahkota berdiri dan menghampiri Jederal Mo seraya memeluknya.
"kemana saja kamu selam ini, aku sampai putus asa mencarimu," tanya Putra Mahkota lagi sambil Putra Mahkota mempersilahkan Jenderal Mo duduk seraya menceritakan kejadiannya alhasil Putra Mahkota tidak menyadari kehadiran orang lain di sebelah Jenderal Mo.
++
Sebelum sampai di kekaisaran, Lily menyarankan kepada Yen Mo agar tidak memberitahukan tentang kejadian dia berpindah di mensi atau zaman saat dia tidak ditemukan.
"Yen Mo, lebih baik kamu jangan katakan yang sebenarnya terjadi karena jika kau mengatakan yang sebenarnya, kamu akan di anggap menghayal dan lebih parahnya kamu bisa di anggap orang gila," saran Lily kepada Yen Mo datar.
"Apakah menurutmu begitu, baiklah jika begitu," kata Yen Mo setuju.
*flashback off*
Kembali ke pavilium Putra Mahkota.
Karena merasa tidak di hiraukan Lily pun berjalan kearah jendela dekat tempat Putra Mahkota duduk tadi. Dia melihat pemandangan dari jendela dan membuatnya kagum dengan pemandangan di depan matanya.
"Wuahhhh... Indahnya," kagum Lily. "Udaranya juga menyegarkan sangat berbeda dengan zamanku yang dimana disana banyak polusi,"
Kembali kepada 3 orang yang duduk.
Setelah selesai pembicaraan antara dua orang yang sudah lama tak bertemu, dan seorang gadis yang di acuhkan, seseorang dari ketiganya yaitu Putra Mahkota yang baru menyadari ada sesosok gadis yang berdiri di samping jendela seketika bertanya heran.
"Siapa dia, apakah dari tadi dia sudah ada disini," menunjuk arah Lily berdiri.
Seketika pandangan yang ditanya menoleh kearah yang di tunjuk putra mahkota, tersadar akan seseorang yang berdiri disamping jendela Jenderal Mo berkata.
"Aahhh...dia orang yang menolong hamba, Putra Mahkota," Jawab Jenderal Mo dan memanggil Lily. "Lily, kemari," lambai tangan Jenderal Mo.
Lily yang namanya di panggil menolehkan kepalanya dan dengan santai berjalan kearah yang memanggilnya dengan tangan dibelakang saling bertautan.
"Ada apa sudah sadar ya... telah mengacuhkanku," ucap Lily kesal.
"Maaf, maaf, kamu kan tahu kamu sudah lama tidak bertemu," senyum manja Jenderal Mo memandang Lily.
Dipandang dengan wajah seperti itu Lily pun tertawa nyaring. Karena terlalu nyaring Jederal Mo langsung menutup mulut kecil Lily dengan telapak tangan kanannya dan meminta maaf kepada Putra Mahkota dan Putri Mei Lin.
Dan untuk Putra Mahkota dan Putri Mei Lin kaget, mematung dengan adegan didepan mereka. Pasalnya mereka tahu bahwa Jederal Mo yang mereka kenal jarang tersenyum apalagi tersenyum manja begitu dan juga dia anti perempuan, keduanya melongo.
"Apakah ini benar Jederal Mo yang terkenal dingin dan anti perempuan," ucap batin mereka barengan.
Sadar dengan permintaan maaf Jenderal Mo, Putra Mahkota dan Putri Mei Lin tersadar.
"Ahhh, tidak apa, siapa nama mu?" tanya Putra Mahkota kepada Lily.
"Namaku Lily," Jawab Lily singkat dan datar.
"Cepat sekali sikapnya berubah," batin Putra Mahkota. "Ohhh, benarkah, terimakasih sudah menolong Jederal kekaisaran ini," kata Putra Mahkota.
"Tidak masalah," jawab Lily datar.
Melihat itu Yen Mo menggelengkan kepala, pasalnya dia tahu sifat Lily ini, jika bertemu orang baru dia akan bersikap acuh, datar dan dingin, dan dengan orang yang sudah dekat dengannya, sifat aslinya akan terlihat.
"Dimana kamu tinggal?" tanya Putra Mahkota lagi.
"Maaf Putra Mahkota, dia akan tinggal bersama hamba, karena saya akan mengangkatnya sebagai adik hamba Yang Mulia" Hawab Jederal Mo.
"Ohhh, benarkah, kalau begitu baiklah," kata Putra Mahkota.
"Kami pamit undur diri yang mulia," pamit Jederal Mo. Sedangkan Lily hanya acuh tanpa memberi salam.
Setelah semua pembicaraan selesai merekapun kembali ke tempat masing-masing dan Lily mengikuti Yen Mo.
Hi hi.... jangan sampai bosan mengikutin ceritaku ya, chapter yang akan datang ceritanya akan lebih seru lagi lohhh.
Jangan lupa like, komen dan vote ya... 😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Dewi
kenapa gk jdi istri aja c
2022-07-16
0
Reyshia Ratu
ikutin ulu aja deh alur ceritany
2022-05-25
0
Darmi Ati
lanjut
2022-05-24
0